Pada zaman dahulu kala hiduplah 3 ekor kucing yang hidup bersama sejak kecil. Walaupun mereka tidak bersaudara, tetapi mereka sudah seperti saudara karena setiap hari mereka selalu hidup bersama-sama dengan aman, tentram, dan rukun. Mereka adalah Puput, Bibi, dan Tintin. Puput adalah kucing yang paling cantik di antara Bibi dan Tintin, tetapi Puput tidak berhati sombong dan keras kepala justru Puput adalah kucing yang baik. Walaupun Bibi dan Tintin tau bila Puput lebih cantik dari mereka tetapi mereka tidak mempermasalahkan hal itu. Puput, Bibi dan Tintin selalu menjalani hidup bersama maupun senang ataupun duka. Mereka bertiga hidup dengan berprinsip perbedaan tidak menjadi masalah dan halangan untuk mereka selalu bersama dalam ikatan persahabatan.
Pada suatu hari Puput, Bibi dan Tintin sedang berjalan-jalan bersama mengelilingi hutan, tiba-tiba mereka bertemu dengan seekor harimau yang sedang lapar dan terkenal ganas. Seketika Puput, Bibi, dan Tintin melihat harimau itu mereka langsung melarikan diri dan kabur dengan berlari. “Lari.. Bibi, Tintin cepat lari!!” desah khawatir Si Puput pada sahabat-sahabatnya. Harimau yang mengetahui keberadaan Puput, Bibi, dan Tintin langsung mengejar ke arah mereka berlari dengan cepat sambil mengaum agar tidak kehilangan mangsanya. “Garrghhhh! Mau lari kemana kalian kucing-kucing bodoh! Ha ha ha!”. Pada saat Puput, Bibi, dan Tintin berlari, tiba-tiba Bibi terperosok ke dalam lubang yang tidak terlalu dalam. “Tolong! Tolong! Puput!! Tintin!! Tolong aku!”. Puput da Tintin yang mendengar suara Bibi meminta tolong itu langsung berhenti berlari dan menolong Bibi. “Bibi!!”. Ujar Puput dan Tintin. Kemudian Bibi berkata “Puput! Tintin! tolong aku! Aku takut berada di sini! Aku takut menjadi mangsa harimau itu”. Kemudian Tintin berkata “Tenang saja Bibi, kami berjanji akan membantumu! Aku akan mencari tali untuk menarik Bibi dari lubang itu. Puput! Jaga dan temani Bibi dan tetap berada di sini!”. “Baik! Aku berjanji akan menjaga dan menemani Bibi di sini sampai kau datang Tintin! jangan khawatir Bibi!”.
Tak berapa lama kemudian si harimau ganas itu menemukan Puput dan Bibi yang sedang berada di dalam lubang itu. Dan harimau pun berkata “Garghhhhh! Mau lari kemana kamu kucing-kucing bodoh! Aku sudah tidak sabar menahan lapar di siang hari yang amat panas dan terik ini! Ha ha ha! Sekarang aku mendapat dua ekor kucing siang ini! Pasti sampai nanti malam aku akan merasa kenyang!” Puput yang terkejut melihat kehadiran si harimau ganas itu langsung pergi meninggalkan Bibi yang sedang berada dalam lubang itu. “Maafkan aku Bibi! Aku harus pergi untuk menyelamatkan diriku dari harimu ganas itu!” desah suara Puput dalam hati dan langsung berlari meninggalkan Bibi. Bibi pun langsung berkata “Puput jangan tinggalkan aku sendiri di sini! Teganya kau menyelamatkan dirimu sendiri daripada saahabatmu dari kecil ini!
Harimau yang tahu Puput berlari meninggalkan Bibi sedikit merasa kecewa karena hanya tinggal seekor kucing santapannya siang hari ini!. “Dasar kucing Bodoh! Tapi tak apa masih ada kau kucing malang! Siap-siap kau menjadi santapan makan siangku! Ha ha ha! Arghgghhhh!”. “Tidak!!!! Aku tidak mau menjadi santapanmu harimau licik! Ujar Bibi dengan suara melasnya.
Kemudian, datanglah Tintin yang mengetahui kejadian itu sambil membawa tali langsung mengikat kaki harimau itu dan mencoba menariknya, namun Tintin tidak kuat untuk menarik kaki harimau itu untuk menjauh dari arah Bibi. Harimau yang merasa kakinya terikat oleh Tintin langsung menghempaskan Tintin ke belakang dan mencoba menghampiri Tintin sambil berkata “Hey Kucing Jelek! Mau apa kau menarikku kau tidak akan kuat menarikku! Apa kau? Teman dari kucing malang itu? Ha ha ha! Jika kau memang teman kucing malang itu, aku akan memangsamu juga Kucing yang malang!!”. Tintin yang tahu bahwa dirinya akan dimangsa harimau itu pun langsung berlari untuk melarikan diri dan mencoba untuk memancing amarah Harimau ganas itu. Harimau ganas itu segera melepas tali Tintin di tengah jalan dan berlari mengejar Tintin.
Tibalah Tintin di sebuah jurang yang di bawahnya adalah sungai yang mengalir sangat deras. Tiba-tiba harimau berkata “Ha ha ha! Mau coba-coba kabur dariku ya kucing bodoh! Jangan harap kau bisa lepas dariku! Arghhgg!” Tintin pun berkata “Seharusnya kau yang jangan harap bisa memakanku Harimau Bodoh!.” “Arghhh, tidak usah banyak bicara kamu kucing malang, aku akan segera memakanmu! Harggggh…!” lanjut harimau, dan langsung menyergap tubuh Tintin. “Jangan Harap harimau!!!” ujar Tintin sambil mengelak dari Harimau itu. Harimau itu justru tercebur ke dalam sungai di bawah jurang itu. Tintin yang berhasil mengalahkan Harimau pun tersenyum dan berkata “Dasar harimau bodoh! Kasihan kamu tidak bisa seberuntung aku! Dasar Harimau yang Malang!
Setelah Tintin berhasil mengalahkan Harimau itu, Tintin langsung pergi berbalik arah untuk menuju ke arah Bibi dan menolongnya. Di tengah perjalanan menuju Bibi, Tintin teringat pada tali yang dilepas harimau itu, Tintin langsung berlari mencari tali tersebut, hingga akhirnya ketemu.
Setelah tali itu ketemu, Tintin langsung menghampiri Bibi dan berusaha menolongnya. “Bibi, ambil tali ini dan aku akan menarikmu dari sini”. Ujar Tintin. Bibi pun langsung menjawab “Baik Tintin, Terima kasih kau telah menolongku”. “Sama-sama Bibi, kau kan temanku. Jadi wajar aku menolongmu. Oh ya dimana Puput?” Tanya Tintin pada Bibi. “Puput melarikan diri dan meninggalkan aku sendir di sini!” Jawab Bibi dengan jujur. “Apa?!! Puput meninggalkan kamu, padahal aku kira dia teman yang baik, tapi dia lebih memilih dirinya sendiri dari pada sahabatnya?” Ujar Tintin kesal sambil menatap ke arah Bibi. Bibi pun menjawab “Sudahlah Tintin, ini semua sudah terjadi. Mungkin Puput merasa takut saat itu. Wajar dia meninggalkanku”. “Ah! sudahlah Bibi, tak usah kita pikirkan Puput, lebih baik kita pulang sekarang!” ujar Tintin pada Bibi.
Sampailah Bibi dan Tintin di rumah, mereka melihat Puput yang sedang sedih. Bibi dan Tintin menghampirinya. “Hey, Puput teganya kau tinggalkan Bibi dalam keadaan yang seperti itu! apa kau tidak kasihan bila Bibi menjadi santapan harimau saat itu?” tanya Tintin pada Puput dengan keadaan marah.Puput pun berkata “maafkan aku Bibi, aku tak sengaja meninggalkanmu sendiri. Aku terkejut dan langung lari, padahal aku ingin menolongmu, tapi aku tiak bisa. Maafkan aku Bibi, Tintin!”. “Tidak apa-apa Puput, kami mengerti keadaanmu uga saat itu, maafkan aku juga saat itu, karena aku merepotkanmu.” Ujar Bibi dengan melas. “Tidak, itu salahku Bibi!” Lanjut Puput. “Sudah-sudah, ini semua tidak usah dijadikan masalah bagi kita, biarlah yang lalu berlalu. Kita ini kan sahabat, suka dan duka kita lalui bersama” Ujar Tintin kepada Kedua sahabatnya itu. Mereka bertiga lalu berpelukan dan Puput berjanji tidak akan mengulangi kesalahan seperti itu lagi. Mereka pun bahagia dan tersenyum bersama.
TAMAT.
Cerpen Karangan: Ithing Imatus Sholiha Facebook: Imatus Sholiha Saya murid smp negeri 1 puri kecamatan puri kabupaten mojokerto