Banyak hal yang telah ku lewati… dan sekarang ku tiba di saat ini. Tapi ku sadari aku masih belum banyak mengerti tentang hidup ini. Banyak tanda tanya di hatiku yang mungkin sampai habis usiaku tak kan ku temukan jawabnya. Hidup ini akan sederhana bila kita mengangapnya sederhana, tapi juga hidup ini akan rumit bila kita berpikir atau mengangap rumit. Hidup berjalan tanpa kita tahu apa yang akan terjadi di depan kita, hanya jalani saja.. tapi kedengarannya terlalu sederhana. Mungkin lebih tepatnya jalani dengan iman, karena dengan iman kita tahu apa yang kita tuju dan ada apa di ujung jalan kehidupan ini. Tapi menyenangkan kali ya kalau jalan kehidupan yang tidak kita tahu panjang atau pendek ini kita tidak sendirian tapi bersama orang yang kita cintai.. i hope.. one day..
Sebenarnya cinta itu membawa kesedihan atau kebahagiaan, pertanyaan yang seharusnya tidak perlu ku pikirkan. Tapi mendengar curhat febi tadi membuat pertanyaan itu berkelebat di otakku. Awalnya febi begitu bahagia dengan cintanya, jatuh cinta dengan pria yang keren dan pintar dan ternyata si pria yang bernama hendi itu juga jatuh cinta padanya. Hemm.. kisah yang sederhana tidak rumit (menurutku). Dan dimulailah kisah cinta febi dan hendi raut wajah mereka terlihat bahagia namun seiring berjalan waktu raut wajah bahagia itu mulai terkikis, dan lebih banyak terlihat cemberut.. dingin dan sedih. Pertengkaran-pertengkaran kecil pun mulai terjadi di antara mereka. Ku ngak mengerti mengapa jadi seperti itu, cinta manis berubah menjadi rasa hambar. Apakah semua cinta akan semudah itu berubah. kisah ini menjadi rumit…
Hari ini jean cerita tentang sepupunya yang mengajukan surat cerai pada suaminya. Aku kenal sepupunya itu, namanya rafika. Seperti nama pewangi dan pelembut pakaian ya hehe. Rafika… hmm aku ingat kisah cintanya yang manis. Sewaktu kami masih sama-sama mahasiswa kami sering bertemu karena jean suka ajak rafika ngumpul bareng dengan kami, anaknya manis dan lembut. Rafika suka bercerita tentang kekasih hatinya yang sekarang menjadi suaminya mmm, mudah-mudahan seterusnya menjadi suaminya. Pria yang selalu membuat mata rafika berbinar-binar setiap bercerita tentangnya. Saat pernikahannya aku hadir bersama jean, memang pria itu sangat menawan seperti yang di ceritakan rafika dan mereka terlihat bahagia sekali. Tapi sekarang, cerita tentang pria itu berubah menjadi sosok yang tidak menawan lagi, apakah pria itu yang berubah atau pandangan rafika yang sudah berubah, aku tidak tahu. Pernikahan yang sudah di bina 5 tahun terancam hancur, kemana cinta yang manis yang pernah ada di antara mereka, kemana wajah bahagia yang mereka miliki saat kisah cinta mereka di mulai, semua pudar seperti tulisan di atas kertas yang sudah terkena air. Apakah cinta itu begitu mudah pudar. Kisah ini menyedihkan..
Berdiri di depan sepasang kekasih yang sudah bersama selama 50 tahun. Wow… Aku menatap mereka yang duduk berdampingan di taman kota sore ini. Wajah mereka yang sudah menunjukkan keriput tanda usia yang sudah lanjut dan warna rambut yang sudah berwarna putih menandakan sudah banyak kisah yang mereka jalani. Mereka duduk sambil bergengaman tangan dan terlihat mesra. Aku meminta ijin mereka untuk memotret mereka. mereka mengangguk tanda setuju. Aku langsung bergerak memotret mereka, mereka tersenyum bahagia di bawah sinar surya yang mulai memudar. potret senja yang indah.. Aku bertanya apa yang membuat mereka bisa mempertahankan kisah cinta mereka sampai saat ini. Mereka tersenyum lalu..
“Berusaha untuk menyesuaikan diri dengan pasangan” ucap si kakek
“Mengingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna” tambah si nenek sambil tersenyum sambil memandang si kakek yang juga sedang memandang si nenek. Tatapan yang mesra. Aku memotret moment yang indah itu..
“Apa nenek dan kakek tidak pernah bertengkar?” tanyaku penasaran.. Mereka tertawa.
“Memangnya kami ini apa, benda mati yang tidak pernah bereaksi? sampai tidak pernah bertengkar. Bertengkar pernah tapi tidak membuat kami saling membenci dan berpisah, tapi membuat kami saling mengenal dan belajar.” ucap si kakek bijak.
“Pertengkaran membuat kami saling mengenal dan belajar menerima kelebihan dan kekurangan kami. Terkadang pertengkaran membuat kami semakin mesra dan cinta.” ucap si nenek tersenyum arif. Aku senyum..
“Tidak pernah tergoda dengan pria atau wanita yang lain yang lebih cantik atau tampan dari nenek atau kakek? yang lebih muda gitu” ucapku sambil bercanda. Mereka senyum..
“Godaan selalu ada tapi cinta yang membuat kita tidak tergoda. Kecantikan dan ketampanan sesaat tapi cinta abadi.” ucap si kakek. Kecantikan dan ketampanan yang memudar seiring dengan berjalannya waktu tidak membuat cinta mereka pudar. Aku senyum. pelajaran yang indah di sore ini. Pesan terakhir mereka saat aku hendak pergi adalah..
“Temukan cinta sejatimu. dan kamu pasti mengerti apa yang kami katakan saat ini. Cinta sejati bukan cinta sesaat.” ucap mereka aku mengangguk lalu permisi pergi meninggalkan mereka.
Cinta sejati? Aku melangkah di jalan setapak taman ini. Suasana senja yang indah di taman. Sinar mentari yang mulai memudar jatuh di dedaunan.. pohon.. rumput.. bangku.. jalan.. dan di semua sisi taman ini. Taman menjadi berwarna kuning kemerahan… indah sekali.. I hope I’ll find my true love.. someday.. Aku tersenyum. berjalan keluar taman kota. Ternyata cinta tidak hilang semudah air laut menghilangkan jejak kaki di pasir di pinggir pantai..
Aku tidak bisa menemukan jawaban pasti akan pertanyaanku. Tetapi satu yang ku pahami adalah cinta bisa membawa kesedihan atau kebahagiaan tergantung manusia meresponi cinta itu. Terkadang keegoisan kita yang membuat cinta menjadi sedih. karena cinta di ciptakan untuk kebahagiaan. Bahagia bukan berarti tidak pernah sedih tapi bagaimana bisa menerima setiap kisah sedih atau senang dengan ikhlas dan tidak terlalu banyak menuntut. Menikmati hidup yang kita miliki. apa adanya. hmmm… sweet…
Cerpen Karangan: Imelda Oktavera