Di padang rumput yang luas, terdapat rombongan zebra yang sedang istirahat. Terkecuali si zebra betina, Zebie, yang sedang melahirkan anak pertamanya. “Ayo, Zebie. Sedikit lagi! kau pasti bisa!” teriak salah satu zebra betina yang lain. “kalo nggak bisa gimana?” tanya Zebie sambil mengeluarkan tenaga dalam. “kalo nggak bisa hari ini, sambung besok!” jawab salah satu zebra. “aku nggak boleh menyerah! hiiaat!” teriak Zebie. Wwuussh! Sang anak langsung keluar dengan cepatnya dan hilang entah kemana. “Zebie, kau gila? bisa reka ulang? aku belum melihatnya!” tanya salah satu zebra. “oh, tidak! anakku! tapi, ya sudah lah.” Zebie begitu pesimis. Sepertinya Zebie belum beruntung.
“..Cross??” ayah Zingo heran dengan nama baru yang diberikannya untuk adik barunya. “bukan Cross, ayah. Tapi Kros!” seru Zingo dengan semangat. “Dia Zebra! Kenapa tidak Zabb, Zepp atau Zebret?” sang ayah kelihatannya tidak setuju. “aku tak peduli! Pokoknya Kros!”. “Zingo, seharusnya kita memakannya! dia mangsa kita!” Ayah Zingo mulai hilang kesabaran melihat anaknya. Dia mulai mengambil sebatang kayu dan mencucukkannya ke bokong anaknya. Tapi itu tak membuat Zingo goyah dan ia tetap asik bermain dengan Kros. “Kros, mulai sekarang kita bersaudara. Jika kau punya masalah, jangan bilang padaku. Aku ini singa pengecut.” Kros hanya tertawa seperti bayi. Ayah Zingo pun lelah memarahi anaknya dan ia memutuskan untuk pergi.
5 tahun berlalu, Kros pun tumbuh besar. Ia selalu setia menemani kakak palsunya kemana saja. Kros tak pernah bertanya, kenapa ia berbeda dengan kakaknya. “…kau sebenarnya adalah Singa. Tapi karena aku benci kau lebih disayang ayah, aku pun mengolahmu menjadi singa yang jelek” itulah jawaban Zingo jika adiknya bertanya. Kros hanya mengangguk bodoh dan tak mau bertanya lagi. “Kros, ayo kita makan siang!” ajak Zingo. “maaf, kak. Aku puasa.” Kros sangat suka berpuasa. Menurutnya, puasa itu dapat membuatnya tampan. “kau mau kelihatan tampan? ikut aku!” Zingo mencoba menggoda Kros. Zebra gembel itu pun langsung semangat dan mengikuti si kakak.
“kau lihat disana? itu Luna Maya!” Zingo menunjuk seekor singa betina yang ompong. “kak, apa kau katarak? itu bukan Luna Maya, tapi truk sampah!” Kros pun tak mau dibodohi oleh sang kakak. “nah, itu liat, kak! Itu baru namanya Angelina Jolie!” yang ditunjuk Kros tak salah lagi adalah pacarnya Zingo. “apa kau bilang? kau mau merayu pacarku?” Zingo mulai panas. Tanpa menjawab pertanyaan kakaknya, Kros langsung berlari menghampiri Ziny, singa cantik pacar si Zingo. “hay, manis. Bapak kamu tukang ojek ya?” yap, Kros mulai menggombal bung. “enak aja kamu! Papa aku itu Singa, bukan tukang ojek!” teriak Ziny marah. “hahaha, rasain loe, kutu kupret!” Zingo kesenangan rencana Kros gagal. “sayang? Kamu kenal dia? ayo kita jadikan ia makan siang kita!” Zingo malah kaget mendengar ajakan pacarnya. Matanya melotot seolah-olah melihat suster ngesot. Kros yang akan menjadi korban pun juga terpaku. “sayang? ayo! tunggu apalagi? aku lapar!” kata Ziny sambil mengasah garpu sendoknya. “ti-ti-ti-daaaak!!” Kros langsung lari terbirit-birit kalang kabut meninggalkan Zingo. “oh, Kros! Tunggu!” Zingo pun mengejar Kros dengan maksud menghentikan Kros.
“ini tidak mungkin! aku dikhianati oleh kakakku sendiri!” gumam Kros sambil berlari kencang. “kalau begini caranya, aku harus memberitahukannya kebenaran sesungguhnya kalau dia itu zebra bukan singa!” Zingo pun masih mengejar Kros yang masih jauh darinya.
Tiba-tiba, langkah Kros terhenti. Dia kaget melihat apa yang terjadi. Rombongan zebra terpojok oleh 2 ekor cheetah di dinding tebing. “hey, nak! pergilah! Jangan dekati kami!” teriak salah satu rombongan Zebra. Salah satu Cheetah tersebut melihat ke belakang dan langsung tersenyum rakus “sluurp! Bagaimana kalau seekor lagi, Cheebol?” Kros ketakutan. Ia berpikir andai saja Zingo disini. “tidak! Zingo sama saja! sama sama hewan jahat!” teriak Kros dalam hati. Keringat dingin mulai mengucuri tubuh hitam-putih Kros. Salah seekor cheetah tersebut berjalan mendekati Kros. “kemarilah, sayang. Paman punya permen untuk kamu!”. “graaauumm!!” auman Zingo membuat 2 cheetah tersebut takut dan langsung kabur. “kau tak apa Kros?” Zingo datang tepat waktu dan menyelamatkan rombongan Zebra tersebut. “Zingo, terima kasih! Tapi aku sudah tahu semuanya kalau kau..”. “..bohong. Ya, aku berbohong. Maafkan aku Kros” Zingo sedih dan ia menunduk malu. Rombongan zebra yang ada disitu hanya diam dan saling melirik sampai ada yang bilang, “apapun ceritanya, minumnya tetap teh botol..”. “Salah! Apapun ceritanya, Aku tetap adik Zingo! yeaah!!”
Kros ternyata tidak marah dan tetap ingin bersama Zingo. Zingo pun senang dan ia membuat peraturan bahwa “Zebra is a friend!”. Akhirnya, singa dan zebra pun hidup damai tanpa ada yang dimangsa.
Cerpen Karangan: Nanda Insadani Facebook: Nanda Insadani