Pada suatu hari, ada sebuah kerajaan katak. Yang dipimpin oleh seekor katak yang dapat sihir. Akan tetapi di sana juga hiduplah seekor buaya. Ia senang memangsa warga dari kerajaan katak. Raja yang mendengar berita ini langsung menjadi marah. Karena mendengar berita dari pasukannya yang dimangsa oleh seekor buaya.
Lalu raja katak siang itu langsung mendatangi sang buaya dengan didampingi oleh para pasukan di belakangnya. “Wahai buaya!” Sentak sang raja. “Ada apa katak kecil?” Sahut buaya dengan sindiran. “Mengapa kau memakan para wargaku yang tidak punya salah kepadamu?” Tanya raja dengan agak marah. “Aku lapar” Jawab sang buaya. “Dan aku hanya ingin makan katak” Lanjut sang buaya. “Jika kau terus memakan para wargaku, kau akan ku sihir menjadi seekor katak! Agar kau juga merasakan bagaimana dimakan oleh temanmu sendiri” Ancam sang raja dengan nada keras. “Apa?! Sihir katamu? Apakah seekor katak yang kecil dapat menyihir aku yang besarnya lebih dari sepuluh kali lipat dari besar badan seekor katak kecil sepertimu?” Kata buaya dengan nada menyindir dan sedikit tertawa geli. “Jika kau masih berani memakan dari wargaku! Lihat saja nanti! Aku tidak main-main dengan perkataanku tadi!” Bicara sang raja dengan kembali mengancam. “Baiklah… hahahaha..” Jawab sang buaya dengan nada tidak serius. Akhirnya raja dan pasukannya pergi meninggalkan sang buaya yang sepertinya membandel.
Ternyata setelah diancam oleh sang raja, buaya masih berani memakan warga dari kerajaan katak. Raja yang kesal akibat sikap sang buaya yang membandel dan sulit dibicarakan. Langsung menghampiri sang buaya dengan kekesalan.
Sesampainya di tempat sang buaya, Raja Katak pun langsung mengeluarkan tongkat sihirnya yang sudah lama tidak dipakainya. Dan ia langsung menyihir sang buaya dengan tongkatnya menjadi seekor katak kecil. Sama seperti perkataannya saat berbicara kepada buaya kemarin siang.
Buaya takut akan dimangsa oleh buaya lainnya, karena ia telah berubah menjadi seekor katak kecil. Lalu ia pergi ke Kerajaan Katak. Dan menghadap sang raja. Ia meminta maaf, ia menyesal karena telah memakan dan mengabaikan pembicaraan sang raja kemarin siang. Dan ia berjanji untuk tidak memakan warga Kerajaan Katak lagi. Raja yang merasa iba, langsung membebaskan buaya dari kekuatan sihir sang raja. Akhirnya, karena merasa hutang budi, buaya lalu menjadikan dirinya sebagai benteng pertahanan Kerajaan Katak. Agar kerajaan katak aman dari mangsaan buaya lainnya.
Cerpen Karangan: Marisa Ulfa Vera Blog: marisaulfavera.blogspot.com Facebook: Marisa Ulfa Vera Cerpen ini ditulis oleh Marisa Ulfa Vera. Pada tahun 2014. sekarang ia duduk di kelas VII. 8 SMPN 1 Metro. Kunjungi blognya di http://marisaulfavera.blogspot.com . Dan follow twitternya @ulfavera_marisa .