Suatu hari, Lobi, lebah dan kawan-kawannya seperti biasa datang ke taman Bunga Matahari 3 hari sekali. Dan, bunga matahari favorit mereka adalah Buma. “Buma boleh gak kami ambil madumu?” tanya Lobi. “Tentu saja boleh. Memang itu tujuanku ada. Juga untuk membantu proses penyerbukanku,” jawab Buma. “Terima kasih,” Lobi dan kawan-kawannya mulai menghisap madu Buma.
Tiba-tiba, datanglah Buko (Burung Kolibri) dengan teman-temannya. “Hey, Lobi apa yang kamu lakukan di sini?” Buko membentak Lobi dan kawan-kawannya. “Apa maksudmu? Buma kan teman kami,” elak Lobi. “Buma, apa yang kau lakukan?” Buko memandang Buma. “Kau membiarkan Lobi mengambil madumu?”
“Emangnya kenapa?” Malah Lobi yang menjawab. “Hey, aku bertanya pada Buma, bukan sama kamu, lebah jelek. Andai saja namamu menjadi Leje,” Buko marah sambil mengejek Lobi. “Huh, aku juga berharap namamu itu Buje,” Lobi balas menyindir.
“Eh, teman-teman…” Buma berusaha melerai. “Oh, ya? Daripada kamu, berwarna kuning hitam,” ejek Buko. “Gak punya motif. Lihat kami biru, bagus!” Akhirnya terjadilah pertengkaran sengit antara lebah dan Burung Kolibri. Lebah mulai menunjukkan sengatnya pada Buko dan temannya. Buko juga berusaha untuk menusuk badan para lebah dengan paruhnya. Tiba-tiba….
“Semuanya berhenti!” teriak Buma. Leba dan Burung Kolibri terdiam. “Kalian berdua bodoh? Kalian belajar apa di sekolah? Berbagi gak kalian pelajari? Aku yang hanya mendengar-dengar saja mengerti,” lerai Buma dengan muka marah. “Kalau kalian tidak bermaafan dan berbagi aku tidak akan memberi kalian maduku. Aku akan menunggu Kupa dan temannya saja,” Buma mengancam.
Akhirnya, Lobi dan Buko pun bermaaf-maafan. Sejak itu, tidak ada lagi perebutan madu. Ini karena pilihan Bunga Matahari.
Cerpen Karangan: Ester Chaterine Sara Facebook: Ester Chaterine Halo, namaku Ester. Sudah cukup lama juga aku tidak menulis, ya. Ini cerpenku yang ke-12 (Sebenarnya aku gak ingat yang ke berapa). Semoga temen-temen menyukainya, ya.