Aku langsung lari ke dapur aku segera membuatkan jus apel 2. “Non.. tumben tumbenan buat jus sendiri”. Gurau bibi padaku. Aku hanya tersenyum malu dan aku bilang sama bibi “bi itu pacar baru aku.. namanya bang yudi dan aku sengaja menyuruhnya masuk ke dalam karena aku mau, kalau bibi tau aku punya pacar yang orangnya ganteng dan baik.. dan satu hal lagi bi, dia itu tinggalnya tepat di depan rumah kita bi” “oh yah non! Ya udah cepet anter minumannya kalau tak nanti di cuek loh.. haahahhh!”
Aku langsung mengantar minuman tersebut ke ruang tamu. “Bang lama ya nunggunnya sorry ya tadi bibi ngajak aku gurau dulu” ucapku sembari menaruh gelas. “ya gak apa apa kok dek, oh ya makasih ya buat jusnya.. ya udah abang pulang dulu ya” ucapnya pamit “eehh tunggu dulu ini untuk abang di dalam tas ini sudah ada apa yang abang perlukan.” Cegatku menarik tangannya. “oh.. makasih ya dek abang pulang dulu.. sampai jumpa besok.. dan bilang pada bi inah abang pulang bye bye!” bang yudi pamit untuk pulang.
Setelah bang yudi pulang, aku bergegas menuju kamarku. Aku menyiapkan kebutuhan utuk besok seperti; menyampul buku, menaruh buku yang diperlukan kedalam tas, dan lain lain. Selesai menyiapkan semuanya aku segera turun untuk makan malam. Aku banyak cerita ke bi ina tentang bang yudi. Tanpa kusadari, ternyata mama dan papa pulang dan mendengar ceritaku. Mereka sangat marah kepadaku dan bi ina karena aku sudah pandai berpacaran. Mama langsung manarik tanganku dan membawaku ke kamar. Aku tidak tahu apa yang terjadi sekarang pada bi ina aku takut kalau bi ina diusir sama mama dan papa. “apa yang akan terjadi pada bi ina sekarang, aku tidak mau bi ina diusir karena hanya bi ina satu satunya orang yang bisa mengerti diriku!?” Aku bertanya Tanya dalam hatiku.. “pergi kau!!!! Jangan kau pernah kembali lagi kesini!!!”. terdengar teriakan papa yang mengusir bi ina dari rumah.
Dengan perasaan marah aku langsung mendobrak-dobrak pintu, aku berhasil mendobraknya. Aku langsung berlari dan menahan bi ina pergi. “bi inaaa jangan pergi!” teriakku sembari menahan bibi. “apa yang kau lakukan anis!! Jauhi wanita itu, dia sudah mengajarimu berpacaran! Dia itu wanita brengsek!!”. Ucap papa sambil menghina bi ina. “kenapa.. kanapa! Kenapa kalian pulang.. hahh! Kenapa kalian tidak mengurus pekerjaan kalian dan uang itu saja!! Kalian sama sekali tidak bisa mengerti perasaanku… aku benci kalian!!! Jangan sesekali kalian berani menyentuh bibi atau menghina dia, selama kalian tidak ada bi ina lah yang merawatku dan mengurusku.. mungkin menurut pandangan kalian dia hanya pembantu tua yang sudah tidak ada artinya tapi bagiku.. bi ina seperti seorang ibu .. ibu yang sangat menyayangi anaknya!!.” Aku mengoceh di depan orangtuaku. Aku terpaksa melakukannya karena aku tidak mau bi ina pergi. “apa kau gila anis…. Kami datang ke sini karena kami ingin kamu berhenti menelepon agar kamu puas! Tapi kamu malah berbalik arah! Ini semua karena wanita tua itu!!”. Papa membalas amarahku. Ketika aku ingin membalas omongan papa, tiba-tiba mataku berkunang-kunang, dan kepalaku terasa berat. Sehingga membuatku pingsan dan koma selama 5 hari.
Ketika aku sudah siuman, aku melihat semua orang termasuk mama, papa, bi ina, dan bang yudi ada disitu dan menangis. Aku heran kenapa mereka menangis, aku bertanya pada bi ina. “bi, ini ada apa kenapa aku ada di rumah sakit… kenapa semuanya menangis?”. Bibi menjawab “non… kata dokter kamu terkena divonis kanker otak getah bening stadium 4, dan selama ini kamu koma 5 hari.. hiks.. hiks”. Air mata pun jatuh di pipiku, tak kusangka aku terkena penyakit seperti itu. Dan ternyata aku sadar, kalau allah mau membawaku ke tempatnya, tempat dimana aku tidak akan merasakan kesedihan.
“ma.. pa.. aku ingin meminta satu permintaan kepada kalian apakah boleh?” aku bertanya kepada oranngtuaku. “boleh sayang, anis mau apa… mama sama papa pasti akan turutin. sekarang anis, mama dan papa minta maaf karena kami tidak pernah ada disaat kamu membutuhkan, maafkan lah kami… kami bukan lah orangtua yang baik… hiks… hiks… hiks!” jawab mama sambil menangis. “ma… pa… anis capek hidup kayak gini terus… anis tau hidup anis tinggal beberapa hari. Anis hanya ingin kita bersama sama sampai aku dijemput oleh allah ma… pa… dan anis juga ingin mama dan papa menyetujui kalau anis dan bang yudi sudah berpacaran.” Ucapku kepada mama dan papa. “baiklah sayang kami akan selalu bersamamu sayang…”.
6 hari aku dirawat di rumah sakit, akhirnya aku diperbolehkan pulang dengan syarat jika terjadi sesuatu padaku maka aku harus segera dibawa ke rumah sakit keluargaku pun menerima syaratnya. Kini aku sudah bersama sama lagi dengan mereka. Dan sebelum aku pergi ke tempat yang jauh aku menulis surat untuk semuanya dan kutitipkan pada bi ina. Aku merasa sangat bahagia, sampai sampai rasa ini tidak bisa kuucapkan dengan kata kata. Aku sangat senang ternyata banyak orang yang sangat sayang padaku tapi tidak kusadari.
Sebelum aku berpisah dengan mereka aku mengajak mereka untuk berfoto bersama. Selesai berfoto bersama aku segera memanggil bi ina ke hadapanku. “bi ina kemarilah, ada yang ingin aku sampaikan pada bibi!”. Bibi pun datang. “ada apa non anis?” Tanya bibi kepadaku. “bi ini ada surat dari ku untuk semuanya… ketika aku sudah tiada kumohon bacakan ini di hadapan mereka”. Jawabku dengan wajah tersenyum. “b.. ba.. baiklah non anis.. bibi pasti akan membacakannya, nyonya! Tuan! Kemarilah sekarang juga!” bibi memanggil mereka semua kehadapanku. “ma.. pa.. bang yudi.. bi ina.. dan semuanya terima kasih ya kalian sudah mau bersamaku, walau Cuma sebentar.. ma pa aku harus pergi sekarang waktuku sudah habis.. selamat tinggal semuanya, aku sangat sangat.. menya..nya..yangi… kkka..kalian semu…aaa…!” ucapku untuk kata yang terakhir dalam hidupku.
Setelah mendengar ucapanku akhirnya aku meninggalkan kehidupan ini dan semua orang langsung menangis dan memelukku. Disaat itu lah bibi meminta orang untuk mendengarkannya. “nyonya… tuan..! kumohon semua orang untuk mendengarkanku membacakan surat yang sudah di titipkan oleh non anis…”
SURAT UNTUK SEMUA ORANG YANG AKU SAYANGI Mungkin saat bi ina membacakan surat ini, aku sudah tiada.. aku hanya ingin mengucapkan terima kasih pada kalian semua, terima kasih karena kalian sudah mau menemaniku sebelum aku pergi.
UNTUK MAMA DAN PAPA Mama, papa makasih ya karena kalian sudah mementikan kehidupanku agar tidak ada yang kurang. Aku sebenarnya tidak ingin kalian hanya mengurus pekerjaan terus. Anis butuh kalian, anis butuh kasih sayang dan cinta dari kalian. Dan sekali lagi aku ucapkan terima kasih karena sudah meluangkan waktunya sebentar untuk berada di samping anis… anis sebenarnya takut menghadapi kematian ini, tapi anis lebih takut lagi kalau mama sama papa tidak mau meluangkan waktunya untukku. THANKS MOM AND FATHER.
UNTUK BANG YUDI Makasih ya bang, karena abang sudah membuat hari-hariku terasa sangat bahagia. Aku beruntung sekali karena sudah bertemu dengan abang. Bagiku kau adalah orang dan cinta pertamaku. Terima kasih ya bang. I LOVE YOU.
UNTUK BI INA YANG SANGAT AKU SAYANGI Bi terima kasih karena bibi sudah memberi warna di kehidupanku. terima kasih karena sudah membantuku saat aku memerlukan bantuan. Terima kasih sudah menyayangiku.
DAN TERAKHIR, UNTUK SEMUANYA Terima kasih semuanya karena disaat anis hidup kalian hadir di dalam kehidupanku. Anis sekarang sudah ada di tempat yang sangat jauuh sekali. Dan anis minta maaf kalau di masa anis hidup anis membuat kesalahan. dan terima kasih semuanya.
Setelah selesai membaca surat itu bi ina langsung memelukku, ia menangis karena aku sudah tiada. Dan semua orang merasa terpukul sekali karena aku pergi, dan tak terkecuali mama, papa, bi ina, bang yudi mereka sangat sedih sekali. Dan tidak bisa menahan rasa sedihnya.
THE END
Cerpen Karangan: Nurdwiyanti0810 Blog / Facebook: Nur Dwiyanti Nama: Nur Dwiyanti Tempat/tanggal Lahir: Kijang / 08 Oktober 2001