Pada Suatu hari di hutan yang lebat hiduplah seekor rubah. Rubah tersebut sangatlah sombong, serakah dan dia selalu iri kepada hewan yang bisa melebihi dirinya dalam hal apapun. Awalnya para penghuni hutan tidak menghiraukannya tetapi, lama kelamaan para penghuni hutan mulai kesal dengan perbuatannya tersebut.
Keesokan harinya sang singa menghampiri para penduduk hutan “Wahai penduduk hutan, besok aku akan melantik satu dari para wanita di hutan ini untuk menjadi ratu. Dan aku akan memilih wanita yang jujur, baik dan dapat menjaga hutan ini.” Ujar sang singa. Saat rubah mengetahui hal itu rubah langsung pergi menemui sang singa “wahai singa yang agung aku adalah wanita yang cocok untuk menjadi ratu di hutan ini, karena aku adalah wanita yang baik, cantik dan tidak sombong di hutan ini”, tuturnya sambil tersipu, para penghuni hutan yang mendengarkan sempat kesal dengan kalimat yang diucapkan sang rubah itu “Huu…” kata penghuni hutan sambil tercibir, lalu sang singa pun menyutujianya “baiklah aku akan memberikan jabatan menjadi ratu kepadamu, tetapi kau harus berjanji untuk menjalankan tugasmu yaitu menjaga hutan dengan baik.” jawab sang singa sambil menghela nafas.
Siang itu sang rubah sedang membagikan undangan kepada seluruh penghuni hutan untuk menghadiri pesta dilantiknya sang rubah menjadi ratu semua penghuni hutan sudah menerimanya. Rubah menunggu para penghuni hutan datang dengan memakai pakaian yang sangat mewah, waktu terus berlalu hingga waktu menunjukan sudah jam 4 sore tetapi kenyatanya tidak ada seekor pun penduduk hutan yang mau datang. “Dimana semua undanganku? Kenapa tidak kunjung datang juga? Ah… mungkin mereka tidak punya hadiah untuk diberikan kepadaku secara, aku kan tinggal di rumah mewah!, ha ha ha ha ha…” gumam sang rubah sambil tertawa terbahak bahak.
Di hari pertama sang rubah dinobatkan menjadi ratu hutan dia sudah berulah yaitu membuat peratuaran baru yakni setiap ada orang yang berani dengannya akan dipenjara seumur hidupnya. Kelinci salah satu warga yang mengetahui hal tesebut pun semakin kesal jadi si kelinci melaporkan hal tersebut kepada sang rusa “wahai rusa apakah kamu sudah tahu berita baru?” Tanya sang kelinci “apakah peraturan baru itu saudaraku?” Tanya si rusa “wah wah wah ternyata si rusa ini belum tau ya?, itu lho sang ratu baru, memberikan peraturan yang sangat menjengkelkan” jawab sang kelinci “kamu jangan membuatku semakin penasaran dong, apa isinya?” Tanya rusa “sang ratu memberikan peraturan bahwa setiap hewan yang berani dengannya akan dipenjara seumur hidupnya” akhirnya seluruh penduduk hutan berkumpul dan memikirkan bagaimana cara untuk memberi pelajaran kepada sang rubah yang congkak itu.
Malamnya para penghuni hutan berkumpul di rumah sang kancil, “kancil bagaimana ini?” Tanya kelinci, anjing, kerbau dan gajah secara bersamaan “sabar, kita pikirkan dulu pelajaran yang setimpal untuk sang rubah tanpa menyakitiya!” sahut sang kancil, “jangan seperti itu, bagai mana kalau kita suruh kucing untuk meluluhkan hati sang rubah tersebut?, SETUJU…!??” ususl si burung merak, akhirnya mareka semua setuju. Mereka pun segera bergegas ke rumah kucing, sesampainya di sana para penghuni hutan melihat kucing dan rubah sedang berbincang bincang dengan asyiknya, tidak lama kemudian sang rubah pulang ke rumahnya, para penghuni hutan pun segera pergi menemui sang kucing “Hei kucing mengapa kamu bergaul dengan sang rubah itu eh, maksutku sang ratu?” Tanya sang gajah, “Dia adalah sahabatku dia sering kesini untuk berbicara tentangnya kepadaku” jawab si kucing, “Kebetulan sekali kami membutuhkanmu untuk melakukan rencana ini” sahut burung merak sambil berbisik bisik ke kucing, “Oh… jadi begitu baiklah aku akan bantu kalian, besok kancil pergi ke rumah sang singa untuk memberitahu hal ini sedangkan aku dan lainnya akan pergi ke rumah sang rubah, aku akan meluluhkan hatinya.”
Keesokan harinya sang kancil bergegas ke rumah sang singa untuk memberitahukan hal itu, “yang mulia apakah anda ada di dalam?” Tanya sang kancil “Ah… Kancil ada kabar apa sampai kamu datang ke rumah aku?” jawab sang singa lalu kancil mengatakan semua kelakuan sang rubah kepada masyarakat hutan ke singa, “Sombong sekali dia aku akan ke rumahnya untuk menurunkan jabatannya tersebut” geram sang singa sambil marah. lalu sang kucing pergi menemui sang ratu “wahai sahabatku mengapa semua penghuni hutan menjauhiku? Apakah aku terlalu kaya untuk mereka atau aku terlalu cantik untuk mereka” Tanya sang rubah “mengapa kamu seperti itu kepada mereka pedahal kan mereka sudah baik kepadamu kamu tidak pantas untuk melakukan itu!” jawab sang kucing. Saat sang rubah merenungkan hal itu sang rubah menyadari kesalahannya sambil meneteskan air mata “aku sudah salah menilai mereka aku memang tidak pantas menjadi sang ratu!” sahut sang rubah sambil meneteskan air mata tiba tiba, sang singa datang dengan marahnya sang singa berkata “kamu itu bagaimana sih aku kan menyuruhmu untuk menjaga hutan dalam arti bukan hanya alamnya terjaga tetapi masyarakatnya aman dan tentran karena ulahmu banyak hewan mati di penjara karena melanggar aturan yang telah engkau buat itu!, mulai sekarang kau bukanlah seorang ratu!” sambil menundukan kepala sang rubah berkata “maaf kan aku yang mulia aku telah lalai dalam menjalankan tugas, beri aku kesempatan untuk merubah sikap saya raja, saya mohon satu kali saja” disaat itu semua penghuni hutan tersentuh dengan kalimat yang dilantunkan oleh sang rubah, dengan lembut sang kucing memohon “yang mulia tolonglah maafkan sahabat saya ini tolong berikan dia kesempatan satu kali lagi, saya mohon.” Denag pelan sang raja menjawab “baiklah aku beri kamu kesempatan tan terakhir, tetapi tepati juga janjimu itu!” dengan wajah sedih dan gembira sang rubah menjawaab “baiklah yang mulia terimakasih…”
Pada saat itu sang rubah menjadi rubah yang baik hati, penyayang penolong,suka membantu, dia mulai bergaul dengan penghuni hutan. Sang rubah pun mulai berfikir bahwa kebahagian tidak hanya bisa didapat dengan jabatan, sombong dan merendahkan orang lain tetapi kebahagianan dapat diambil dari kita berbagi, saling membantu, saling menghargai dan saling menghormati. Itulah kebahagiaan yang abadi
THE END
Cerpen Karangan: Rosydah Nur Fadhilah Facebook: Rosydah Nur Fadhilah