Di pinggir hutan, hiduplah induk Ayam dan anak-anaknya, yang berjumlah dua belas ekor. Pada suatu hari, induk Ayam membawa anak-anaknya jalan-jalan memasuki hutan. Hari pun mulai gelap, anak-anak Ayam mulai ketakutan. “Bu, kita pulang ya aku takut.” kata salah satu anak Ayam itu. “Ya, tentu kita akan pulang, tapi sepertinya kita memasuki hutan terlalu dalam, Ibu jadi tak bisa melihat jalan pulang.” kata induk Ayam pada anak-anaknya. Anak-anak Ayam sangat takut. Mereka tidak menyadari si Musang mendengar percakapan mereka. Si Musang berencana ingin memangsa Ayam-Ayam itu. Lalu si Musang menghampiri mereka.
“Hei, induk Ayam. Mengapa kau dan anak-anakmu ada di tengah hutan malam-malam begini, kau harus hati-hati, jangan sampai binatang lain memangsa anak-anakmu!” kata Musang. “Aku tidak takut! Aku akan melindungi anak-anakku!” kata induk Ayam pada Musang. “sepertinya anak-anakmu terlihat takut, bagaimana jika kalian menginap di rumah tua milikku malam ini” kata Musang menawarkan. Anak Ayam pun berkata. “Bu, mari kita menginap di rumah tua milik pak Musang. Aku sangat takut jika tidur di sini.” “Ya, tentu anakku, kita akan menginap di rumah tua milik pak Musang malam ini.” kata induk Ayam, menyetujui tawaran pak Musang. “Baiklah, kalu begitu ikuti aku. Kita akan menuju rumah tua milikku.” kata Musang. Mereka lalu mengikuti Musang itu, beberapa menit kemudian, tibalah mereka di rumah tua milik Musang.
“Nah, silahkan semua masuk, kalian tidur di dalam?” kata Musang. “Hei, pak Musang, apakah kau tidak tidur di dalam?” tanya anak Ayam pada Musang. “Oh, tidak. Aku akan berjaga di luar.” kata Musang. Anak Ayam mengucapkan terima kasih pada Musang.
Beberapa saat kemudian, Musang pun tertidur di luar. Anak-anak Ayam juga sudah tidur. Induk Ayam masih belum tidur, ia takut Musang akan memangsa mereka. Tepat tengah malam induk Ayam membangunkan anak-anaknya. “Hei kalian ayo cepat bangun!” kata induk Ayam berbisik. “Ada apa Ibu?” kata anak Ayam. “Ssstt. Kecilkan suaramu, Musang itu bisa mendengarkannya!” kata induk Ayam berbisik. “Memangnya kenapa?” tanya anak Ayam itu tidak mengerti. “Begini, Musang itu hendak memangsa kita, jadi turuti perintahku, supaya Musang tidak dapat memangsa kita, naiklah ke kayu yang ada di atas itu, supaya kita selamat.” kata induk Ayam.
Anak-anaknya sangat takut, mereka menuruti saja apa yang dikatakan induknya. Mereka sudah berada di atas. Di saat itu Musang bangun, lalu masuk ke rumah tua itu, rumah itu sangat gelap, Musang hanya mengandalkan indra penciumannya saja. Di saat itulah Ayam-Ayam langsung turun dari kayu itu dengan pelan-pelan supaya tidak ketahuan, dan mereka pun lari terbirit-birit. Akhirnya mereka menemukan jalan pulang, Ayam-Ayam pun selamat dari bahaya.
Selesai
Cerpen Karangan: Hana Laurenza