Namanya adalah Rea, gadis cantik dengan senyum yang manis, smart dan cerdas.
Sedangkan Raka adalah pemuda tampan yang menjadi idola di kampus.
Mereka sama sama duduk di bangku kuliah di kampus yang cukup ternama di kotanya.
Suatu hari Raka tanpa sengaja menemukan sebuah arloji berbentuk hati yang terjatuh di antara rumput taman di halaman kampus.
" Heh..lo ambil arloji gue ya " teriak gadis cantik itu dengan nada tinggi.
Raka terdiam dan mengeryitkan keningnya.
" Maksut lo, gue ambil arloji ini, sorry ya nona , gue gak bakalan ambil barang rongsokan kayak gini.." jawab Raka.
Rea berjalan ke arahnya dan mencoba meraih arloji itu dari tangan Raka.
" Ets...enak aja mau ambil gitu aja , emang benar ini arloji punya lo, trus gue percaya ..hahhhh " ucap Raka dengan senyum smricknya.
" Duhhh sialan nih cowok" gumam Rea dengan perasaan kesal.
Raka tetap tertawa.
" Lo harus bisa buktikan kalau arloji ini punya lo" ucap Raka.
" Baik, apa yang lo mau " tantang Rea dengan berani.
" Lo harus jadi pacar gue seminggu" ucap Raka tersenyum nyengir.
" Hahhh , gila lo " jawab Rea.
" Gue memang gila hahaaaa.."
Rea mencoba mencerna dan memikirkan sejenak.
" Oke, tapi tidak lebih seminggu " jawab Rea.
Raka pun tersenyum puas dengan kemenangannya.
" Dan arloji ini akan aku berikan padamu setelah seminggu , oke sayang " bisik Raka sebelum pergi meninggalkan Rea yang diam mematung.
***
Keesokan harinya adalah hari pertama mereka berperan sebagai kekasih.
Raka tampak dengan sombongnya memperkenalkan Rea kepada teman temannya sebagai pacar barunya.
" Wah, cantik juga cewek lo " ucap salah satu temannya.
Raka meraih tangan Rea dan menggenggamnya hangat.
" Kamu yang mesra dong, ingat kita ini sepasang kekasih " bisik Raka.
Rea pun segera membalas genggamannya.
Dan akhirnya hari ini terlewati dengan sukses teman teman Raka percaya dengan mereka.
***
Keesokan harinya.
Pagi itu Rea tidak berangkat ke kampus karena dia merasa tidak enak badan , kepalanya pusing , dan perutnya gak bisa diajak bekerja sama rasanya sakit luar biasa karena sedang datang bulan .
Dret📱🎵🎵 ( ponselnya berdering)
Rea melihat siapa yang menghubunginya,dia males kalau itu adalah Raka, tapi ternyata Dara yang menelponnya.
( Re, lo gak masuk hari ini, gue tungguin dari tadi juga )
'iya nih Dar, gue datang bulan perut gue sakit banget dan kepala gue pusing , maaf ya lo nungguin gue , ada yang nyariin gue gak '
( Ada )
' siapa '
( Cowok ganteng katanya dari fakultas kedokteran, namanya Raka kalau gak salah)
' terus lo ngomong apa '
( Ya gue bilang gak tau lo di mana,emang gue gak tau kalau lo sakit,terus dia tanya alamat rumah lo )
'lo kasih tau gak'
(Ya gue kasih tau dong, paling sekarang dah mau nyampek rumah lo, emang kenapa sih, ih...lo kok gak pernah bilang sih kalau lo dah punya pacar cakep lagi..)
Ting...tong...
'ish...lo nih pakai kasih tau segala, dah gue mau istirahat dulu bye'
Panggilan pun berakhir.
Ting...tong...
Rea mendengar suara bel berbunyi , dia segera bangkit dan berjalan ke arah pintu dengan tertatih tatih sambil memegangi perutnya.
Ceklekkkk
" Elu , ngapain ke sini , aduh hhh" tanya Rea sambil memegangi dan meremas perutnya yang sakit luar biasa.
Raka hanya terdiam dan melangkahkan masuk ke dalam ruang tamu.
"Aduhhh!" Rintih Rea yang semakin gak kuat menahan rasa sakit dan pusingnya.
" Lo kenapa Rea" teriak Raka dengan panik segera memapah Rea untuk duduk di sofa.
" Bokap sama nyokap lo ke mana?, lo sakit badan lo pucat" tanya Raka.
" Mama dan papa kerja , aduhhhh...sakit hiks hiks hiks .." karena gak tahan Rea pun menangis sambil terus meremas perutnya.
Raka memeluk Rea untuk mengurangi rasa sakitnya.
" Re, jangan nangis dong biar gue periksa ya , gini gini gue calon Dokter, sedikit banyak gue sudah tau masalah masalah seperti ini " ucap Raka.
" Enggak, lo akan cari kesempatan buat sentuh sentuh gue" ketus Rea.
Raka tak perduli dan meraba perut Rea namun segera ditangkis oleh Rea dengan mata melotot tajam.
"Jangan sentuh gue, enak aja ... aduhh..." Ucap Rea dengan sinis tapi masih menahan rasa sakitnya.
Raka pun hanya menggeleng.
"Dasar keras kepala, rasakan saja sakitnya, kalau gak mau diobati, emang Dokter kalau ngobatin gimana nona kalau gak mau disentuh, pakai blutut atau pakai infra red " ucap Raka sambil mendengus kesal.
" Gue , gue sedang datang bulan mangkanya perut gue sakit tau , gue gak mau berdebat , dah sana mending lo pergi jangan ganggu gue " jawab Rea sambil meringis.
" O , oke gue cabut sekarang " ucap Raka kemudian pergi dari rumah Rea dengan motor gedenya.
Brem brem....
" Ihhh dasar cowok aneh, baguslah dia pergi gak ada yang gangguin gue lagi " gumam Rea.
Tak selang beberapa lama kembali suara motor Raka berada di depan rumah.
Ceklekkkk, tanpa mengetuk pintu Raka masuk dan melihat Rea masih meringis menahan sakit dengan mata sembab seperti habis nangis.
Raka dengan santainya duduk di depan Rea dan mengelus rambutnya.
" Elu selalu begini kalau datang bulan?" Tanya Raka yang membuat Rea tersentak.
Kemudian Rea mengangguk dan tetap meremas perutnya.
"Lo sudah makan?" Tanya Raka.
Rea menggeleng .
Raka pun berjalan ke dapur mengambil piring dan sendok.
Rea duduk dan melihat Raka dengan telatennya melayaninya layaknya pacar beneran.
" Lo bawa apa?" Tanya Rea .
" Nasi uduk dari warung depan, gak usah protes.
Rea nyengir, dan Raka mengusap kepala Rea dengan tersenyum sambil membuka buntelan nasi uduk dan meletakkan diatas piring, kemudian menyuapkan ke arah Rea.
Sejenak mereka saling menatap.
Deg deg ( Rea merasakan jantungnya berdetak lebih cepat )
" Duh ada apa ini , ngapain juga dia pakai suapin gue " gumam Rea dalam hati.
" Sini ka, gue bisa makan sendiri" pinta Rea namun malah dibalas dengan tatapan tajam oleh Raka.
" Dah ayo buka mulutnya, setelah ini lo minum obat ,gue udah bawakan obat nyeri dan obat datang bulan ,serta tambah darah " ucap Raka sambil terus menyuapi Rea dengan telaten.
Rea tak mengelak dan tidak protes disuapi oleh Raka sampai habis satu porsi nasi uduk yang dibawakan olehnya.
Setelah selesai menyuapi Rea Raka mengambil beberapa obat untuk diminumkan kepada Rea.
" Ish...kok gitu melihatnya, ntar naksir lo.." ucap Raka sambil tersenyum gemas melihat Rea yang tiba tiba menunduk dengan pipi yang sudah merah seperti kepiting rebus.
Raka tersenyum dan mengusap kembali kepala Rea dengan lembut.
" Sekarang bagaimana, apa yang lo rasain, rasa sakitnya berkurang atau tidak " tanya Raka dengan senyumannya yang membuat orang tiba tiba amnesia.
" O..ehm..e...i..i..iya sudah tidak sakit lagi " jawab Rea dengan gugup.
" Bagus lah, jaga diri lo baik baik ya , karena dalam 5 hari ke depan gue masih butuh Lo sebagai pacar gue..." Ucap Raka sembari berjalan menuju pintu keluar untuk kembali ke kampus.
" Hahhh..Sialan, dasar,sana lo pergi jauh jauh dari hidup gue , gue gak mau lihat muka lo yang menyebalkan itu!!!" Teriak Rea yang kesal sambil melempar bantal ke arah Raka yang berjalan ke arah luar menuju halaman di mana motornya diparkirkan.
dengan senyum kemenangan Raka tetap berjalan dan menaiki motornya untuk memecah keramaian jalan di ibu kota.
Rea yang sudah semakin kesal pun beranjak dan berjalan ke kamarnya untuk beristirahat.
***
Keesokan harinya di kampus .
Raka sedang duduk bersama ke dua temannya yaitu Dio dan Adit.
Tiba tiba muncul Jesi yang dulu pernah berpacaran dengan Raka ya bisa dibilang dia mantannya Raka.
" Hai Raka" sapa Jesi yang datang bersama ketiga sahabatnya Sarah, Icha dan Cintia.
Raka tak menjawab hanya terdiam dengan raut muka datar.
" Bolehkan kita ikut gabung di sini" tanya Jesi dengan senyum cantiknya.
" Kayaknya gue ada urusan ,gue cabut dulu " ucap Raka yang membuat Jesi geram dan ikut berdiri mengikuti Raka yang berjalan.
" Ka, kamu kenapa sih, udah dong kita balikan ya, aku minta maaf sama kamu waktu itu ,aku gak sengaja bertemu Dito, dia yang mengajakku jalan lebuh dulu..sumpah aku gak ngapa ngapain sama dia " ucap Jesi.
Raka berhenti berjalan dan menoleh dengan sinis.
" Cukup Jes, gue muak dengan semua kebohongan lo, gue bukan orang bodoh yang percaya begitu saja dengan mulut manis lo, gue lihat dengan mata kepala gue sendiri lu keluar dari penginapan itu bersama dengan Dito" jawab Raka dengan tatapan mata tajam.
" Ayolah baby, kamu terlalu cemburu, kamu gak tau apa yang sebenarnya terjadi,kami kemalaman waktu itu dan tak ada tempat lain hanya tersisa satu kamar , kamu sendiri kan yang meninggalkan aku di puncak ,untung ada Dito yang menyelamatkan aku" timpal Jesi yang penuh dengan kebohongan.padahal yang terjadi memang mereka sama sama menginginkannya.
Jleg...
Hati Raka bergemuruh mencoba mengingat kejadian waktu itu.
*Flashback on*
Raka, Jesi, Dio, Dito dan Bebe teman temannya sedang berlibur untuk menikmati malam pergantian tahun di puncak.
" Sayang , malam ini akan menjadi malam yang berharga untuk kita " ucap Jesi yang berada dalam pelukan Raka.
" Iya sayang, setelah malam ini kita akan publikasikan hubungan kita di medsos" jawab Raka sambil mengecup mesra pucuk kepala Jesi.
Jesi menatap lekat wajah tampan kekasihnya itu, dan mendekatkan wajahnya untuk mengecup lembut bibir manis Raka.
" I love you sayang " ucap Raka yang membalas ciuman hangat dari kekasihnya itu.
Ciuman mereka berlangsung cukup lama sampai mereka terngengah engah kehabisan nafas.
Saat mereka masih beradu pandang dan diliputi nafsu yang membara tiba tiba datang Dio, Dito dan Icha serta yang lain.
" Sial mereka pakai datang di waktu yang tidak tepat" gumam Jesi yang sudah sangat merasakan kepanasan karena nafsunya yang sudah membara dan tak bisa dikendalikan.
" Hai , kalian..dari mana saja sih, nyari kayu buat api unggun saja lama banget " tanya Raka kemudian beranjak dan bergabung bersama teman temannya untuk membuat api unggun.
Sedangkan Jesi semakin gelisah karena nafsunya yang tak bisa dikendalikan.
Jesi terus menatap ke arah Raka yang sangat tampan dan menggoda di matanya.
Namun Raka yang tak menyadarinya tetap asik bercanda bersama sahabat sahabatnya yang sedang membuat api unggun.
Meskipun Raka dan teman temannya hidup di tengah kota besar yang keras dan kental dengan pergaulan bebas, tapi mereka tetap menjaga batasan batasan saat bersama lawan jenisnya, termasuk anti berzina dan seks bebas.
"Raka " teriak Jesi yang seksi,namun Raka tak mendengarkannya dan tetap asik bersama sahabatnya.
Tapi Dito yang memang dari dulu menyukai Jesi terus saja menatap dan mencoba untuk mendekati Jesi.
Jesi yang duduk di bawah pohon besar sendirian sesekali menggeliat menahan luapan nafsunya yang membara..
" Jes, lagi ngapain sendirian di sini, mending ikut gabung yuk bersama mereka " ucap Dito sambil menunjuk ke arah Icha, Sarah dan teman teman cewek yang lainnya yang sedang sibuk mempersiapkan daging untuk dibakar.
" Enggak ah,gak mau , tolong dong Dit,lu panggilin Raka.." rengek Jesi.
Dito yang tidak bodoh " ngapain gue panggil Raka"gumamnya dalam hati sambil tersenyum licik.
" Sepertinya lu kepanasan ya Jes, apa lu butuh sesuatu, aku bisa membantumu " tanya Dito kemudian menarik tangan Jesi dan membawanya pergi ke penginapan tanpa memperdulikan teman temannya yang lain.
Bahkan Raka, Dio,dan yang lainnya tak menyadari akan kepergian Jesi dan Dito.
Jedarrrrrr jedarrr
Suara kembang api di langit puncak mulai membengkakkan telinga.
Dan itu menandakan tahun telah berganti saat itu , kilatan dan cahaya dari kembang api menambah keindahan malam itu.
Mereka datang ke puncak bersama sahabat dan pacarnya masing masing.
Raka yang baru sadar dari tadi tidak melihat Jesi mulai panik mencarinya.
" Jes, Jesi..kamu di mana sayang , guys kalian lihat jesi gak " tanya Raka kepada teman temannya, tapi jawaban mereka tetap sama tidak melihatnya.
" Aduh di mana kamu Jesi..tadi aku minta dia duduk di sini untuk beristirahat sambil menunggu waktunya tepat malam pergantian..aduhhh sial.." umpat Raka yang mulai frustasi sambil mengacak kasar rambutnya sendiri.
Setelah beberapa saat berlalu mereka hendak balik ke kota tapi hujan tiba tiba turun sangat deras akhirnya mereka memutuskan untuk menginap saja di villa milik keluarga Raka.
" Ka, nah cewek lo mana " tanya Dio.
"Tau, dari tadi gue juga nyariin gak ketemu, masasih cewek cewek itu gak ada yang lihat di mana Jesi" jawab Raka yang mulai frustasi.
" Hei cha, lo tau gak di mana sahabat lo si Jesi" teriak Dio kepada Icha dan teman teman cewek lainnya yang berada di dalam ruangan satunya.
" Enggak , dari tadi gue juga nyariin mereka" jawab Icha.
Raka dan Dio saling berpandangan heran " mereka " ucap Raka dan Dio bersamaan.
" Mereka siapa maksut lo cha !" Tanya Dio lagi.
"Jesi dan Dito" jawab Icha.
Jleg...
Hati Raka seperti meledak mendengar kalau yang tidak ada di antara mereka bukan hanya Jesi tapi juga Dito .
" Mungkinkah mereka , ach...tidak, Jesi sangat mencintaiku gak mungkin menghianati ku " gumam Raka yang mulai lemas karena pikirannya yang tidak karuan.
Dio mencoba menenangkan hati sahabatnya itu.
" Udah lah ka, belum tentu apa yang kita pikirkan itu benar, semoga saja semua salah, sekarang sudah malam kita tidur saja." Ucap Dio sambil menepuk pundak Raka.
Raka mengangguk dan menyandarkan tubuhnya di tepi sofa, karena mereka menginap dengan para cewek ,jadi para cowok yang mengalah dan tidur di sofa ruang tamu, sedangkan cewek tidur di dalam kamar.
Jam menunjukkan pukul 3 dini hari , dan hujan sudah mulai berhenti.
Raka tampak tidak bisa terlelap memikirkan apa yang telah terjadi di antara mereka.
Kemudian raka beranjak dan berjalan ke luar vila, sedangkan Dio ternyata juga gak bisa tidur dan segera menyusul Raka.
"Ka, tunggu ..mau kemana lo ini masih malam " teriak Dio yang membuat semua temannya ikut terjaga..
Raka menoleh dan berdiri di teras vila , disusul keempat sahabatnya yang ikut terjaga dan ikut bersama Raka di teras.
" Eh, gue gak bisa tidur guys" ucap Adit mencairkan suasana.
" Emang lo doang,gue juga gak bisa tidur " jawab Dio.
" Raka , lu juga gak bisa tidur " tanya Aldi.
Raka mengangguk .
" Ayo guys kita jalan jalan lihat lihat di luar , di sebelah villa sepertinya ada penginapan, pasti banyak pasangan yang sedang mesum di sana,kita intip yuk "
Bruks..
Dio menimpuk kepala Aldi yang sudah konslet.
" Gila lo " ucap Dio.
"Tapi gak ada salahnya kita lihat lihat di sana mungkin mereka menginap di sana "ucap Raka datar.
Jleg..
Semua terdiam dan saling memandang.
" Baiklah ayo" ucap Dio kemudian mereka berlima berjalan jalan ke luar area vila dan mendekati penginapan tersebut.
Jedarrrrrr ⚡⚡⚡
Seperti petir yang menyambar saat dua orang sedang bersenda gurau sambil berpelukan mesra keluar dari dalam kamar salah satu penginapan tersebut.
Tepat di saat Raka menoleh ke arahnya.
" Jesi, Dito..apa yang kalian lakukan di sini???" Tanya Raka dengan tatapan tajam seperti singa yang kelaparan.
Dio pun segera menepuk pundak Raka untuk menguatkan sahabatnya itu.
" Raka , Raka...i..i..ini tidak seperti yang kau kira ,a..a...a..aku dan Dito tidak sengaja, ka..ka.. kami tidak melakukan apa apa.." ucap Jesi menjelaskan dengan gugup.
" Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi Jes , semua sudah jelas, silahkan lanjutkan apa yang ingin kalian lakukan, bye..ayo Dio kita pulang ke kota Sekarang juga" ajak Raka kepada teman temannya.
* Flashback off*
Raka tersentak dari bayangan masa lalunya tentang penghianatan yang Jesi lakukan.
" Aku tau Raka kamu tidak bisa move on dariku , jujurlah , ayo kita kembali lagi seperti dulu, kita lanjutkan kembali kisah kita yang belum selesai." Ucap Jesi sambil mengelus lengan kekar Raka.
Namun Raka bukanlah pemuda bodoh yang bisa sekali dibohongi akan bisa dibohongi lagi.
Raka menghempaskan tangan Jesi dari lengannya.
" Pergilah jauh jauh dariku Jes, lupakan semua kisah kita, aku pun sudah lupa dengan rasa bahagia , yang tersisa hanyalah rasa sakit karena penghianatan " ucap Raka.
"Ayolah sudah tiga bulan berlalu tapi kamu belum juga punya kekasih, akui saja kalau kau masih memcintaiku" ucap Jesi.
Raka hanya yengir dengan smricknya.
" Kau bilang aku gak bisa move on " ucap Raka sambil memandangi seorang gadis yang sedang turun dari mobil Honda jazz warna putih di halaman.
" Rea...sini sayang " teriak Raka yang membuat Rea menoleh dan tersenyum kemudian berjalan ke arahnya dengan anggun dan luwes.
" Hai , dah lama kamu" tanya Rea dengan mesra agar benar benar seperti seorang kekasih, ya untuk menambah greget agar dramnya berjalan manis.
Raka menarik tangan Rea dan memeluknya , kemudian mencium lembut bibirnya yang pink menggoda.
Meskipun ciumannya tanpa ada balasan dari Rea tapi terlihat sangat menikmatinya.
Rea hanya melotot " sialan nih cowok benar benar telah mencuri kesempatan, awas saja nanti " umpat Rea dalam hati.
Jesi seakan tak percaya akan pemandangan yang terjadi di depannya .
" Jadi benar ka, dia pacar lo" tanya Jesi seakan tidak percaya.
Raka tak menjawab dan hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian fokus dan memegangi kedua pundak Rea.
"Sayang, bukannya kemarin kamu sakit kok hari ini sudah masuk kuliah apa sudah benar benar sembuh, aku gak mau kamu sakit lagi"
ucap Raka sambil terus memandangi wajah cantik Rea tanpa memperdulikan ada Jesi yang sedang cemburu kepadanya .
Rea hanya menggeleng.
" Kan kemarin kamu sudah kasih aku obat " jawab Rea yang membuat Jesi semakin geram.
" Iya mangkanya banyak banyak olah raga dan minum air putih, supaya nanti kalau datang bulan lagi gak sakit seperti kemarin.." ucap Raka sambil mencubit hidung Rea dengan manja.
" Hahhhh...sampai segitunya, gila memangnya sudah berapa lama sih kalian berhubungan" tanya Jesi.
" Baru kem"
Raka langsung membungkam Rea dengan bibirnya yang menggoda.
Kali ini Rea membalas dan membuka sedikit mulutnya sehingga Raka lebih leluasa mengabsen setiap gigi milik Rea .
Jesi semakin murka dan pergi meninggalkan mereka dengan muka merah padam dan bersungut sungut.
Hahhhhhhh..
Rea dan Raka melepaskan pagutan mereka dengan nafas terengah engah.
" Lo gila Raka" umpat Rea dengan nafas tak beraturan.
" Dan lo juga lebih gila" jawab Raka.
Dengan muka merah karena malu Rea pun sadar dengan apa yang barusaja terjadi.
Begitu juga dengan Raka.
Rea tertunduk.
" Rea , gue minta maaf ya " ucap Raka.
" Gue juga salah , gue biarin lo cium cium gue " jawab Rea ketus.
" Iya, makanya gue minta maaf, gue gak bisa nahan melihat bibir lo yang sangat menggoda Rea, ditambah lagi lo buka mulut lo berarti lo juga menikmatinya " ucap Raka yang membuat Rea melotot tajam.
" Jujur Rea, lo juga menikmatinya bukan, sekarang kau mau lagi " ucap Raka yang mulai menarik tangan Rea dan mendekatkan bibirnya ke wajah cantik Rea.
Tanpa di duga Rea pun mendorong tubuh raka hingga terpental ke belakang.
" Duh..kasar juga nih cewek " gumam Raka.
Rea berjalan sedikit berlari menuju ruang kelasnya.
Raka yang berdiri mematung hanya tersenyum sambil memegangi bibirnya.
Hari ini adalah hari ke tiga Rea berperan sebagai pacar Raka tapi semua seperti nyata dan bukan sandiwara.
Raka benar benar memperlakukan Rea seperti pacarnya sendiri.
***