Di sebuah gedung pertemuan hotel berbintang di Surabaya, terdengar suara sorak yang meriah dengan musik yang dapat membakar semangat semua orang. Tak lama kemudian, keluarlah seorang laki-laki dari belakang menuju panggung dan pandangan terpusat padanya. Semua orang yang ada dalam ruangan berdiri dan menyambut dengan terkagum-kagum melihat ke arahnya. Siapa yang tidak kagum dengan sosok seorang laki-laki gagah, tinggi, tampan, berwibawa, dan pengusaha muda yang sukses seperti dia. Semua cewek muda menjerit memanggil namanya, bahkan terdapat orangtua yang mau menjadikan mantu, tapi sayangnya laki-laki tersebut sudah mempunyai pendamping hidup. Beberapa menit kemudian, volume musik mulai dikecilkan.
Setelah lelaki tersebut sampai di atas panggung, ia memberi salam dan menyapa kepada semua orang yang ada dalam ruangan tersebut. Kemudian semua orang di hadapannya duduk di tempat yang sudah disediakan. Lelaki tersebut melanjutkan dengan memperkenalkan dirinya, “Ya, meskipun ruangan ini ber-AC, tapi kok terasa panas sekali ya di sini, ternyata semangat orang Surabaya bisa mengalahkan dinginnya AC di ruangan ini, luarrrr biasa semangat anda, bapak ibu!! kalau bapak dan ibu sudah semangat seperti ini, apalagi saya. Sebelum saya memulai, perkenalkan nama saya Rizky Kanata, saya dari Bandung,” ucapnya.
Dan diteruskan dengan ia mengatakan, “Di sini dan di hari ini saya akan sharing kepada anda, bapak ibu,” Pak Rizky Kanata menceritakan bagaimana latar belakang dan perjalanan hidupnya, sehingga ia menjadi sukses seperti sekarang ini. Ia memulai dengan cerita masa kecilnya. Dia dilahirkan di kota Makasar, dari keluarga orang kaya dan kehidupannya pun berkecukupan. Mulai dari SD sampai SMP, ia termasuk siswa yang berprestasi. Dan saat ia mulai menginjak ke bangku SMA, orangtuanya mengizinkan Pak Rizky untuk sekolah di Bandung. Pak Rizky sangat senang dengan kabar tersebut, “Kesempatan sekali ini, saya bisa sekolah di Bandung, kota yang saya impikan selama ini, kota yang dingin dan saya bisa bolos sekolah tanpa orangtua saya tahu, hahaha.” katanya sambil bercanda sedikit.
Semua orang pun juga tertawa dengan tuturnya barusan. Ternyata Pak Rizky yang sekarang seperti ini pun juga pernah berpikir seperti itu. Saat Pak Rizky sekolah di Bandung, ia juga sekolah di salah satu SMA favorit di Bandung. Dan di sana ia tinggal di kos. Seperti pada umumnya, saat awal-awal sekolah, ia masih beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Prestasinya pun masih tergolong sepuluh besar dengan teman sekelasnya, karena siswa di sana pun tergolong siswa yang pintar-pintar.
Setelah naik kelas, ia berada di kelas IPA. Dan saat itu juga, ia mulai melirik salah satu cewek di sekolah tersebut. Ia sering memperhatikan cewek tersebut, tetapi dia tidak tahu siapa namanya. Kemudian ia bertanya kepada temannya siapa nama cewek tersebut, dan teman sepermainan gaplek di sekolahnya menjawab. Temannya juga menantang Pak Rizky untuk berkenalan dengan si cewek. Pak Rizky pun tidak mau malu karena menolak tantangannya. Karena kelas mereka berjauhan, Pak Rizky berada di atas dan si cewek berada di bawah, jadi mereka jarang ketemu.
“Kriiiing.. Kriiiiing,” suara bel istirahat berbunyi, semua siswa ke luar. Saat Pak Rizky mau ke tempat biasanya ia nongkrong, yaitu tempat ia main gaplek bersama temannya, ia bertemu dengan cewek yang selama ini ia kagumi. Pak Rizky memulai untuk membuka mulut dan berkenalan dengannya. Cewek yang selama ini ia kagumi bernama Aisyah. Mereka pun akhirnya berteman. Pak Rizky sangat senang dengan pertemanannya bersama Aisyah. Kemudian, saat bel pulang sekolah datang ia mengantar Aisyah ke depan sekolah untuk menunggu angkutan. Sambil menunggu, Pak Rizky bertanya-tanya kepada Aisyah untuk menambah kedekatannya. Setelah beberapa menit, angkutan datang dan Aisyah masuk sambil mengucapkan terima kasih pada Pak Rizky karena sudah mengantar dan menemaninya.
Dengan seiring waktu berjalan, seminggu tak terasa Pak Rizky berteman dengan Aisyah. Setiap pulang sekolah Pak Rizky selalu menemani Aisyah ke depan sekolah sampai naik angkutan. Dan pada saat pertemanan mereka berjalan sekitar seminggu, Pak Rizky meminta waktu pada Aisyah untuk mengatakan suatu hal, Aisyah pun memberikan waktu sedikit. Sambil menunggu angkutan, Pak Rizky berkata dengan gugup, “Ai..syah” dan Aisyah menjawab, “Iya, mau ngomong apa kamu?” dilanjutkan Pak Rizky bertanya penuh dengan deg-degan. “Hmm, mau gak kamu jadi pacarku?” Aisyah menjawab, “Hmm, maaf ya, lebih baik kita berteman aja dulu,” Penolakan tersebut membuat Pak Rizky menjadi galau.
Hari esoknya, dia menceritakan kejadian kemarin kepada teman sepermainan gaplek. Semua temannya tertawa terbahak-bahak, salah satu temannya menceletus. “Bagaimana gak ditolak kamu, kenal aja baru seminggu, masa langsung pacaran, hahahaha,” Lalu Pak Rizky melanjutkan bertanya, “Terus bagaimana dong?” Temannya menjawab, “Yaa, kamu dekatin aja dulu, beri perhatian, baru deh kamu tembak, jangan buru-buru laah, santai aja,” Sejenak Pak Rizky merenung dan berkata dalam hati, “Iya juga yaa, kalau aku mau sukses, berarti aku harus meniru yang lebih dulu sukses, yaa aku coba ajalah saran dari anak ini, anak yang banyak ceweknya di sana-sini hahaha,” Setelah bercerita, akhirnya mereka melanjutkan permainan sehari-hari mereka yaitu main gaplek.
Di saat kelas 2 SMA, Pak Rizky mulai membolos dan prestasinya mulai menurun. Ia selalu nongkrong di tempat ia main gaplek, sampai-sampai ia dapat julukan sebagai penunggu gaplek. Bagaimana tidak, pagi, siang, sampai pulang pun selalu ada dia di tempat tersebut. Bahkan pagi-pagi ia sudah berada di tempat itu. Di sebuah ruangan hotel berbintang tersebut ia mengatakan, “Ya! sampai-sampai saya diberi julukan sama temen saya sebagai pununggu gaplek, bapak ibu. Ya.. itu sekilas masa-masa nakal saya saat SMA saya bapak, ibu,” sambil sedikit tertawa.
Setelah berhari-hari, berbulan-bulan, akhirnya Pak Rizky naik ke kelas 3 SMA. Meskipun di kelas 2 ia sering membolos dan prestasinya menurun, tetap Pak Rizky memiliki prinsip untuk tujuannya yaitu ia harus bisa masuk ke universitas pilihannya, ITB. Karena ia tahu, di Bandung dia disekolahkan untuk belajar bukan untuk main-main. Dia mulai tidak bermain gaplek dan tidak membolos. Temannya pun menanyakan keberadaannya yang tidak pernah bermain gaplek. Sekarang, Pak Rizky mulai belajar keras untuk meningkatkan prestasinya kembali.
Dan sekitar satu tahun Pak Rizky berteman dengan Aisyah, ia mulai mencoba lagi untuk menembak Aisyah dan diterima olehnya. Ia juga mengatakan kepada bapak ibu di ruangan tersebut, “Jadi bapak ibu, kalau kita mau sukses, kita coba, coba, dan terus mencoba bapak ibu. Seperti pepatah bapak ibu, kegagalan adalah awal keberhasilan, dan saya sudah berhasil berpacaran dengan Aisyah bapak ibu. Sekarang anda, jika anda mau berhasil di bisnis ini, jangan berhenti bapak ibu, terus mencoba dan belajar dari kesalahan,”
Setelah berbulan-bulan kelas 3 SMA, tak terasa ujian nasional telah tiba. Saat itu prestasi Pak Rizky tinggi dan lulus bersama teman-temannya. Kemudian, Pak Rizky mulai mendaftar di ITB jurusan elektro dan diterima. Kuliah Pak Rizky pada saat semester 1 dan 2 berjalan dengan lancar dan santai. Suatu hari salah satu teman kuliah Pak Rizky menghubunginya. “Hallo Ky, kamu ada di kos gak?” dijawab oleh Pak Rizky, “Oh iya, aku ada di kos, ada apa ya?” Temannya juga menjawab, “Boleh gak nanti aku main ke kosmu Ky?” “Boleh kok boleh,” jawab Pak Rizky. Pak Rizky merenung dan berkata dalam hati. “Tumben sekali ya dia main ke kosku, biasanya kan aku yang main ke kosnya buat pinjem buku.”
Sore harinya teman Pak Rizky datang ke kosnya dan dipersilahkan masuk oleh Pak Rizky. Ia membuka tasnya dan mengeluarkan beberapa brosur. Dalam benak Pak Rizky berkata, “Kenapa ini anak ngeluarin brosur-brosur ginian, tumben amat, biasanya aja yang dikeluarkan buku-buku tebal,” sambil penasaran, akhirnya ia bertanya kepada temannya.”Brosur apa itu?” Temannya menjawab dengan semangat, “Nah gini Ky, kamu harus mengerti nih bisnis ini, bagus banget Ky, prospek ke depannya sangat bagus Ky, kamu harus ikut deh pokoknya!” Setelah temannya menjelaskan marketing dan lain sebagainya tentang bisnis tersebut, Pak Rizky mau gabung dan yakin untuk sukses di bisnis tersebut.
Meskipun hidup Pak Rizky sudah berkecukupan karena orangtuanya juga pengusaha yang memiliki tiga perusahaan besar, namun dia tidak menggantungkan hidupnya dari harta orangtuannya. Pak Rizky berpikir bahwa ia ingin sukses dan membuktikan kepada orangtuanya jika ia dapat melakukan sendiri. Dengan begitu Pak Rizky sangat yakin dengan mengikuti bisnis yang ditawarkan temannya. Ia sangat bersemangat dengan impiannya.
Pak Rizky mulai mengikuti proses bisnis tersebut, mulai dari pertemuan-pertemuan kecil sampai yang besar. Bisnis yang diikuti, merupakan bisnis IBO (Independent Businiss Owner). Meskipun, banyak orang yang tidak percaya dengan bisnis ini, dan pada waktu itu di Indonesia tergolong masih sedikit yang mengikuti. Namun Pak Rizky berani mengambil keputusan untuk mengikutinya, karena ia tahu penghargaan dan sertifikat yang merupakan pengakuan dari seluruh dunia bahwa bisnis tersebut memiliki sistem marketing dan produk yang dijual halal. Tidak hanya penghargaan tersebut, tetapi banyak penghargaan lain dari negara-negara di dunia yang dapat sebagai bukti bahwa bisnis tersebut jelas dan halal seperti MUI, WHO, APLI, Top 500 Asia Brand, Asia Pasific Intrepreneural Leaders, dan lain sebagainya.
Pak Rizky mulai belajar kepada uplinenya yaitu temannya tadi dan mulai mengambil action. Ia mulai menawarkan bisnis tersebut kepada teman kuliannya. Dan produk yang dijual di bisnis ini merupakan makanan kesehatan alami dari China. Jadi Pak Rizky, juga menawarakan dan memberitahu kepada temannya yang sakit atau memiliki keluarga yang sedang sakit untuk membeli produknya. Tidak hanya kepada orang-orang yang sakit, namun ia juga menawarkan kepada orang yang sehat untuk menjaga dan mencegah penyakit datang, sebab produk ini merupakan makanan kesehatan atau suplement yang dapat dikonsumsi oleh siapa pun dengan aturan.
Setelah beberapa minggu, akhirnya Pak Rizky mulai mendapat downline yang mana mereka percaya dengannya dan mengikuti bisnis tersebut. Tidak itu saja, ia juga bisa menjual produknya dan orang yang mengkonsumsi sembuh dari penyakitnya melalui produk tersebut. Tidak sedikit yang mengatakan bahwa setelah mengkonsumsi produk tersebut, tubuh mereka lebih sehat. Namun perjalanan bisnis Pak Rizky tidak sampai segitu saja, ia mulai mendapat downline yang lebih banyak dan ia sebagai leader mereka, Pak Rizky terus memberi motivasi, pembelajaran, sampai membantu mereka.
Meskipun dalam dua bulan bisnis Pak Rizky mulai berkembang, namun dalam usaha selalu ada rintangan. Dalam perjalanan bisnisnya ia sering kali mendapat ejekan, caci maki hingga tidak dipercaya oleh orang. Saat itu, downline-downline Pak Rizky juga mulai ada yang tidak mengikuti lagi. Akhirnya Pak Rizky mulai jatuh dengan keadaan tersebut. Semangatnya mulai pudar untuk menjalankan bisnisnya.
Tetapi upline Pak Rizky selalu memberi semangat lagi di saat Pak Rizky jatuh. Kemudian Pak Rizky bangkit dan berkerja dua sampai sepuluh kali dari sebelumnya. Dan hasilnya juga memuaskan. Pak Rizky mulai mengembangkan di luar Kota, yaitu di Jakarta. Ia tak peduli berapa jauh jarak yang ditempuh setiap hari dengan mobilnya. Pak Rizky sering pulang sampai larut malam, sebab saat pagi ia kuliah dan sepulang kuliah ia pergi ke Jakarta untuk mengembangkan jaringan bisnisnya di sana. Sampai-sampai ia pulang ke kos sangat hati-hati membuka pintu kamarnya, karena ia takut mengganggu temannya yang sedang tidur. Terkadang, ia juga hanya memasak mie instan jika sesampai di kos sangat lapar.
Sering sekali saat perjalanan pulang dari Jakarta, Pak Rizky tidur di dalam mobilnya, sebab ia sudah tidak kuat lagi menyetir karena sangat capai. Dan begitu seterusnya ia lakukan. Pak Rizky sangat kerja keras untuk mengembangkan bisnisnya menjadi lebih besar. Keadaan ini membuat kuliah Pak Rizky menjadi berantakan. Betapa tidak, sepulang kuliah, sampai larut malam ia menjalankan bisnisnya tiap hari. Sampai di kuliah sering kali dosennya membangunkan Pak Rizky yang sedang ketiduran. Hal ini berakibat pada nilai IP-nya. Nilai Pak Rizky menjadi turun drastis.
Mendengar berita tersebut, orangtua Pak Rizky marah besar. Dan di saat ia mengetahui Pak Rizky mengikuti bisnis, orangtuannya tambah marah besar, karena ia berpikir bisnis tersebut yang mengakibatkan kuliah anaknya berantakan. Sampai-sampai papanya mengatakan di telepon, “Kalau kamu mau mobil BMW saja, besok Papa bisa belikan. Tidak usahlah kamu ikut-ikutan bisnis-binis yang gak jelas seperti itu,” Pak Rizky meminta maaf dan memberi pengertian kepada orangtuanya bahwa bisnis yang ia ikuti merupakan bisnis luar biasa. Namun papanya tidak peduli dengan penjelasan yang diberikan oleh anaknya.
Pak Rizky bukanlah tipe orang yang mudah berputus asa karena omongan orang, ia terus menjalankan bisnisnya yang berkembang pesat sampai ke luar kota. Bukan maksud Pak Rizky untuk tidak menuruti dan durhaka kepada orangtuanya. Namun ia sudah berkomitmen dan yakin untuk sukses di bisnis ini. Oleh karena itu, Pak Rizky tetap dengan keputusannya untuk menjalankan bisnis tersebut dan membuktikan kepada orangtuanya bahwa ia juga bisa sukses.
Hingga pada saat waktu wisuda akan datang, Pak Rizky sudah di puncak kesuksesan yang ia tunggu-tunggu. Ia mendapatkan BMW-nya dan yang sangat penting adalah penghargaannya. Terasa perjuangan yang ia jalankan selama ini sudah terbayarkan dengan penghargaan luar biasa dan freedom yang ia impikan. Kesuksesan Pak Rizky membuat orangtuanya sangat bangga padannya. Akhirnya, hubungan silaturahmi antara Pak Rizky dengan orangtuanya kembali baik.
Pak Rizky sangat bahagia dengan kehidupannya sekarang. Kekasihnya yang ia kagumi saat SMA dulu yaitu Aisyah, sekarang sudah menjadi istrinya. Pak Rizky tinggal bersama istri dan dua anaknya. Ia sangat bersyukur karena sudah punya keluarga kecil yang dapat ia bahagiakan seperti sekarang ini. Ia dapat bermain dengan keluarganya kapan pun ia mau. Pak Rizky bersama keluarganya sering pergi ke luar negeri tiga sampai empat kali dalam setahun melalui bisnisnya. Ia juga sangat bersyukur karena dapat beribadah dengan lebih tenang.
Pak Rizky sudah bangga dengan penghasilannya yang kurang lebih 100 juta per bulan, meskipun jauh lebih kecil dari orangtuannya. Dan sekarang Pak Rizky sudah mendapatkan semua reward yang ada di bisnisnya. Waktu pekerjaannya pun dapat ia pilih sesuai yang ia sukai. Ia juga sudah menjadi pembicara untuk memotivasi downline-downlinenya yang membeludak hingga ke luar negeri.
Di akhir ceritanya Pak Rizky mengatakan, “Sampai-sampai ijazah S1 saya diambil oleh istri saya, bapak ibu. Memang saya sengaja untuk menyuruh istri saya,” Dan ia menutup acara dengan mengatakan, “Ya bapak ibu, jika anda ingin suksek di bisnis ini, ambillah keputusan yang tepat dan jalankan bisnis ini dengan sungguh-sungguh, bapak ibu. Maaf jika terdapat salah kata, Salam sukses, selamat sore, wassalamualaikum warohmatullahiwabarokatuh.” Semua orang memberi tepuk tangan kepada Pak Rizky dan di saat Pak Rizky turun dari panggung, ia disambut dengan hangat oleh rekan-rekan bisnisnnya.
Cerpen Karangan: Sari Fia Ningsih Facebook: Rere