Tepatnya sudah satu bulan aku di sini. Di sebuah kota yang jauh dari rumah dan jauh dari ibu dan ayah.
Hari ini hari minggu. Kakak tertuaku yang berusia 3 tahun lebih tua dariku mengajakku jalan-jalan ke pasar tradisional terdekat. Walau agak malas tapi kuikuti saja maunya dan kami pun pergi bersama.
Sialnya waktu kami sudah selesai membeli barang-barang yang kami perlukan dan hendak pulang, sontak hujan tiba-tiba turun dengan derasnya membuat suasana hatiku yang sejak awal sudah kelabu menjadi lebih kelabu lagi. “Ahhh… kenapa mesti hujan sih?” gumammku kecewa
Untuk menghindari tetes demi tetes derasnya hujan, aku dan kakak berteduh di sebuah kedai bakso. Sambil menunggu hujan reda kami pun masing-masing memesan satu mangkok bakso.
Tiba-tiba saja seorang ibu dan putrinya entah datang dari mana langsung duduk di hadapan kami. Si ibu tersenyum kepadaku dan berusaha menepis butir-butir air hujan di tangan dan baju putrinya sedang keadaannya sendiri tak ia pedulikan.
Si anak kira-kira seusia denganku. Dan si ibu juga sepertinya seumuran dengan ibuku. Entah kenapa tiba-tiba Ibu itu mengingatkanku pada ibuku. Mereka memesan bakso dan makan bersama. si anak memintaku mengambil foto mereka dengan handphone android si anak itu, dengan senang hati aku mengambil foto mereka.
Mereka bercerita panjang lebar dan saling melempar tawa. Perhatianku kini tak lagi terarah pada hujan atau semangkok bakso di hadapanku. Tapi pada seorang wanita di kejauhan sana. Seorang wanita yang mampu membuatku tertawa. Seorang wanita yang menjadi sumber semangatku. Dan seorang wanita yang menjadikanku segalanya baginya.
Ibu… aku merindukanmu. Jaga kesehatanmu ya.. aku menyayangimu.
Cerpen Karangan: Ester Manalu Blog / Facebook: Ester Krista Manalu