Pada hari itu, penghuni hutan sedang bersedih. Karena mereka telah kehilangan sang pemimpin raja Singa. Sang raja Singa mati karena dibunuh oleh pemburu, Mereka pun segera bermusyawarah tentang siapakah yang berhak menggantikan sang raja singa.
“Bagaimana ini, raja singa telah terbunuh, sekarang tidak ada lagi yang memimpin kita” keluh tikus. “tenang tikus, kita pilih saja di antara kita yang paling kuat, paling berani dan mampu menghadapi pemburu” kata kancil menenangkan tikus, Para penghuni hutan pun mencalonkan masing masing diri mereka sebagai binatang yang lebih pantas untuk menjadi raja, tiba tiba…
“Diam… sebaiknya aku saja yang menjadi raja, tubuhku memang kecil, tapi aku punya cara untuk menghadapi pemburu, jadi siapa yang mendukungku menjadi raja?” kata monyet mencalonkan diri. Segera saja semua penghuni hutan setuju dan mengangkat monyet sebagai raja, berita pun tersebar luas hingga seluruh hutan.
Waktu pun berlalu, tapi sang “Raja Monyet” bukannya membawa kedamaian, justru membawa malapetaka bagi seluruh penghuni hutan, karena mereka sudah tidak tahan lagi akan perilaku monyet yang semena mena itu, mereka segera melaporkannya kepada kancil.
Ketika kancil mengetahui semua yang terjadi, maka segeralah kancil untuk menyusun rencana guna menjebak monyet guna menyadarkannya, yaitu monyet disuruh datang ke depan pintu goa. Sebelumnya, telah dikatakan kepada monyet, bahwa pesta besar telah dimulai, di sana (di depan pintu goa) telah disediakan bertandan-tandan pisang khas untuk monyet.
Pada hari yang telah ditentukan, datanglah sang “Raja Monyet” ke depan pintu goa, benarlah apa yang dikatakan kancil. Segeralah monyet ke tumpukan pisang, namun apa yang terjadi? monyet terjatuh ke dalam lubang yang sangat dalam, monyet pun berteriak meminta tolong. “Tolong… tolong aku…!” jerit monyet, tetapi para penghuni hutan mengabaikannya dan meninggalkannya sendirian di dalam lubang, akhirnya monyet pun sadar dan berjanji bahwa dia tidak akan lagi bersikap sombong dan semena mena.
Cerpen Karangan: Adetya Fadlur Rahman Facebook: Adetya Fadlul Rahman SMPN 1 PURI 8A