Siang itu, Rina sedang berjalan sambil melihat bangunan perpustakaan sekolahnya yang belum jadi. Ia sangat mengharapkan perpustakaan sekolahnya itu segera dibuka agar ia dapat membaca banyak buku di sana. Rina memanglah anak yang suka membaca. Jelas saja, menjadi peringkat satu di kelas adalah kalimat yang tak asing lagi baginya. Walau begitu ia tidak pernah sombong. Bahkan ia suka menolong teman-temannya yang kurang paham terhadap suatu pelajaran. Karena perpustakaan sekolahnya itu masih belum jadi, dengan hati yang agak kecewa ia pulang ke rumahnya dengan berjalan kaki. Rumahnya tidak jauh dari sekolahnya.
Rina juga terlahir dari anak yang sederhana dan berkecukupan namun semangatnya untuk sekolah sangat luar biasa. Sesampainya ia di rumah, ia berganti pakaian lalu makan. Setelah itu, seperti hari-hari biasanya ia tidur siang hingga jam 5 sore. Setelah ia bangun, ia segera mandi dan segera duduk di meja belajar kesayangannya hasil buatan tangannya sendiri. Walau tak ada ulangan di sekolah, ia tetap belajar dan mengulang-ulang pelajaran yang tadi baru dipelajari di sekolah.
Ketika ia sedang belajar, ia berpikir bahwa ia akan membuat perpustakaan sendiri. Lagi pula, buku yang dimiliki Rina cukup banyak. Sayang juga kalau tidak dimanfaatkan. Sekarang, ia bertekad untuk membuat perpustakaannya sendiri. Ia mencoba membuat perpustakaannya dengan beberapa barang bekas. Ia mulai mencari ruang kosong sebagai perpustakaannya. Akhirnya, ia menemukan satu ruangan di sudut rumahnya sedang tak terpakai. Ia pun langsung merapikan ruangan tersebut. Ia menyulap kardus-kardus bekas menjadi rak buku.
Ia melapisi rak bukunya itu dengan kertas bergambar agar menambah kecantikan rak buku tersebut. Selanjutnya, ia menata buku yang dimilikinya. Ia pisahkan buku menjadi beberapa kategori seperti: buku cerita anak, buku dongeng, buku pengetahuan, buku pelajaran, dan lain-lain. Ia menyapu dan mengepel lantainya dan menyusun karpet yang tak terpakai di gudang. Ia juga menyusun buku peminjaman di atas meja yang sudah disiapkan dengan tujuan untuk data para pengunjung. Tahukah kamu apa bahan-bahan yang dipakai Rina untuk membuat perpustakaannya tadi? Ia menggunakan barang bekas untuk membuat perpusatakaannya tadi.
Jadi, ia tidak perlu keluar uang untuk membeli rak buku dan sebagainya karena ia dapat membuatnya sendiri. Rencananya, perpustakaannya akan dibuka besok siang setelah ia pulang sekolah. Satu kali meminjam buku, diharapkan kepada para pengunjung untuk membayar 500,- rupiah saja. Murah kan? dengan hasil uang perpustakaannya itu, ia akan menggunakan uangnya itu untuk memperbaiki rumahnya. Hari sudah semakin malam. Rina segera makan malam lalu bergegas tidur agar tidak terlambat bangun esok pagi. Keesokan harinya, ia pergi ke sekolah dengan perasaan senang.
Perpustakaannya telah jadi dan ia akan memberi tahu semua temannya dengan harapan agar temannya dapat berkunjung ke perpustakaan miliknya. Ia sangat tidak sabar untuk memberitahu teman-temannya terutama sahabatnya. Setelah ia sampai di sekolah, ia memberitahu teman dekatnya atau yang lebih tepatnya sahabatnya terlebih dahulu. Raisa adalah nama sahabat Rina. Rumah Raisa dekat sekali dengan rumah Rina. Jadi apa salahnya jika Raisa berkunjung ke rumah sahabatnya sendiri apalagi itu bertujuan agar dirinya dapat lebih rajin lagi membaca buku ilmu pengetahuan.
Setelah itu, Rina memberitahu teman sekelasnya. Teman-temannya sangat setuju dengan kegiatan itu dan penasaran sekali dengan perpustakaan Rina. Mereka ingin sekali melihat, membaca, sekaligus belajar bersama di perpustakaan Rina. Ketika pulang sekolah, teman-teman Rina meminta izin kepada orangtua mereka masing-masing agar mereka dapat pergi ke perpustakaan Rina yang membuat mereka sangat penasaran. Orangtua mereka sangat setuju dengan kegiatan itu bahkan lebih dari setuju. Selain biaya yang murah, anak mereka dapat belajar dengan buku yang dipinjamnya tanpa harus pergi ke toko buku dan mengeluarkan uang yang cukup banyak.
Karena murah, segera saja anak-anak berbondong-bondong pergi ke rumah Rina setelah mendapat izin dari orangtua mereka masing-masing. Dengan tertib, mereka masuk ke perpustakaan milik Rina dan berbaris untuk mengisi data pengunjung. Setelah itu, mereka mengambil buku pelajaran untuk dipelajari. Hari ini perpustakaan sangat ramai. Karena terlalu banyak, ruangan perpustakaan pun tak cukup menampung banyaknya pengunjung yang datang. Para pengunjung yang tidak kebagian tempat di ruang perpustakaan Rina, dialihkan ke kamar Rina. Para pengunjung tak keberatan dan tak kecewa karena Rina selalu melayani semua pengunjung dengan baik tanpa mengeluh satu patah kata pun.
Hari semakin malam, perpustakaan segera ditutup. Para pengunjung sudah puas bahkan lebih dari puas. Mereka berharap agar mereka lebih sering lagi mengunjungi perpustakaan Rina. Ibu Rina sangat bangga pada anak kesayangannya itu karena Rina dapat mencari uang dengan hal yang positif. Setelah perpustakaan tutup, Rina melihat hasil peminjaman buku hari ini. Ketika dihitung jumlahnya, ada 50,000,- rupiah di dalam tabungannya sebagai hasil peminjaman buku perpustakaannya. Lumayan, uang itu dapat ditabung untuk memperbaiki rumahnya yang sudah rusak namun belum ada biaya untuk memperbaiki rumahnya.
Sekarang, jumlah tabungannya sudah ada 350.000,- rupiah. Hari sudah semakin malam. Lagi pula, besok Rina juga harus bangun pagi agar tidak terlambat datang ke sekolah. Karena cape, ia pun tertidur lelap di kamarnya. Pagi harinya, setelah Rina sampai di sekolah, banyak anak sekolahannya yang membicarakan Rina tentang perpustakaannya yang baru saja ia buka. Bahkan, mereka menyebarkan berita bahwa Rina memiliki perpusatakaan yang indah dan rapi. Segera saja anak-anak dari kelas lain menanggapi berita tersebut.
Setelah pulang sekolah, banyak anak-anak dan pengunjung lainnya ke perpustakaannya bahkan lebih dari yang kemarin. Tetangga-tetangga Rina pun juga berdatangan untuk meminjam buku di perpustakaan Rina. Tidak hanya meminjam buku, banyak juga yang mengembalikkan buku karena sudah selesai dibaca. Karena terlalu banyak pengunjung, lagi-lagi beberapa pengunjung harus dialihkan ke kamar Rina bahkan sampai ke ruang tamu. Namun begitu, mereka tidak pernah kecewa karena Rina selalu melayani mereka dengan baik dan ramah.
Besok adalah hari minggu. Jadi perpustakaan libur. Di saat itu, Rina memutar otak bahwa ia harus membuat tempat lagi yang nyaman untuk membaca dan belajar bila terjadi kelebihan pengunjung. Akhirnya, ia menemukan satu tempat yang bisa dibuat untuk membaca buku dan belajar. Tempat itu adalah halaman yang cukup luas di belakang rumahnya. Segera saja, ia menata karpet sebagai alas. Sebelumnya, ia menyapu halaman tersebut agar tidak kotor. Ia juga memasang beberapa lampu sebagai penerangan. Sekarang, tidak ada lagi pengunjung yang dialihkan ke kamarnya dan ke ruang tamunya lagi.
Semua pembaca yang tidak kebagian tempat akan dialihkan di halaman belakang rumah Rina. Esoknya, pengunjung berbondong-bondong datang ke perpustakaan Rina. Karena kelebihan pengunjung, Rina tidak khawatir lagi. Sekarang ada tempat membaca dan belajar bagi pengunjung yang tidak kebagian tempat di perpustakaan Rina. Dari hari ke hari, perpustakaan Rina makin banyak pengunjungnya. Hasil tabungannya juga banyak. Ia menggunakan sebagian tabungannya itu untuk membeli buku di toko buku murah dekat rumahnya. Ia membeli 15 buku cerita anak, 15 buku ilmu pengetahuan, dan 15 buku soal pelajaran.
Setelah puas memilih-milih buku, ia tinggal membayar bukunya itu di kasir. Setelah selesai berbelanja, ia pulang dan menata kembali buku perpustakaannya sesuai dengan urutannya. Sisa uangnya akan ia gunakan untuk memperbaiki rumahnya. Kini, rumahnya sudah diperbaiki dan tidak rusak lagi. Para pengunjung sejatinya pun tak kenal lelah pergi meminjam buku dan mengembalikkan buku di perpustakaan Rina. Orangtua Rina pun sangat bangga dengan anak semata wayangnya itu karena dapat membantu mereka mencari nafkah.
Cerpen Karangan: Nur Jasmine Zabrina Facebook: Jasmine Zabrina Yasykur