Hari menjelang siang. Di tepi perkampungan hewan, kancil dan jerapah duduk di bawah pohon beringin. Kedua tangan mereka terlihat mengelus-elus perut yang mengerut.
“Kancil, aku lapar sekali. Sedari pagi belum makan,” kata Jerapah pada kancil.
“Akupun sama. Bagaimana kalau kita mencari makanan ke tepi hutan,” usul Kancil.
Jerapah setuju. Kedua sahabat karib itu lantas berjalan bersama menuju ke tepi hutan. Mereka berharap ada buah-buahan yang dapat di santap untuk mengisi perut. Sehingga kesehatan terjaga dan tubuh menjadi kuat.
Buah-buahan sangat berguna bagi tubuh. Banyak kandungan nutrisi yang dibutuhkan seperti vitamin, karbohidrat, protein, mineral dan lainnya. Buah pun rasanya enak dan segar. Makan buah di siang hari badan menjadi segar dan rasa haus pun terobati.
Setelah melewati tanah lapang dan menyeberang sungai kecil, sampailah keduanya di sebuah kebun kecil di tepi hutan. Di kebun itu terdapat aneka pohon buah, semisal jambu, nangka, pepaya, mangga, duku, pisang, durian dan kesemek.
Namun mereka kecewa. Tidak ada buah yang dapat di makan. Beberapa tanaman memang tengah berbuah lebat, tetapi belum masak.
“Bagaimana ini jerapah, belum ada buah yang masak,” kata Kancil dengan nada kecewa.
“Bagaimana kalau kita makan saja buah yang belum masak ini. Kita pilih yang agak tua,” terus Kancil.
“Jangan. Jangan makan buah yang masih mentah. Lebih baik kita menunggu beberapa hari sampai masak,” larang Jerapah, sembari menarik tangan kancil yang berusaha memetik buah pisang yang mulai menguning.
Kancil protes, karena perutnya telah lapar. Dia berontak melepaskan pegangan jerapah. Dan tidak berselang lama dia telah asik memetik buah pisang, mangga dan kesemek yang belum masak dan memakannya dengan lahap.
Jerapah telah berusaha melarang, tetapi usahanya sia-sia. Kancil tidak mengindahkannya. “Yang penting mengisi perut dan kenyang, dari pada lapar nanti tidak bertenaga dan bisa sakit,” kata Kancil sambil menghabiskan buah mangga muda. Kancil pun kekenyangan dan tiduran di bawah pohon mangga yang rimbun. Sementara disampingnya tiduran jerapah yang kelaparan sambil pegang perutnya yang keriput.
Tidak berselang lama, datanglah gajah dan kuda. Keduanya membawa banyak buah matang yang di petik dari dalam hutan. Melihat Jerapah yang kelaparan buah-buah itupun diberikannya.
Gajah menceritakan pagi hari bersama kuda datang ke kebun untuk makan. Karena belum ada buah yang masak kemudian masuk hutan untuk mencari buah-buahan, hingga akhirnya mendapatkan dan setelah makan sampai kenyang kemudian memetik buah-buah lainnya untuk teman-teman yang kelaparan.
Namun belum gajah menyelesaikan cerita tiba-tiba kancil mengaduh sambil memegang perut buncitnya. “Aduh… perutku sakit seperti ada yang menusuk-nusuk dan memerasnya,” keluh kancil sambil berguling-guling di tanah.
“Itu kalau tidak sabar. Makan buah harus yang sudah masak agar tidak membuat sakit perut, kata gajah, kuda dan jerapah serentak.
Kancil pun terus berguling sambil memegangi perut. “Aku kapok tidak akan lagi makan buah yang belum masak,” katanya sambil berlari menuju ke sungai. (Ibnu Rafif)
Cerpen Karangan: Ibnu Rafif Facebook: ibnurafif