Alkisah, di sebuah pinggir hutan terdapat seekor kancil yang sangat cerdik. Ia hidup di hutan bersama hewan-hewan lainnya, diantaranya adalah kerbau, gajah, kelinci dan masih banyak lagi. Si Kancil selalu mencari makan di pinggiran sungai.
Pada suatu saat ia merasa sangat lapar. Kemudian si Kancil bergagas pergi untuk mencari makan. Setibanya di tepi sungai ia melihat sebuah pohon rambutan yang sangat rimbun di seberang sungai. Si Kancil berniat ingin mengambil buah rambutan tersebut, tetapi di dalam sungai terdapat banyak buaya yang sedang mengintai kancil.
Kemudian para buaya berkata “Hey kancil apakah kau sudah bosan dengan hidupmu sehingga kau datang kemari?”. “Eh… tidak. Aku kesini untuk menyampaikan undangan kepada kalian”. jawab kancil. Kemudian para buaya terkejut mendengar perkataan si kancil. “Undangan apa?”. Lalu kancil menjawab pertanyaan para buaya dengan santai. “Minggu depan raja Sulaiman akan merayakan sebuah pesta dan kalian semua diundang dalam acara tersersebut”. “Pesta…?” timpal para buaya dengan mulut menganga. “Iya pesta. Disana terdapat banyak makanan. Ada daging rusa, daging kerbau dan daging gajah pun juga ada. “Aaaaakh, pasti kau berbohong. Kali ini kau tidak bisa menipu kami lagi”. “Eh tidak-tidak, kali ini aku serius”. jawab kancil untuk meyakinkan para buaya. “Apa kau yakin…?” Tanya para buaya dengan perasaan khawatir akan ditipu kancil. “Iya yakin” jawab kancil. “Baiklah kali ini aku percaya kepadamu” Ujar para buaya. “Nah, sekarang kalian berbarislah dengan rapi, aku akan menghitung berapa jumlah semua buaya yang ada di dalam sungai ini”.
Kemudian para buaya berbaris dengan rapi, berharap mereka semua akan mendapatkan makanan yang sama rata. Kancil pun mulai menghitung satu persatu buaya yang ada dalam sungai terebut. Setelah sampai di punggung buaya terakhir, kancil langsung melompat ke tepian sungai. Kemudian setelah itu ada seekor tupai yang berkata “Pesta itu sudah dirayakan minggu lalu, bukan minggu depan. Ha ha ha!”. Setelah mendengar perkataan tupai, mereka pun merasa tertipu dan sangat marah. Melihat para buaya yang tengah marah, Si kancil malah cengengesan dan menjulurkan lidahnya ke depan. Kemudian kancil bergegas pergi dari tepi sungai, dan menuju pohon rambutan yang berbuah lebat itu. Akhirnya kancil dapat makan buah rambutan yang dia inginkan.
TAMAT
Cerpen Karangan: Syrli Martin Facebook: Sirly Martin SMP NEGERI 1 PURI