Jaman dahulu kala, hiduplah kucing betina yang cantik di negeri kucing. Ia bernama Anna. Karena bulunya yang mulus dan putih ia selalu menyombongkan diri saat berkumpul dengan teman perempuannya.
Suatu hari ia bertemu dengan Mona, kucing berbulu abu-abu. Mona adalah teman Anna. Begitu Anna lewat, ia berkata, “aiih buluku yang indah ini pasti idaman para pejantan!” Anna menyombongkan dirinya.
“iya. Kau cantik sekali Anna” puji Mona. “kalau buluku, tak seindah kamu. Tapi, buluku bersih kok!” tambah Mona. Ia tak iri pada Anna yang mempunyai bulu putih. “tapi, kau tak secantik aku!” kata Anna sedikit membentak. Namun, Mona hanya diam. Dan berpikir, sombong sekali dia. “sudah ya.” Anna pergi meninggalkan Mona yang terdiam.
Hari ini waktunya membersihkan kebun para kucing. Namun, Anna tak mau mengerjakannya. “huh, panas banget. Kalau membersihkan kebun, buluku pasti kotor!” keluh Anna. Ia hanya bermalas-malasan di atas batu. “halo Anna! Tak ikut kami bekerja?” sapa Rocky, salah satu kucing jantan yang tampan. “ah Anu” Anna tak mungkin bicara bahwa ia malas mengerjakannya. Jadi, ia mencari alasan yang cukup tepat. “tidak. Habis, kalau aku ikut buluku akan lusuh dan kotor. Dan itu membuat kucing jantan jijik padaku.” ujar Anna dengan santai “lagipula, membersihkan kebun itu kerjaan para jantan!” tambah Anna.
“Anna! Itu nggak benar!” bantah Rocky. “ah! Lihat sudah selesai kok!” kata Anna tersenyum saat melihat para pekerja usai membersihkan kebun. “eh, iya. Aku harus membereskan alat-alatku!” Rocky seakan lupa dengan yang ia bicarakan tadi. Ia lalu beranjak pergi meninggalkan Anna yang tersenyum sinis.
Sore hari, Anna sedang ingin bermain di taman negri kucing. Eh, ada kucing betina yang tua berbulu oranye. Ia berkata pada Anna, “kucing yang cantik, tolonglah aku. Ambilah makananku yang jatuh di atas lumpur itu. Kak ku tak kuat melompat.” pinta kucing tua itu.
Anna mendengar itu kaget. Ia tak mau bulu putihnya terkena lumpur yang kotor. “tak mau. Ambil saja sendiri.” ujar Anna dengan memalingkan muka. “kenapa kucing yang cantik?” tanya kucing tua agak kecewa. “aku tak mau buluku kotor terkena lumpur!” bentak Anna “lihat! Buluku tak seindah bulumu, kucing tua!” tambahnya. Itu membuat kucing tua sakit hati. ia memandang Anna dengan tajam.
“lihat saja nanti. Apa yang terjadi dengan bulumu, kucing cantik!” kata kucing tua dengan pandangan tajam, lalu pergi meninggalkan Anna. “huh! Dasar kucing tua” tiba-tiba Anna terjatuh ke kolam berisi lumpur. Semua badannya diguyur lumpur termasuk bulunya. “aaaah! Tolong aku!” teriak Anna. Mona pun menolongnya dengan hati-hati. Ajaibnya lumpur yang ada pada tubuh Anna tak mengenai tubuh Mona. “argh! Buluku!” Anna panik saat melihat bulunya yang terkena lumpur cukup tebal. Apalagi, di daerah wajah. “yang penting kau selamat!” kata Mona agak cuek. “sudah ya. Hari mulai malam. Daaah!” Mona dengan sengaja, meninggalkan Anna. “ah Lengket!” keluh Anna. Lalu ia pun berjalan pelan menuju rumahnya.
Cit cit Suara burung bernyanyi merdu. Hari mulai pagi. Dari malam, Anna membersihkan tubuhnya. Namun susah sekali. Alhasil bulu ataupun wajahnya diselimuti lumpur yang mulai mengering. “oh tidak Buluku! Wajahku!” air mata mulai berjatuhan dari mata si kucing sombong.
Tiga hari, Anna tak makan apapun. Ia hanya menangis, menyesali perbuatannya. Warga negeri kucing, terutama betina agak cuek mengenai Anna. Mata Anna kini memerah dan aneh, karena tiap hari ia menangis.
Anna mulai mencari makan, ke luar rumah.
“hei itu si Anna ya?” kata para pejantan kucing. “iya. Sayang sekali sudah tak secantik dulu.”
Anna yang mendengar itu diam saja. Ia malu jika marah.
Mulai saat ini, Anna menjadi kucing pendiam yang selalu diejek oleh temannya. Tapi ia berusaha tak sombong dan membantu kucing lain. Meskipun wajah ataupun bulunya tak akan kembali seperti awal.
SELESAI
Cerpen Karangan: Alifia Yasmin Facebook: Fio Fiolina
Nama: Alifia Yasmin Twitter: @AlifiaKiara umur: 11 tanggal lahir: 10 april 2002