Aku adalah anak perempuan bernama santi yang entah mengapa seperti tidak diinginkan. Aku mempunyai sesorang kakak perempuan dan laki laki dia begitu cantik, dia tampan dan dia disayangi oleh ibu dan ayahku. Aku berpikir akan seperti ia nanti.
“Tuhan apa salah aku terlahir Perempuan?”
Saat aku masih kecil aku heran, mengapa semua temanku mempunyai seseorang yang mereka sebut sebagai “ayah”, aku bertanya pada ibuku “ibuuuuuu, ibuuu aku heran sekali mengapa teman-temanku menceritakan seseorang yang mereka sebut ayah? siapa itu ayah? Siapa? Apa aku mempunyai sosok yang bernama ayah?” Ibu pun menjawab “santi dengarkan ibu, ayah adalah seseorang dari keluarga yang menyayangi keluarganya, melindungi anak-anaknya dan seseoarang yang ia sayangi” sahut ibu, “tapi ibu apakah aku mempuanyai ayah?” sahut santi, ibuku terdiam dan berkata satu hal “kau akan mengerti suatu saat nanti”
Setelah lamanya waktu aku memikirkan hal itu, aku beranjak dewasa, dan aku tahu sesuatu yang ibu rahasiakan padakau “ibuu mengapa ayah tidak pulang?” sahut diriku “ayahmu akan pulang nak, suatu saat nanti”
Aku kembali ke tempat tidurku Aku memikirikankan satu hal, mengapa saat aku masih kecil sosok yang bernama ayah bagiku tidak ada…? Aku berusaha mencari tahu tentangnya dan aku mendapatkan satu pucuk surat di kamar ibuku:
“maaf kan aku, aku pergi, aku tak ingin memilikinya, tak ingin disebut olehnya, aku tidak bisa, maaf kan aku, aku meninggalkanmu bukan karena aku tidak sayang padamu, tapi aku tak ingin ada pengganti anakku yang aku sayangi.” Sultan
Saat aku membacanya entah mengapa aku membisu, meneteskan air mataku… “Ayah… Apakah dirimu tidak menerimaku?” jeritan dari hatiku
Tidak sengaja aku menemukan alamat rumah dan itu adalah alamat rumah yang bisa kusebut sebagai ayah, entah aku akan mengirimkan surat dan bertanya satu hal
“Untuk ayahku Hai ayah apakah kau ingat dengaku, anak yang engkau tinggalkan sejak aku kecil, ayah aku tak akan heran karena aku telah mengerti semuanya, kau tak ingin memiliki dan sebaliknya aku ingin memilikimu. Ayah alangkah salahnyanya aku terlahir di duniamu, ayah aku hanya bisa merasakan bayanganmu, setiap kali aku tidur aku aku merasakanmu di sampingku dan kau hanyalah bayangan yang selalu aku lindungi, tapi sekarang rasa ayahku terhadap bayanganku hilang.”
Ayah maafkan aku terlahir di duniamu..
Cerpen Karangan: ResDwi Blog / Facebook: Dwi Restiani