Mataku sembuh, yang terlihat adalah suamiku sedang menunggangi adikku
Yang bikin aku semakin tidak terpikirkan adalah, suamiku bahkan ingin membunuhku.
Aku yang sebagai wanita lemah ini bisa berbuat apa ?
Aku mau buat lelaki brengsek ini bunuh wanita yang tidak tahu malu itu.
Tapi sayangnya, suamiku setelah itu malah menggila, dan mengeluarkan pisau yang berdarah.
1.
Sakit !
Aku sambil pegang pinggang dan berdiri.
Orang buta memang tidak berguna, hanya mau minum air saja bisa terjatuh.
Namun sebuah cahaya yang menyilaukan mataku, tidak lama kemudian diriku sudah kembali dapat melihat.
Aku seketika terbengong.
Sebelumnya aku kecelakaan dan membuat diriku tidak dapat melihat, dokter mengatakan perlu beberapa tahun baru daapt sembuh, sekarang aku sudah bisa melihat, walaupun masih sedikit buram, tapi aku yakin bentar lagi bisa sembuh total.
Aku tidak sabar ingin membagi info bahagia ini ke suamiku lewat telepon.
Tapi pintu dibuka dari luar oleh seseorang.
Aku sungguh kaget.
Karena suamiku sama adikku sambil ciuman sambil memasuki rumah ini.
Bagaimana mungkin?
Mereka adalah orang yang paling dekat denganku didunia ini, mereka beraninya berbuat seperti ini, apa mereka tidak merasa bersalah ?
Mungkin melihat aku ada dirumah, suami mendorong adikku yang terus meminta ciuman.
Tatapannya melihat ke diriku penuh rasa jijik, tapi suaranya masih lembut : "Kenapa bangun sepagi ini sayang, kenapa tidak lanjut istirahat lagi."
Aku dengan kuat mengepalkan tangan, dengan datar mengatakan : "Aku capek berbaring, ingin turun minum air."
Suamiku segera menuangkan segelas air untukku, belum sempat aku minum !
Adikku memuntahkan luda ke dalam gelas itu.
Aku benar-benar terkejut.
Adikku adalah anak dari istri kedua yang ayahku nikahi, walaupun kami tidak ada hubungan darah, tapi aku benar menganggapnya seperti adik kandung.
Sedangkan dia memperlakukanku seperti ini sekarang.
Aku mengambil gelas itu, menggerutkan kening berkata : "Sayang, aku ingin minum air hangat, ini sudah dingin."
Ekspresi ketidaksabaran muncul di wajah suami.
Tapi dia tetap mengambil segelas air hangat untukku.
Saat ini, adikku menghampiri suamimku lagi, sedangkan suamiku mengeluarkan handphone dan mengirimkan sebuah pesan padanya.
Adikku juga langsung membalasnya.
Aku sengaja berpura-pura tidak mengetahui apa yang mereka lakukan dan duduk disampign suamiku, dia sama sekali tidak kepikiran bahwa aku sudah sembuh.
Sehingga dengan tenang WA dengan wanita gatal itu.
Aku duduk disebelah suamiku dan melihat apa yang sedang mereka bahas di WA.
Tidak pernah kusangka.
Aku terkejut, karena aku menemukan sebuah fakta.
Dari dialog mereka.
Aku baru ternyata sebelumnya aku kecelakaan bukanlah sebuah kebetulan, ini smeua adalah rencana dari suamiku untuk membunuhku, tidak heran jika supir yang menabrakku itu tidak pernah ditemukan.
Tak perlu dikatakan lagi bahwa tujuan mereka melakukan hal itu adalah untuk menggelapkan miliaran dolar yang ditinggalkan ayah aku.
Kepalan tangan aku mengepal keras.
Mereka sudah keterlaluan, aku mau lelaki brengsek ini kehilangan segalanya.
Namun.
Yang lebih bikin aku kaget adalah, mereka membahas dichat untuk menentukan suatu hari bawa aku ke gunung, dan mendorongku turun dari gunung tersebut, dengan begitu tujuan mereka akan tercapai.
Mereka masih ingin membunuhku untuk kedua kalinya.
Raut wajahku tidak enak dilihat.
Pas disaat ini, kedua orang itu melepaskan handphone mereka, terang-terangan ciuman didepan aku, bahkan adikku tercinta itu melepaskan ikat pinggang suamiku.
2.
Kuku jariku menancap ke dalam dagingku,rasa sakit yang menusuk ke dalam hatiku tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang ada di depan aku.
Perasaan benci muncul dari hatiku.
Aku mau balas dendam.
Melihat kedua orang ini semakin asyik, aku sengaja batuk dengan lambat berkata : "Sayang, aku mau pergi mandi, kamu ngobrol dulu dengan adik ya!"
Raut kegembiraan muncul di wajah suamiku, dia segera menganggukkan kepala.
Suaranya serak.
Sedangkan adikku dengan wajah girang sengaja berkata : "kak, perlu aku temanin ?"
Ku sengaja tersenyum : "tidak perlu, aku bisa mandi sendiri, lagian ini dirumahku."
Setelah itu, ku masuk ke kamar mandi.
Keduanya lanjut melakukan hal tidak tahu malu itu.
Aku terdiam dan bersiap untuk lapor polisi.
Tapi tidak lama kemudian ku geleng kepala, tidak ada gunanya ku lapor polisi sekarang karena aku tidak ada bukti sama sekali. Dan setelah cerai, lelaki brengsek itu akan mendapatkan setengah dari hartaku, tidak boleh lapor polisi sekarnag.
Aku tidak boleh bertindak seperti ini, aku mau keduanya merasakan karma.
Adikku bagaikan anjing berbaring di ruang tengah, suamiku juga nampak sangat senang.
Ekspresi seram muncul diwajahku.
Disaat kedua akan mencapai puncak, aku tiba-tiba keluar dan berteriak : "Sayang, sayang, aku bisa melihat."
Keduanya tadi masih terjerumus dalam nafsu !
Habis mendengar ucapanku.
Wajah kedua orang itu langsung terlihat panik, sementara suamiku mendorong adikku dengan keras hingga terjatuh.
Adikku juga panik dan tidak tahu harus berkata apa.
Ku melihat suamiku, dia terpaku, wajahnya dengan pucat melihatku.
Kejutan ini benar-benar menggagetkan mereka.
Suamiku nampak tidak bernafsu lagi sekarang.
Tidak tahu apakah kejutan kali ini akan mempengaruhi kebahagiaannya di masa depan.
Tapi ini sudah tidak ada hubungannya lagi denganku, aku melihat suamiku, sengaja dengan senang berkata : "Sayang, kamu tahu tidak, aku melihat ada sesuatu putih di mataku !"
Ah!
Suamiku melihatku dengan kaget dan berhati-hati mengatakan : "Kamu hanya nampak ada sesuatu yang putih ?"
Aku dengan senang berkata : "Iya, aku melihat warna putih."
Keduanya muncul ekspresi marah.
Tapi suamiku tetap berkata dengan lembut : "Baik, aku membawamu ke rumah sakit sekarang."
Wajahku tetap senyum dengan lembut, meraba tangan suamiku dan berkata dengan suara kecil : "Sayang, kamu memang baik, kamu pernah berkata seumur hidup akan hhannya mencintaiku seorang, ternyata kamu tidak pernah ingkari janji tersebut ! Aku sangat senang !"
Aku lihat wajah adikku jadi tidak enak dilihat.
3.
Kami tidak lama kemudian sampai di rumah sakit dan bertemu dengan dokter spesialis mata Dokter Surya.
Aku tidak menyangka Dokter Surya semuda ini.
Karena menurutku biasa yang termasuk dokter ahli paling tidak sudah berumur 50-60 tahun, berbijak dan berwibawa, namun Dokter Surya hanya berumur 20an tahun.
Dia memeriksa diriku secara manual dan cek sekali lagi menggunakan mesin.
Dia sedikit menggerutkan keningnya.
Ku menyadari Dokter Surya sangat ganteng, walaupun sedang menggerutkan kening tetap memancarkan pesona, tidak heran banyak perawat yang diam-diam mendekatinya.
Dokter Surya ragu dan berkata pada suamiku : "Pak Martius, tolong beli obat dulu diluar !"
Adikku segera berkata : "Aku hafal jalan di rumah sakit, aku pergi sama kakak ipar saja."
Aku mengganggukkan kepala.
Tunggu kedua orang ini pergi.
Dokter Surya menutup pintu, sambil menggerutkan kening berkata : "Ibu Angel, apakah kepala anda terbentur akhir-akhir ini ?"
Aku mengganggukkan kepala.
Dokter Surya tersenyum, dengan pelan berkata : "Ibu Angel, selamat, anda tidak lama lagi akan sembuh total."
Setelah itu.
Dia melihatku, dengan pelan berkata : "Ku rasa, Ibu Angel sepertinya tidak ingin suamimu tahu bahwa dirimu sudah sembuh, jika kamu ada masalah bisa ceritakan padaku, aku bisa membantumu !"
Aku sempat ragu, tapi suamiku dan adikku mengawasiku, aku tidak ada kesempatan untuk menyebarkan info ini, sedangkan Dokter Surya ini sepertinya sangat dapat dipercaya, aku harus percaya padanya.
Sampai sini aku menghela napas panjang berkata : "Dokter Surya, sebenarnya......"
Omonganku belum selesai, suamiku sudah dengan cepat masuk.
Aku menggerutkan kening.
Harus mencari kesempatan lain untuk beritahu Dokter Surya.
Namun.
Suamiku dengan senyum berkata : "Surya, kamu harus ngecek istriku dengan benar ya, nanti malam aku traktir kamu minum."
Aku terbengong.
Dengan suara kecil bertanya : "Kalian kenal ?"
Lebih dari kenal.
Suamiku tertawa terbahak-bahak, dia menunjuk Dokter Surya berkata : "Dia adalah Si Gendut yang sering ku ceritakan ke kamu."
Aku merasa heran, Dokter Surya ini tidak gendut sama sekali.
Dirinya padahal ada cowok ganteng yang punya roti sobek.
Tapi keringat dingin keluar dari punggung.
Aku memang pernah dengar suamiku cerita tentang Si Gendut, hanya saja dia selama ini ada di luar negeri, tidak disangka ternyata menjadi dokter spesialis mata disini.
Mereka adalah teman baik sejak kecil.
Aku bersyukur tidak menceritakan hal itu kepada Dokter Surya, jika tidak mungkin diriku sekarang sudah ada di lubang harimau.
Tapi aku merasa Dokter Surya sedang melihatku.
Dengan tatapan mata jernih.