Ada seekor kucing betina yang berwarna caramel dan selalu sabar. Kucing betina itu melahirkan seekor anak kucing jantan yang imut. Anak kucing itu ia beri nama Morgan. Morgan memiliki bulu cokelat muda dan putih. Morgan termasuk anak kucing yang nakal dan manja tapi lincah dan pemberani.
Semenjak ia kecil, Morgan selalu meminta-minta apa pun dari ibunya. Tapi, ibunya selalu sabar dalam menghadapi tingkah laku anaknya. Ia yakin pada suatu saat nanti jika anaknya sudah besar, anaknya dapat mandiri. Pada suatu hari, ibunya meminta kepada anaknya untuk menunggunya sebentar di rumah.
“Nak, Ibu mau mencari makan buat kita, kamu juga pasti lapar juga, kan. Kamu tunggu di sini, ya! Kamu jangan ke mana-mana, ya. Ibu hanya pergi sebentar, Nak.” kata ibunya kepada anaknya. “baiklah, Bu. Aku pasti akan menunggu Ibu tapi jangan lama ya, Bu.” ucap anaknya. Ibunya menggangguk tersenyum kepada anaknya dan pergi meninggalkan anaknya di situ.
Dua jam sudah Morgan menunggu ibunya pulang dan membawa pulang makanan untuknya yang sudah lapar, tapi ibunya tidak kunjung juga sampai ia merasa sangat lapar sekali. Ia sudah tidak tahan lagi. Ia memutuskan untuk mencari makan sendiri di luar sana. Saat ia ke luar, ia bertemu dengan Rafael, sahabat kecilnya. Rafael ialah seekor tikus yang baik, penurut, dan pintar.
“Rafael!” panggil Morgan saat ia ketahui Rafael membawa makanan di mulutnya. “oh, kamu Morgan. Ada apa?” ucap Rafael. Rafael memberhentikan langkahnya saat ia mendapatkan panggilan dari Morgan. “ngomong-ngomong, dari mana kau mendapatkan makanan itu?” tanya Morgan. “oh.. Aku mendapatkan makanan di bawah meja sana.” ucap Rafael sambil menunjukkan tempatnya. “oh.. Terima kasih Rafael” kata Morgan dengan girang dan langsung ke tempat yang ditunjuk Rafael. “tunggu morg..!” kata Rafael bertanda ada peringatan darinya tapi ia belum sempat memberitahukan, Morgan lari begitu saja tanpa mempedulikan bahaya yang akan datang padanya.
Sekarang Morgan sudah sampai ke tempat yang ditunjuk Rafael di meja makan milik manusia. Pertama-tama, ia akan mengambil posisi agar bisa naik ke atas meja. Di sana ia mencium aroma makanan yang lezat. Manusia yang sedang menyapu melihat ada anak kucing di atas meja. Secara pelan-pelan, ia membawa sapunya untuk memukul kucing itu. Morgan sangat terkejut. Plak! Plak! Morgan dipukul manusia dengan sapu saat ia mulai membuka tudung makanan. Ia sangat kesakitan.
“dasar, kucing nakal yang tidak punya rasa malu!!” teriak manusia dengan kerasnya memukul anak kucing itu beberapa kali. Plak! Plak! “pergi sana, kucing jelek!” lanjut manusia dengan marahnya. Morgan terpaksa pergi meninggalkan tempat itu menuju rumahnya. Di rumah, ibunya Morgan mencari anaknya dengan rasa khawatir. Di luar sana, terdengar anaknya memanggil ibunya.
“ibu! Ibu! Ibu! Hiks hiks..” ucap Morgan sambil menangis. Ibunya terkejut melihat anaknya dan segera menghampirinya serta memeluknya. “Nak, kamu kenapa, Nak? Tanya ibunya. Morgan mengusap air matanya dan berhenti menangis tapi masih merasa sedih. “saya tadi dipukul oleh seorang manusia” kata Morgan. “apa? Bagaimana ini bisa terjadi, Nak? Kamu tadi dari mana saja? Ibu mencarimu.” kata ibunya.
“ibu, saya tadi dari tempat makan manusia, Bu.” kata Morgan. “kenapa kamu ke sana? Bukannya Ibumu ini melarangmu, Nak.” kata ibunya. “maafkan saya, Bu. Saya sangat menyesal karena tidak mendengarkan Ibu. Perut saya tadi sangat jadi terpaksa saya ke sana tapi sebelum saya mengambil makan manusia itu mumukulku dengan keras.” jelaskan Morgan.
“Nak, dulu udah bilang untuk tidak mencuri makanan.” kata ibunya. “tapi Ibu juga bilang kita boleh mencuri apa pun dari manusia. Jadi, apa salahku ini sampai manusia memukulku? Manusia sangat jahat!” ucap Morgan. “Nak, apa yang diceritakan kamu itu manusia sama sekali tidak jahat, Nak. Itu semua ada sebabnya.” nasihat ibunya.
“kenapa, Bu? Terus apa sebab yang Ibu maksud?” tanya Morgan. “karena kamu mencuri itulah sebabnya kamu dipukul-pukul oleh manusia. Api dibalas api. Masih ingat peribahasa yang sudah Ibu sebelumnya, kan?” jelas ibunya. “iya, Bu. Suatu kejahatan dibalas kejahatan juga.” kata Morgan tentang api dibalas api.
“kamu mencuri makanan dari manusia dibalas dengan pukulan manusia. Kamu mengerti kan?” kata ibunya. “iya, Bu. Mulai waktu ini sampai selanjutnya tidak akan mengulangi kesalahan yang barusan ku lakukan” janji Morgan kepada ibu. “ya, sudah kita makan bersama sekarang. Ibu sudah membawa banyak makanan untuk kita. Ayo kita makan, Nak.” kata ibunya dengan senyuman yang lebar.
“terima kasih ya, Bu. Morgan sayang sama Ibu.” ucap Morgan sambil memeluk ibunya. “sama-sama, Nak. Ibu juga sayang padamu.” ucap ibunya sembari membalas pelukan anaknya. Setelah mereka saling berpelukan, mereka selanjutnya makan dengan tenang sampai tertidur pulas.
Selesai
Cerpen Karangan: Putri Mariamulia Utami Nama: Putri Mariamulia Utami Tmpat, Tanggal Lahir: Boyolali, 07 Agustus 1999 Alamat: Poncowidodo, Blagung, Simo, Boyolali Sekolah: TK PGRI Blagung, SMP Negeri 2 Simo, SMA N 1 Simo Cita-cita: Ilmuwan Nama Orangtua: Ayah: Mulyanto Ibu: Mariyam