Di sebuah hutan yang lebat, tinggallah sekelompok hewan yang hidup di hutan itu. Salah satu hewan itu, ada gajah yang bernama bona. Bona adalah seekor gajah yang lincah dari pasangan bu gajah dan pak gajah. Setiap hari ia bermain dengan teman-temannya di tengah hutan. Terkadang ia bermain air, main ayunan, dan masih banyak lagi. Ia mempunyai banyak teman, hampir semua anak hewan di hutan itu menjadi temannya. Bona memang gajah yang pandai bergaul. Akan tetapi, ia agak keras kepala. Setiap apa yang dia mau harus terlaksana walaupun itu adalah ide yang bodoh atau gila. Jika ia mau melaksanakan sesuatu yang bodoh, dan teman-temannya mengingatkan, jarang ia mau menuruti nasihat temannya itu. Akan tetapi, walaupun ia agak keras kepala, teman-temannya tetap menyukainya sebagai gajah yang pandai bergaul
Pada suatu hari, seperti biasa bona bermain bersama teman-temannya. Hari ini mereka hendak bermain petak umpet. Bona pun menjadi bagian yang bersembunyi bersama-sama temannya yang lainnya. Karena tidak ingin cepat ketahuan, ia pun bersembunyi agak jauh dari tempat bermainnya. Ia pun bersembunyi di balik semak-semak yang berbuah seperti buah berry dan berwarna ungu. Sementara itu, semua teman-teman bona sudah tertemukan semua dan mereka bingung mencari bona. Bona yang tak pernah tahu itu buah apa, mencobanya. “wuahh, enak sekali buah ini. Buah apa ya ini?” kata bona sambil terus melahap buah itu. Bona pun membawa beberapa buah itu dan hendak diberikannya kepada teman-temannya jika ia sudah dapat ditemukan. Tiba-tiba bona mendengar suara dari teman-temannya “bon… bona! Kemarilah, komala sudah menyerah nih! Ayo keluar!”. Yes! Batinnya, ia senang karena tak dapat ditemukan oleh teman-temannya. “yeee! Aku tidak dapat kalian temukan kan? Eh ini aku bawakan buah enak tapi aku tak tahu namanya. Nih makan! Hmmmm enak…” kata bona menawarkan buahnya sambil memakannya. “eeehhh! Bona, jangan dimakan! Itu buah beracun yang sarinya bisa buat gigimu sakit lho” kata temannya memperingatkan bona. Akan tetapi bona tidak mendengarkannya malahan ia tambah lahap memakannya. “waduuhhh gimana nih teman-teman? Kalau dia menangis gara-gara giginya sakit? Wahhh bisa gawat nih” bisik temannya. “yuk kita bilang ayah dan ibunya saja agar kita yang tidak disalahkan” usul temannya.
Tiba-tiba bona berhenti makan dan memegangi pipinya dan merintih kesakitan, teman-temannya pun kaget. “wadow! Sakit banget nih” rintih bona, “tuh kan kamu dibilangin juga apa?” sahut temannya panik. “ya udah yuk kita pulang” ajak teman bona. Bona terlihat seperti hendak menangis tapi di tahan olehnya. Bona dan teman-temannya pun pulang beriringan. Sesampainya di rumah bona, ayah dan ibunya kaget melihat bona memegang pipi kesakitan. “paman, bibi, bona tadi makan buah merry. Buah beracun yang bisa buat gigi sakit. Bona tadi makan sepertinya banyak sekali, kami juga sudah memperingatkan tapi dia tidak menggubris” jelas teman bona. “ya bu. Tadi bona makan buah yang gak bona tahu jenis buahnya. Mulanya bona bersembunyi di semak-semak yang ada buah kayak gini, terus bona makan dan rasanya enak, ya udah bona makan aja. Sekarang gigiku sakit sekali bu” jelas bona yang masih memegang pipinya. “ya sudah… ya sudah sekarang kamu masuk istirahat sana nanti biar dipanggilkan pak rusa oleh ayah untuk menyembuhkan gigimu. Oh ya makasih juga ya untuk komala, nuri, rommy dan pony kalian baik sekali” ujar ibu gajah. “iya bibi, sama-sama. Kalau begitu kami hendak pulang dulu karena hari beranjak malam, permisi” pamit teman-teman bona. Bu gajah mengangguk dan tersenyum menjawabnya. Sementara teman-teman bona pergi, bu gajah mengantar bona ke kamarnya dan memberinya segelas teh hangat dengan maksud mengurangi sedikit sakit di gigi bona. Tapi gigi bona malah bertambah sakit karena tehnya itu panas. Bona pun menangis dengan sangat kencang hingga membuat ibu bona menutup telinganya, bahkan tetangga bona, keluarga pak landak pun mendengarnya, begitu juga tetangga yang lain. Ibu bona segera mengambil air teh dengan sedikit dingin alias sejuk di tenggorokan untuk menghentikan tangis anaknya. Tetangga bona yang mendengar tangisan bona pun mendatanginya. Ibu bona pun terkejut, “ah ada apa ya?”. “ini kami tadi dengar suara tangisan seperti tangisannya bona jadi kami kemari. Mengapa bona menangis sekencang itu?” Tanya salah satu tetangganya seraya melihat bona yang masih sesenggukan dan mencoba menahan tangisnya. “oh kedengaran ya, kalau begitu saya minta maaf ya. Ini si bona habis makan buah merry banyak sekali jadi giginya sakit, sekali lagi maaf ya” jawab bu bona. Tetangganya pun mengangguk dan beranjak pulang setelah memberi beberapa ucapan doa kepada bona. Setelah tetangga pulang, ayah bona pun datang dengan pak rusa, mantri kesehatan di hutan itu. Pak rusa pun memeriksa bona, dan mengangguk tanda paham. “ooh dia habis makan buah merry ya?” Tanya pak rusa membuka percakapan. “iya pak, apa bisa disembuhkan ya pak?” jawab bu gajah. “bisa tapi karena kelihatannya dia makan sangat banyak jadi lama menyembuhkannya. Nah ini obatnya. Yang ini tempelkan di gigi, yang ini…” kata pak rusa menjelaskan. Bu gajah pun mengangguk dan mengantar pak rusa sampai di depan rumah. Seusai pak rusa pergi, bu gajah pun memberikan obat pada bona. Setelah memberi obat pada bona, bona pun tertidur.
Malam harinya, tiba-tiba bona menangis dengan kencangnya. “huwaaa! Gigiku sakit bu!” tangis bona dengan kencang yang membangunkan seisi rumah dan hampir seluruh penduduk hutan itu. Pak gajah dan bu gajah pun mendatangi kamar bona dan mendapatinya sedang memegangi pipinya sambil terus menangis. “ya sudah… sudah, jangan menangis nanti akan membangunkan tetangga” kata pak gajah menenangkan. Bona pun masih terus menangis, tiba-tiba tetangganya pun datang dan melihat apa yang terjadi. Dengan malu bu gajah meminta maaf, dan para tetangga pun maklum atas tangisan bona itu dan jika mereka mendengar tangisan bona lagi mereka tak akan mendatanginya lagi, jadi hanya cukup menjenguknya saja. Akan tetapi bona menangis berhari-hari dengan kencang sehingga membuat hutan kacau. Jika pagi hari, membuat pusing dan jika malam hari membuat tidak bisa tidur, hal ini membuat hutan terganggu dan kacau. Sampai-sampai tempat bekerja para semut dan hewan lainnya terganggu karena karyawannya tidak konsentrasi ataupun banyak yang tidak masuk.
Suatu pagi hari, bona kembali menangis karena giginya sakit. murai, burung itu sudah tak tahan lagi dengan tangisan bona. Ia pun berkata pada temannya “aduh, aku sudah tak tahan dengan tangisan bona ini, sangat mengganggu sekali”. “iya bahkan aku terbang saja sempoyongan” sahut temannya. “ya sudah ayo ke pak rusa kita tanyakan obatnya biar bona berhenti menangis” ajak murai. Temannya pun mengangguk setuju dan mereka pun terbang beriringan. Sesampainya di rumah pak rusa, mereka pun mengadu tentang hal yang mereka alami bahkan seluruh penduduk hutan alami. Saat murai menceritakan masalahnya, kebetulan singa si raja hutan itu lewat dan menghampirinya. “ada apa ini kok ramai sekali?” Tanya singa. Mereka pun menunduk tanda hormat, “ampun baginda, kami hanya menanyakan obat untuk bona karena kami sudah tak tahan mendengar tangisan bona lagi” adu murai. “aku pun begitu, jadi apa tak ada obatnya?” Tanya singa balik. “ada tapi sembuhnya memerlukan waktu yang lama” jawab pak rusa. “apa tak ada obat yang bisa menyembuhkan dengan cepat?” sahut murai. “hmmm…” gumam pak rusa berfikir. “sudah, biar aku kumpulkan seluruh penduduk hutan untuk merapatkan masalah ini” ujar singa mengambil keputusan.
Setelah berselang beberapa lama, penduduk hutan pun berkumpul di tempat pertemuan para penduduk yaitu di pohon tua tepat di tengah hutan yang terdapat batu tinggi sebagai tempat duduk raja. Mereka pun berdiskusi. “jadi bagaimana pak rusa, apa tidak ada obat yang bisa menyembuhkan dengan cepat?” Tanya raja singa membuka diskusi. “ampun baginda, akan saya lihat dulu di buku obat saya, semoga saja ada” jawab pak rusa sembari membuka buku mengingat-ingat bagaimana ia dulu bisa meyembuhkan hewan yang keracunan karena buah merry. Semua hewan di tempat itu menjadi dag dig dug. “nah, ini dia baginda sudah ditemukan. Saya baru ingat dulu pernah mengobati hewan terkana penyakit dari buah merry ini. Untuk membuat obatnya, dibutuhkan bahan yang banyak di tempat yang sangat jauh baginda jadi susah untuk membuatnya” jelas pak rusa dengan nada agak kecewa. Para hewan yang semula agak menampakkan rona bahagia jadi mengkeret lagi. Tiba-tiba salah satu hewan menyampaikan usul “ampun raja! Bagaimana kita bersama-sama mencarinya dan menggotongnya ramai-ramai sekalian kita ajak hewan yang besar termasuk bu gajah dan pak gajah. Dan yang menenangkan bona nanti kita pilih hewan yang paling lucu dan menyenangkan, bagaimana?” serunya sambil mengacungkan tangan. “hmmh, usul yang bagus baiklah akan saya atur semuanya, tapi apa pak rusa punya petanya?” tanyanya pada pak rusa. “oh tentu saja punya, biar saya ambilkan petanya” jawab pak rusa berlari. Dan selang beberapa detik pak rusa datang kembali dengan membawa peta yang sudah sobek lipatannya. Pak rusa pun memberikan peta itu kepada raja singa, “sepertinya tidak terlalu jauh dan sulit, disana tidak banyak hewan buas jadi untuk antisipasi kita bawa bala tentara kita beberapa saja ya. Saya akan pilih bu kangguru dan bu kelinci putih untuk menemani bona di rumah. Dan…” raja menghela nafas karena terlalu semangat bicara “sisanya di rumah ya” imbuh raja. Semua hewan pun stuju dan melaksanakan titah raja. Singa sendiri menghampiri bu gajah dan pak gajah untuk meminta persetujuannya dan mereka setuju, maka dilaksanakanlah rencana itu.
Rombongan hewan ke tempat tujuan terlihat semangat. Banyak rintangan di jalan tapi semuanya dihadapi dengan gagah berani. Sedangkan bona di rumah masih menangis di rumah walaupun telah dihibur bu kanguru, bu kelinci putih dan beberapa hewan yang disuruh tinggal untuk menyiapkan bahan-bahan yang terdapat di sekitar hutan dan mempersiapkan alatnya untuk memasak. Akhirnya di rumah bona sudah tertidur sehabis didongengkan oleh bu kanguru dan bu kelinci putih dan diberi obat pemberian pak rusa sebelumnya. Menjelang siang, gerombolan hewan dari mengambil obat pun kembali dengan banyak bawaan. Selepas itu mereka pun bergotong royong membuat obat dengan pemimpin pak rusa dan koordinator raja singa. Mereka bekerja sama hingga sore menjelang. Ketika sore sudah mau habis, pekerjaan itu selesai. Mereka pun langsung memberikannya pada bona. Setelah mengusapkan ke giginya dan meminumnya, bona sudah tidak menangis tapi hanya merintih. Dan ketika matahari mulai terbenam bona sudah sembuh total. Semua penduduk hewan pun bersorak membuat bona bingung, mengapa ia sembuh semua hewan menjadi sangat gembira tapi pertanyaannya itu hanya sesaat dan ia pun kembali hanyut dalam kegembiraan penduduk hutan itu.
Malam itu raja memutuskan diadakan pesta karena kekacauan hutan berakhir sudah dan semua bergembira dan bersuka ria. Sedangkan bona berjanji tak akan makan buah merry lagi.
Cerpen Karangan: Sylvia Rijha Putri Facebook: Sylvia Putri, Sylvia Rijha Putri
Hai, ini adalah cerpen murni buatanku 🙂 ini cerpen yang sengaja kubuat untuk anak-anak ^^ maaf jika ada kesalahan kata, typo, dll. kontak di fb: Sylvia Putri. thanks~