Ibu saya memiliki seorang adek perempuan yang punya toko sepatu. Saya ingat sekali kalau setiap liburan, saya, adek dan kakak selalu diajak untuk membantu toko Tante dan diberikan uang jajan.
Dari melihat bagaimana Tante kami menjual sepatu, banyak sekali trik ataupun prinsip dalam menjual barang yang saya dapatkan. Kadang lucu tapi kadang sangat bermakna dalam. Tokonya berbentuk ruko dan lantai duanya merupakan tempat tinggal. Bentuk toko sederhana dengan lemari kaca sepatu di sepanjang sisi kanan dan tengahnya terdapat rak tinggi dan panjang untuk memajang sepatu yang seakan-akan membelah toko menjadi dua bagian.
Setiap libur bulan puasa, toko selalu ramai dengan calon pembeli yang mencari sepatu ataupun sandal untuk lebaran. Sepanjang jalan terdapat banyak warung dadakan yang menjual minuman maupun makanan untuk berbuka puasa.
Menjual sepatu merupakan hal yang tidak mudah karena tidak hanya model, ukuran tapi juga warna. Setiap pembeli masuk ke toko dengan kondisi yang berbeda. Ada yang hanya lihat-lihat, ada yang ingin membeli tapi belum jelas yang diinginkan, ada juga yang sudah sepatu yang diincar, ada yang mau lihat sendiri dan ada juga yang ingin direkomendasiin.
Dalam menjual kepada calon pembeli yang berbeda-beda ini, ada satu prinsip penting yang harus dipegang yaitu keyakinan terhadap produk/jasa yang kita jual dapat memberikan kepuasan kepada pembeli mungkin bukan saat membeli tetapi saat memakainya. Kenapa bukan saat membeli? Saya sebelumnya juga selalu berpikir bahwa pembeli yang senang mendapatkan produk yang diinginkan merupakan hal terpenting dalam jualan. Kalau hanya menjual barang yang diinginkan merupakan hal mudah dimana hanya ada proses tawar menawar harga.
Seni Dalam Jualan adalah bagaimana kita menyakinkan pembeli untuk membeli dan mencoba sepatu yang kita rekomendasikan dan berhasil membuat mereka membelinya.
Awalnya saya merasa membuat orang membeli sesuatu yang bukan didambakan itu salah. Tapi berjalannya waktu, saya melihat banyak pembeli kembali karena sepatu yang mereka beli walaupun sepatu tersebut bukan incarannya. Salah satu pembeli yang kembali ke toko karena pernah membeli sandal dimana sandalnya berat karena solnya yang tebal tapi ketika membuka pembicaraan, pembeli ini langsung mengatakan saya ingin membeli sandal ini lagi karena tahan banting dan kualitasnya bagus dimana dia sudah memakai sandal tersebut untuk 3 tahun.
3 tahun yang lalu, pembeli ini ragu membeli sandal yang berat dan mahal ini, akhirnya kembali ke toko karena suka sekali dengan sandal yang dibelinya. Kalau 3 tahun lalu, kita tidak menyakinkan pembeli ini membeli dan mencoba sandal ini, mungkin pembeli akan ke toko lain dan membeli sandal yang tipis dan ringan dan tidak akan mengenal sandal favoritnya ini.
Jika kita yakin akan produk kita. Maka seperti sandal tebal itu, maka semua produk ada kelebihan dan kekurangannya. Dalam banyak pekerjaan, hal ini sangat relevan. Hal pertama adalah kita perlu yakin atas produk ataupun jasa yang kita berikan. Kadang-kadang kita ketika kita dihadapin pertanyaan kenapa produk kita lebih mahal, harganya tidak sesuai ataupun spesifikasinya bukan yang dicari.
Kita jangan menyerah ataupun mundur, tapi cobalah gali lebih dalam karena tidak ada ada satu produk yang identik. Misalnya asuransi jiwa yang ditawarkan Pesaing memiliki nilai klaim lebih tinggi, tapi kalau dipikir secara logika maka dua produk yang berkompetisi harusnya tidak mungkin memiliki perbedaan yang mencolok, jadi kalau ditelusuri bisa saja jangkauan ataupun umur perlindungan berbeda ataupun tingkat fasilitas yang berbeda, bisa jadi produk kita lebih mudah dalam proses klaim. Kalaupun setelah semua unsur dipertimbangkan, produk pesaing masih lebih unggul, maka masih ada satu hal yaitu pelayanan yang kita berikan sebagai individu adalah berbeda daripada pesaing. Percayalah banyak pembeli polis asuransi itu memilih teman dekat ataupun keluarga karena kedekatan ataupun kepercayaan yang mereka miliki atas agen tersebut.
Pengalaman bekerja sebagai manajer di konsultan ternama juga membuat saya sadar bahwa tidak selalu produk termurah yang memenangkan klien tersebut. Dalam hal ini, sering saya melihat kualitas jasa, reputasi ataupun kadang klien merasa bangga karena menggunakan jasa kami sehingga rela membayar lebih mahal.
Jadi jangan ragu untuk produk ataupun jasa yang kita miliki. Karena semuanya memiliki keunggulan masing-masing dan semuanya dapat memberikan pengalaman yang berbeda bagi pembeli.
Di toko, tugas utama saya lainnya adalah mengambil sepatu dari Gudang untuk dicoba oleh pembeli. Jadi Tante selalu berpesan ke saya kalau mengambil sepatu yang diminta pembeli ke Gudang, baliknya jangan tangan kosong. Misal pembeli ingin mencoba sepatu biru tua dengan ukuran 40 dan di Gudang hanya ada sepatu warna hitam dengan ukuran 40, maka bawalah sepatu itu untuk dicoba. Dan ternyata rata-rata pembeli akan senang untuk mencoba dan tidaklah sedikit yang membeli karena setelah mencoba warna lain ataupun ukuran lain karena mereka merasa cocok. Hal ini sangatlah luar biasa dimana kita berpikir apa yang diminta tidak ada dan keluar dari gudang dengan tangan kosong, maka kemungkinan pembeli akan mencari di toko yang lain.
Terkadang dalam dunia usaha, tidak sesederhana seperti mencocokkan bentuk dan angka. Tapi semangat untuk mencoba dan terus menawarkan produk kita ke pembeli akan memberikan hasil yang tidak terpikirkan.
Berbeda dengan banyak penjual seperti sales person di mall, dimana ketika kita mencoba suatu produk seperti sepatu, maka mereka akan mengecek persediaan dan bila yang kita inginkan tidak ada, maka mereka akan langsung memberi tahu kepada kita tanpa mencoba menawarkan warna lain untuk dicoba, bahkan ada penjaga toko yang sudah mencari ke Gudang untuk waktu yang cukup lama dan kembali dengan tangan kosong, hal ini malah membuat kita lebih kecewa dengan pelayanan mereka. Jadi penting untuk tunjukkan pelayanan dan semangat kita yang pantang menyerah agar tidak mengecewakan pembeli kita karena pembeli adalah raja.
Cerpen Karangan: Suwi Blog / Facebook: NA Penjual Sepatu