Di sebuah hutan Edelweisse, ada Kumbang, Larva dan Kupu-kupu, mereka adalah teman sejati. Kumbang adalah hewan yang sangat jahil, dia sering menjahili binatang-binatang lainnya, walau pun dia jahil tapi penyayang dan paling gagah, sedangkan Larva hewan yang setia kawan, tidak suka merusak kebahagian teman, sedangkan Kupu-kupu hewan yang paling indah.
Suatu hari saat Kumbang, Larva dan Kupu-kupu sedang bermain di pinggiran danau, ada segerombol semut yang menghampiri mereka bertiga. “apa yang kalian perbuat di sini?” Tanya salah seorang prajurit semut. “sedang bermain” jawab Kumbang dengan santai. “hey siapakah dia?” Tanya sang prajurit semut itu sambil menunjuk salah satu dari mereka. “dia adalah Larva, temanku” jawab Kumbang. “hahahaha, dia sangat jelek!” ujar prajurit semut itu, Kumbang hampir marah mendengar ledekan semut, lalu Kumbang mengusir semut itu, grombolan semut itu pergi.
Karena mendengar ejekan semut, Larva merasa sedih, ia pergi ke pinggir danau, dia berkaca di air danau tersebut. “aku adalah hewan yang sangat jelek” ujar hati Larva sambil menangis. Melihat sahabatnya itu menangis di pinggir sungai, Kumbang dan Kupu-kupu menghampiri Larva. “Larva? kenapa kau bersedih?” Tanya Kupu-kupu yang terbang di sekitar Larva dan Kumbang. “aku merasa sedih pu, karena aku ini jelek!” seru Larva. “jangan bersedihlah, semut itu hanya iri padamu, karena kau lebih cantik darinya, iya kan Kupu-kupu?” ujar Kumbang. “iya itu benar sekali va” jawab Kupu-kupu. “senyum va, kalau kau terus bersedih kau akan jelek” ujar Kumbang, Larva tersenyum. “nah kau tampak indah sekali va” ujar Kumbang dan Kupu-kupu.
Kupu-kupu adalah hewan yang sangat indah, tak jarang kalau serangga-serangga lainnya banyak yang suka pada Kupu-kupu, terutama Kumbang, Kumbang sangat mencintai Kupu-kupu, tapi Kupu-kupu tidak mencintai Kumbang, dia hanya menganggap teman saja, tetapi Larvalah yang mencintai Kumbang sepenuh hati.
Suatu hari Kumbang dan Larva sedang berdua di bawah batang bunga mawar, hati Larva sangat senang bisa berduaan saja dengan Kumbang tapi. “va, aku mencintaimu” ujar Kumbang, Larva tersenyum lebar dan hatinya merasa senang. “aku mencintaimu” kata itu keluar lagi dari mulut Kumbang. “kira-kira Kupu-kupu akan senang saat aku berbicara seperti itu?” ujar Kumbang dengan tersenyum melihat Larva, hati Larva hancur. “andaikan aku cantik seperti Kupu-kupu pasti Kumbang akan mencintaiku” ujar hati Larva.
Larva menangis ia tak bisa menahan sakit hatinya. “kau kenapa Larva?” Tanya Kumbang. “tidak apa-apa, aku hanya bahagia melihatmu bahagia” jawab Larva menahan perihnya luka di hatinya. “oh Larva, kau memang sahabatku yang paling baik.”
Suatu hari Kumbang, Larva, dan Kupu-kupu sedang berkumpul di bawah tanaman helianthus Kumbang menghampiri kupu-kupu yang hinggap di tanah. “Kupu-kupu, kau itu sangat indah” ujar Kumbang. “terima kasih Kumbang” jawab Kupu-kupu. “Kupu-kupu, aku sangat mencintaimu” ujar Kumbang, hati Larva perih seperti ada puluhan jarum yang menusuk hatinya. Larva pergi meninggalkan mereka berdua. Di sepanjang jalan Larva terus bersedih.
“Kumbang.. maafkan aku, aku tidak mencintaimu Kumbang, aku hanya menganggapmu sebagai sahabat, dan aku juga tidak bisa mencintai orang lain, karena aku dua hari lagi akan meninggalkan kalian semua” “kenapa kau.. kau akan pergi?” “karena jenis Kupu-kupu sepertiku aku akan mati” ujar Kupu-kupu pergi meninggalkan Kumbang. Badan Kumbang kaku, lidah Kumbang terasa pahit, dan jelas Kumbang patah hati. “kau harus tahu sebenarnya Larva itu mencintaimu Kumbang” ujar Kupu-kupu kepada Kumbang, Kumbang terdiam. “oh Larva, maafkan aku aku telah menyakiti hatimu, aku tak tahu kalau kau suka padaku” ujar hati Kumbang.
Ternyata benar, Kupu-kupu itu mati, Kumbang merasa sedih. Larva menyangka Kupu-kupu dan Kumbang saling mencintai, Larva menjahui mereka hampir satu minggu lebih Larva tak muncul di daerah hutan Edelweisse, Kumbang merasa kesepian, Kumbang mencari-cari Larva untuk minta maaf, tapi Larva tak muncul-muncul. Sama seperti ulat lainnya, Larva bermetamorfosis menjadi kupu kupu, saat Larva yang telah menjadi Kupu-kupu ia berkeliling di hutan Edelweisse, semua serangga memuji Larva, mereka tak menyangka kalau Larva akan secantik ini, terutama semut yang dulu pernah mengejek Larva.
Larva pergi ke suatu tempat di mana waktu itu dia bersama Kumbang dan Kupu-kupu bermain, ia melihat seekor serangga yang sedang sendirian, Kupu-kupu mengampirinya. “Kumbang..” ujar Larva yang menjadi Kupu-kupu itu. “Kupu-kupu?” kata Kumbang. “Kumbang aku Larva, sekarang aku sekarang sudah menjadi Kupu-kupu” ujar Kupu-kupu. “kau Larva?” “iya” “oh Larva, kau tambah cantik va, kenapa aku baru menyadari sekarang kalau kau secantik ini?” “hehe..” “Kupu-kupu sekarang namamu” ujar Kumbang, Larva hanya tersenyum dan merasa bahagia karena Kumbang memujinya.
“oh Larva, kenapa kau tak pernah bilang dari dulu, kalau kau suka sama aku?” Tanya Kumbang. “karena aku tak ingin merusak kebahagiaanmu, dan aku tak pantas untukmu, karena aku jelek” jawab Kupu-kupu. “kau cantik, kau baik, kau pantas jadi milikku, apa kau masih mencintaiku?” tanya Kumbang. “masih” ujar Kupu-kupu. “kau telah menyempurnakan hati ini Pu” ujar Kumbang kepada Kupu-kupu, Larva hanya menjawab dengan senyum manisnya. “Kupu-kupu, apakah kau akan mati seperti Kupu-kupu lainnya?” Tanya Kumbang dengan nada rendah. “tentu saja, semua makhluk hidup akan mati!” seru Kupu-kupu, kini hati Kupu-kupu sangat senang karena ia bisa dicintai Kumbang serangga pujaan hatinya. “ku harap kau tidak akan meninggalkan aku” ujar Kumbang kepada Kupu kupu, lalu mereka pergi meninggalkan tempat itu.
Cerpen Karangan: Diansyah Namaku Diansyah masih berusia 14 tahun.