Alkisah sepasang merpati nan elok terbang di angkasa menikmati cinta mereka yang murni. Bulu putih mereka menyinarkan warna biru cerah saat terkena sinar matahari. Saat sedang asyik terbang tiba-tiba angin kencang menerpa mereka. Akhirnya mereka terbang tanpa arah hingga tanpa sadar mereka menabrak pohon besar dan tersangkut. Angin kencang akhinya merda. Sang Merpati Betina selamat dan terbang mengitari pohon besar yang ia tabrak untuk mencari Sang Merpati Jantan kekasihnya.
Setelah beberapa kali berputar mengitari pohon itu akhirnya merpati betina menemukan pasangannya. Sang Merpati Jantan tersangkut di antara dua ranting pohon yang berdempetan. Lehernya terjerat di tengah ranting itu dan tubuhnya menggantung di atas pohon yang cukup tinggi dari tanah. Sang Merpati Jantan terus mengkepak-kepakkan sayapnya dan berusaha menarik lehernya yang terjerat. Melihat Sang Merpati Jantan sedang kewalahan Sang Merpati Betina langsung terbang mendekati Sang Merpati Jantan dan berusaha membantunya ke luar dari himpitan batang pohon.
Lima hari berlalu dan Sang Merpati Jantan masih tetap terjerat dan semakin terjepit karena seiring berjalannya waktu. Dahan pohon itu pun selalu berkembang semakin besar. Sayap Sang Merpati Jantan yang putih mulus kini berwarna merah legam karena setiap waktu sayapnya terus terkepak tanpa henti. Lehernya semakin terhimpit dan Sang Merpati Jantan semakin sulit untuk menghirup oksigen. Sayapnya kini berhenti berkepak dan tak mampu berkepak lagi. Tubuhnya kini tergantung sepenuhnya dan itu membuat lehernya semakin tercekik. Setiap hari Sang Merpati Betina selalu setia menemani Sang Merpati Jantan. Setiap pagi dan sore merpati betina selalu terbang mencari makan untuk Sang Merpati Jantan.
Bukan hanya itu. Setiap saat Sang Merpati Betina selalu mematuk-matukkan paruh kecilnya pada dahan pohon yang menghimpit kekasihnya. Berharap dahan pohon itu akan patah. Semakin hari paruh indah merpati betina semakin rusak dan hampir patah dan selalu mengalir darah segar dari paruhnya. Matanya pun sembab dan semakin cekung ke dalam dikelilingi warna hitam gelap di sekeliling matanya karena merpati betina selalu bergadang menjaga merpati jantan. Merpati betina juga selalu menangis karena tidak tega melihat kekasihnya semakin tersiksa. Sang Merpati Jantan pun sedih dan merasa bersalah kepada Sang Merpati Betina yang semakin hari semakin kurus dan terlihat begitu letih.
Satu minggu berlalu. Keadaan sepasang merpati itu semakin mengkhawatirkan. Sang Merpati Jantan akhirnya meminta kepada kekasihnya merpati betina untuk membunuhnya. Awalnya merpati betina tidak mau karena ia masih sangat sayang kepada merpati jantan. Tapi melihat mepati jantan sudah sangat sulit bernapas apalagi menelan makanan. Akhirnya Sang Merpati Betina mau melakukannya meskipun itu menyakitkan. Sang Merpati Betina menancapkan sisa paruhnya tepat di bagian jantung merpati jantan. Hingga akhirnya merpati jantan tewas. Sisa paruh Sang Merpati Betina patah dan tetap tertancap di dada merpati jantan. Dengan deraian air mata. Merpati betina terbang tinggi dan pergi sajauh mungkin meninggalkan kekasihnya merpati jantan yang sudah tak bernyawa.
Cerpen Karangan: Wahyu Mustika Facebook: Wahyu Ajha