Seorang gadis manis berjalan menelusuri koridor dengan bertuliskan angka “7”. Hari ini, sudah memasuki hari pertama ujian. Mata pelajaran hari ini adalah IPA, salah satu pelajaran yang menurutnya cukup sulit. Ia melirik dan menoleh kanan kiri. Seketika, ia tersentak melihat gadis berjilbab rapi duduk di sebelahnya. Gadis manis ini pun menyapanya.
“Yanti, nih gue ada foto-foto kisi-kisi ujian IPA, dapet bocoran. Lo mau gak, kalau lo mau, nih gue pinjemin untuk ujian nanti.” Dengan santai, ia berkata kepada gadis cantik yang diketahui bernama Yanti. “Gak usah Putri, aku ingin jujur, biarlah nilaiku rendah. Sesungguhnya, jujur itu tidak bisa diganti dengan nilai.” Yanti menolak dengan halus, matanya berbinar menasihati Putri bagaikan seorang guru.
“Lo yakin, Yan? Gak takut nilai lo rendah. Gue tahu kelemahan lo, yaitu di IPA.” Tampaknya, Putri khawatir akan sahabatnya mendapat nilai rendah, karena jika ada seseorang yang nilainya rendah siap-siap kena marah sama bu Dasti, guru yang terkenal disiplin dan galak. “Tidak apa-apa Putri, lagi pula aku sudah belajar dan nanti kan ada remedial juga.” Yanti tetap menolak, ia mengeluarkan buku untuk dibaca sebelum bu Dasti masuk ke kelas.
Putri diam, dan ia akhirnya berkata lagi, “Kan tidak ada yang tahu Yanti, ayolah gue juga akan menyontek dengan catatan kecil ini.” Putri mengangkat sebuah catatan kecil dan kaca pembesar. “Walaupun Bu Dasti tidak tahu, tapi malaikat dan Allah tahu, mereka akan mengawasi kita. Sebaiknya, kamu juga jangan menyontek Putri nanti kalau ketahuan Bu Dasti juga bagaimana, aku juga takut nanti nilaimu akan dikurangi dan kamu akan dihukum. Lagi pula, kita tidak boleh mengeluarkan HP saat jam pelajaran.” Yanti menceramahi Putri panjang lebar. Putri yang mulai bosan angkat bicara.
“Ceramah jangan di sini dong hehehe, tapi aku akan tetap menyontek. Hmm semoga berhasil Yanti, doaku selalu menyertaimu.” Akhirnya, Putri menyerah dengan ajakannya kepada Yanti. Yanti memang gadis yang imannya kuat. “Huft… iya terserah deh, tapi ingat kejujuran tidak akan bisa diganti dengan nilai. Sekalipun nilaimu 10 dan A+. Tuh Bu Dasti sudah datang.” Yanti berkata sambil tersenyum kepada Putri. Akhirnya, ujian IPA pun dimulai, detik demi detik berlalu, tiba-tiba terdengar suara sangar bu Dasti yang artinya bu Dasti sudah mengamuk!
“Ampun Bu…” Putri memelas kepada bu Dasti. “Nilaimu akan ibu kurangi 2 dan nilai sikapmu akan ibu kurangi 9, ibu tak percaya kamu yang pintar ternyata menyontek. Dan kamu tidak boleh mengikuti pelajaran ibu selama satu bulan. Sekarang keluar!!!” Ibu Dasti mulai mengamuk berteriak secara keras sehingga didengar oleh kelas sebelah. Ia menyita catatan kecil dan kaca pembesar Putri. Tas Putri dilemparnya ke tempat sampah, sehingga marahnya mulai reda.
“Huft… Anak-anak ingat ya kejujuran itu tidak akan pernah bisa diganti dengan nilai. Walaupun nilai kalian rendah, tapi kalian sudah jujur. Ibu bangga sama kalian.” Yanti kaget, mana mungkin ibu Dasti yang garangnya minta ampun, sekarang mendadak baik, lembut, dan malah bangga sama kelas Yanti. Yanti tersenyum, ia tenang jika nilainya rendah ibu Dasti tidak akan marah kepadanya.
“Rio 4,3. Rere 8,4. Winda 6. Putri 4. Yanti 10.”
Begitu bu Dasti menyebutkan nilai ujian IPA di kelas VIIC, sontak saja Yanti kaget. Ia langsung bersujud mengucap Alhamdulillah. Bu Dasti tersenyum, dan ia berkata, “Selamat Nak Yanti nilaimu 10, Ibu bangga padamu nilaimu mengalami kemajuan dari semester lalu. Walau nilaimu dulu rendah, tapi kamu sungguh orang yang jujur. Dan yang lain jangan patah semangat tetap belajar yang giat untuk menggapai cita-cita dan ingat pesan Ibu, janganlah sekali-sekali kalian berbohong, karena kejujuran itu tidak akan pernah bisa diganti dengan nilai.”
Sejak itu, Putri tidak pernah berbohong lagi, karena ia tahu kejujuran tak akan pernah bisa diganti dengan nilai sekalipun nilainya 10.
TAMAT
Cerpen Karangan: Tita Larasati Tjoa Facebook: Tita Larasati Tjoa Assalamualaikum teman-teman, bagaimana ceritanya bagus tidak? Silahkan ketik di kolom komentar. Semoga dapat diambil hikmahnya dalam cerita ini, dan selalu ingat pesan utama yang terdapat dari cerita ini. Mohon maaf jika terdapat salah pengetikan dan kata-kata yang kurang tepat, terima kasih bagi yang sudah membaca cerita ini