Pada suatu hari di sebuah hutan, hiduplah seekor siput dan juga kawan kawannya. Siput itu bernama Tatam. Tatam adalah binatang yang suka bergaul dan pantang menyerah. Walaupun Tatam berjalan sangat pelan sehingga diejek kawan kawannya lambat, ia akan terus berusaha untuk membuktikan bahwa ia tidaklah lambat.
Di suatu pagi yang sangat cerah, terlihat Tatam sedang mencari makan di hutan. Ketika ia menemukan makanan dan ingin mengambilnya, selalu saja ada yang mendahuluinya mengambil makanan tersebut. Begitupun seterusnya, karena si Tatam berjalan lambat. Sampai akhirnya Tatam bisa mengambil makanan itu tetapi ada seekor kancil yang masih saja mengambil makanan itu darinya. “Hei itu adalah makananku kancil.” Kata Tatam. Kancil pun menjawab “Siapa cepat dia dapat. Lamban” Tatam pun merasa kesal kepada kancil itu. Kancil lansung pergi meninggalkan si Tatam.
Tatam berencana ingin membalas perbuatan kancil padanya. Keesokan harinya Tatam pergi menemui kancil dan ingin mengajaknya lomba lari. Kancil pun tertawa terbahak bahak karena seekor siput yang lambat ingin mengajaknya untuk lomba lari. “Hahaha, apa kau bercanda Tatam. Kau yang lambat seperti ini ingin mengajakku berlomba? Yang benar saja? Hahaha” kata kancil. “Aku tidak bercanda kancil, aku bersungguh sungguh ingin mengajakmu berlomba. Apakah kau takut?” sahut Tatam. “Hahaha aku tidak akan takut denganmu. Kalu begitu besok kita berlomba disini! Siapkan dirimu Tatam.” Tatam sudah berncana mengajak para siput untuk bekerja sama mengalahkan kancil. Agar para siput tidak dianggap lamban oleh penghuni hutan lainnya. Rencana Tatam adalah, para siput harus berjejer di sepanjang jalan perlombaan tetapi harus tetap waspada agar tidak ketahuan kancil.
Keesokan harinya saat perlombaan akan di mulai semua penghuni hutan yakin bahwa kancil yang akan memenangkan lomba. Tetapi Tatam tetap percaya diri bahwa ia akan menang dengan rencananya kemarin. Saat perlombaan dimulai, siput berlari sekuat tenaga meskipun sudah tertinggal jauh oleh kancil. Saat kancil sudah setengah perjalanan, ia merasa lelah dan mulai berlari perlahan lahan. Tetapi saat kancil terkejut karena siput sudah sampai di sebelahnya. Kemudian kancil menambah kecepatan larinya tetapi tetap saja siput bisa membalapnya karena rencananya tersebut.
Saat sudah mencapai garis finish ternyata siputlah yang menang. Siput pun sangat gembira dan semua penghuni hutan merasa terheran heran. Kancil pun merasa kesal kepada siput dan juga merasa curiga padanya. Saat para penghuni hutan ingin memberikan hadiah kepada siput, kancil melarangnya. “Tunggu dulu!” kata kancil. “Kenapa kancil? Apakah kau masih merasa kesal karena kau kalah lomba denganku?” jawab siput. “Tidak siput, bukannya aku kesal denganmu, tapi kurasa bukan kau yang mengajakku berlomba waktu itu. Yang mengajakku berlomba adalah siput yang memiliki lubang di cangkangnya. Kau berbohong!” Siput pun merasa gelisah.
Kemudian siput pun mengaku bahwa ia telah berencana dengan Tatam untuk mengalahkan kancil. Setelah itu Tatam dan para siput datang menghampiri si kancil da menceritakan semua rencana yang telah ia perbuat. “Maafkan aku kancil, aku melakukan semua ini agar aku dan para siput lainnya tidak dianggap lambat oleh penghuni hutan yang lain.” kata Tatam. “Seharusnya kau tidak perlu berbuat curang seperti itu Tatam. Bicaralah padaku, aku tidak akan mengejekmu lambat lagi.” sahut kancil. “Baiklah aku ingin meminta maaf kepada kalian semua, dan tolong jangan mengejekku lambat lagi” ujar siput.
Akhirnya Tatam dan para siput lainnya berteman baik dengan Kancil dan para penghuni hutan lainnya. Tatam pun tidak diejek lagi oleh teman temannya. Dan mereka pun hidup bahagia di hutan.
TAMAT
Cerpen Karangan: Tarisa Febi Mutiasari Facebook: Rissa Veby Mutiasari Sekolah: SMPN 1 PURI