Di tengah-tengah sebuah hutan, tinggallah seekor monyet bernama Minky. Suatu hari, Minky sedang berjalan-jalan di taman bunga dekat sungai. Di taman itu ia melihat seekor monyet betina yang menurut Minky cantik, “Wah, cantik banget, monyet itu!”. Tiba-tiba, Minky dikagetkan dengan kedatangan Mona, sahabat masa kecilnya. “Mona, kamu kagetin aku, aja!” seru Minky. “Ups, sorry! Maafin aku, ya, Minky, si sahabat terbaikku,” ucap Mona dengan imutnya. “Min, kamu lagi lihat, si Mina, ya?” tanya Mona. “Mina, siapa Mina?” tanya Minky balik. “Itu, monyet yang lagi duduk di bangku taman, dia itu Mina, sahabatku,” jelas Mona. “Oh, monyet betina cantik itu, namanya Mina,” ucap Minky. “Iya, benar, dia Mina,” jawab Mona.
“Kamu kan sahabatnya, boleh gak aku minta bantuan, secara kamu juga sahabatku?” tanya Minky. “Bantuan apa? Aku siap bantuin kamu,” jawab Mona. “Boleh, gak. Kamu cari tahu apa yang disukai Mina dan apa yang tidak disukainya,” kata Minky. “Siap, bos Minky,” kata Mona dengan gegap gempita.
Keesokan harinya, Mona datang ke rumah Minky. Ia ingin memberitahukan hal yang disukai Mina dan hal yang tidak disukainya. Minky sudah tidak sabar mendengarkan hal itu. “Mona, akhirnya kamu datang, aku udah gak sabar, nih!” seru Minky. “Apa hal yang disukai Mina?” lanjut Minky dengan tanya. “Mina menyukai bunga mawar, dia bilang kepadaku kalau ia suka bunga mawar pegunungan,” jawab Mina. “Kalau yang tidak disukainya?” tanya Minky lagi. “Mina tidak suka dengan warna merah muda, dia juga bilang kepadaku kalau ia juga tidak suka dengan mawar hijau,” jawab Mina. Minky mengerti dengan ucapan Mona. Ia pun langsung pergi ke pegunungan mencari mawar yang disukai Mina.
Setelah ia berjalan berpuluh-puluh kilometer akhirnya Minky menemukan bunga mawar yang disukai Mina. Ia pun pulang. Minky tidak langsung pulang ke rumah ia pergi terlebih dahulu ke rumah Mona.
“Mona! Mona!” teriak Minky yang sudah berada di depan rumah Mona. Mona membuka pintu rumahnya sambil bertanya, “Ada apa, Minky?” “Bolehkah aku minta bantuanmu?” tanya Minky kepada Mona. “Bantuan apa?” tanya Mona balik. “Bolehkah kamu memberikan surat ini kepada Mina?”. “Boleh, emangnya ini surat apa?”. “Ini hanya surat undangan biasa, o, ya, usahakan jangan sampai Mina tahu kalau kamu yang memberikan ini padanya!” jelas Minky.
Mona pun mengerjakan apa yang ditugaskan Minky kepadanya. Ia menaruh surat dari Minky di meja belajar Mina. “Minky, apakah kamu menyukai Mina? Apakah kamu tidak mengetahui kalau aku sebenarnya menyukaimu? Tapi, kamu malah memilih sahabatku daripada aku?” kata Mona saat ia menaruh surat undangan dari Minky. Tiba-tiba, Mina masuk dan ia melihat Mona yang berada di kamarnya saat itu.
“Mona, apa yang kamu lakukan di kamarku?” tanya Mina kepada Mona yang membuat Mona kaget bukan main. “Mina, kapan kamu datang?” Mona malah menanya balik. “Aku baru saja datang, kamu, apa yang kamu lakukan di kamarku?” tanya Mina sekali lagi. “Eh, aku, cuman mau lihat-lihat kamar kamu aja, Min,” jawab Mona dengan terbata-bata. Mona pun langsung keluar dari kamar Mina.
Setelah Mona keluar, Mina melihat kertas surat yang ditaruh Mona di mejanya. Mina membaca surat itu. “Siapa yang meletakkan surat ini di kamarku? Apakah Mona?” tanya Mina dalam hatinya.
Keesokan harinya, Minky sudah berada di taman sambil membawa bunga mawar pegunungan yang sangat banyak. Minky terus menunggu kedatangan Mina. Diam-diam, Mona telah bersembunyi di semak-semak. Beberapa menit kemudian, Mina pun datang. “Apakah kamu yang memberikan surat ini kepadaku?” tanya Mina langsung kepada Minky. “Iya,” jawab Minky. “Kenapa kamu memberikan surat ini kepadaku?” tanya Mina sekali lagi. Minky gugup dengan pertanyaan yang diberikan Mina kepadanya. Ia pun menjawab, “Karena aku ingin kamu menjadi pacarku,” sambil memberikan bunga mawar gunung yang didapatkannya dari pegunungan. “Pacar? Tidak mungkin, kamu tidak akan mungkin jadi pacarku, aku telah bertunangan dengan orang lain,” ucap Mina yang membuat Minky kaget. Mina pun langsung pergi meninggalkan Minky. Minky pun menangis.
Lalu, Mona datang menghibur Minky yang sedang menangis. “Sudahlah, Min, semuanya telah terjadi, Mina mungkin memang sudah bertungangan dengan orang lain, masih banyak monyet betina yang cantik di luar sana,” kata Mona untuk menghibur Minky. Melihat Mona yang sangat khawatir kepadanya Minky mulai menyukai Mona.
Beberapa hari kemudian, Minky melamar Mona di tempat dimana ia melamar Mina. Mona menerima lamaran Minky. Akhirnya, mereka berdua berpacaran dan hidup bahagia selamanya.
THE END
Cerpen Karangan: Fajril Adiko Facebook: Mohamad Fazril Adiko Maaf kalau ceritanya aneh, soalnya saya masih amatir.