Cerpen "NILAM AKU PERGI" [ part2]
Sesampainya di rumah tengah malam ternyata orangtuaku samgat panik. Ayahku malah mengelus-ngelus kepalaku sambil berderai air mata.
"Maafkan ayah ya Rob...Selama ini kami berambisi ingin menguliahkan kamu itu ternyata tidak dengan mencukupi segala kebutuhanmu...Malam ini kamu pulang itu pasti karena bekalmu sudah habis..Sekali lagi maafkan ayah..Panen kita kali inì gagal lagi..Daripada kendala itu disana memusingkan kamu, memang lebih baik kita berkumpul dulu..Kalau tidak salah, kebetulan minggu ini ada libur dua hari " ujar ayahku sambil melihat almanak. Setelah kembali ke kosan, akupun jadi sering melihat almanak. Sudah tanggal berapa ini? Bulan apa sekarang? Hingga suatu hari
"Rob, ada cewek cantik menanyakan elo tuh diluar..Mau apa ya pagi-pagi dia sudah mencati elo?" Salah seorang teman kos memberitahukan. Setelah itu ia kembali ladi keluar karena sedang sarapan di warung. Dan wanita yang mencariku itu ternya Nilam.
"Aku itu sudah tiga bulan tidak mentruasi Rob..Ketika kucoba ditespek,ternyata positif hamil" setelah didalam, Nilam langsung mengabarkan.
"Kalau kamu kasihan terhadap aku, segera gugurkan kandunganmu itu..! Kuliahku belum selesai. Ayahku yang selama ini membiayaiku pasti akan marah besar kalau sampai mengetahui aib ini" Aku spontan menjawab.
"Sayang..? Papa kamu ternyata belum bisa menerima kehadiran kamu.." Nilam mengusap- ngusap perutnya. Beberapa butir air matanya, jatuh kulihat.
"Kalau begitu sekarang akui dulu Rob..Setelah itu aku akan pergi dan melaksanakan perintah kamu"
Semua yang di inginkan Nilam aku làlu melalukannya. Aku menempelkan telingaku ke perut Nilam. Ternyata ada kemistri pertalian bathin yang meluluhkanku.
"Bayi tak berdosa yang ada dirahim kamu itu memang darah daginhku..Mudah-mudahan pengakuanku ini jadi kekuatan bagi kamu saat sedang mengaborsinya nanti.."
Peristiwa hari itu kupikir sudah puncak dan tidak akan ada lagi benturan yang menghantamku.
"Semua baju kamu sudah dimasukkan dalam ransel..! Mulai hari ini kamu jangan menginjakkan lagi kaki di rumah kami..! Dan mulai hari ini kami juga tidak akan membiayai kuliahmu lagi..Sekatang kamu pergi!"
Setelah apa yang terjadi dan aibnya diketahui otangtua, ternyata ayahku langsung mengusirku selain tidak membiayai kuliahku lagi. Dengan berjuta-juta penyesalan, aku lalu melangkahkan kakiku meninggalkan rumah yang sangat banyak kenangannya. Aku berjalan dan terus berjalan. Setelah sejauh sampai dirumah Nilam, baru langkahku dihentikan.
"Nil, aku ada didepan rumah kamu " pesan yang biasa,kukirim.
Aku menunggu sebentar. Tiba-tiba: "Kamu kejam..! Kamu pembunuh..! Mulai hari ini kamu jangan pernah datang kerumahku lagi.!"
Nilam pun ternyata jadi menutup hatinya untuk cintaku. Kenapa ? Padahal waktu itu aku hanya belum siap menerima kehadiran darah dagingku diluar nikah. Bukan karena semua itu harus kupertanggung jawabkan dunia akhirat. Tapi topi sarjana ini dulu masih sangat jauh di depan harus kukejar.
BERSAMBUNG...