Nama saya Juki dan umur saya 24, saya adalah anak pertama dari golongan keluarga yang biasa-biasa saja akan tetapi saya mempunyai kakek yang begitu kaya raya. Kakek saya mempunyai anak salah satunya adalah ibu saya dan total saudaranya ada lima dengan beda ibu tapi satu bapak (kakek saya). Ibu saya sangat baik sekali kepada mereka (adik-adiknya), jika mereka sedang kesusahan selalu saja datang ke rumah dengan wajah memelas, meminta uang untuk jajan anaknya bahkan untuk ongkos suaminya bekerja. Ibu saya selalu membantu dengan tulus dan ikhlas, saya sangat bangga memliki ibu seperti dia dan itu semua berlaku ke semua adik-adiknya yang selalu datang ke rumah dengan wajah yang begitu kusam akan masalah-masalah yang dihadapinya, ia berharap akan mendapatkan pertolongan dari ibu saya dan ibu saya selalu memberikan pertolongan kepada mereka.
Saya adalah mahasiwa yang terkadang pulang ke rumah hanya untuk meminta uang jajan karena saya kos bersama teman-teman seperkuliahan, jadi saya tidak tau menau masalah apa yang terjadi saat ini.
“assalamualaikum” saya memberi salam kepada siapa saja yang berada di dalam rumah, juki pulang gumam saya. “wa’alaikumsalam” jawab serentak dari sekian banyak orang yang sedang duduk di dalam rumah, seperti sedang membicarakan hal-hal penting yang sepertinya sampai sekarang saya belum mengetahuinya. Saya merasa aneh dan bingung, apakah yang sedang terjadi? Siapakah mereka itu? Ada apa? Kenapa wajah-wajah orang tua ini terlihat begitu senang namun berbanding terbalik dengan tindakannya yang terlihat mencurigakan seperti ada sesuatu yang disembunyikan.
Saya pun masuk dengan was-was sambil bertanya-tanya, dengan lantang saya berbicara untuk memulai kalimat yang mungkin akan memancingnya untuk berbicara. Ada apa ini sebenarnya?, “kok tumben rame bu” pertanyaan dari saya untuk mengetahui apa yang telah terjadi. “Nak, jika ada polisi atau adik-adik bertanya di mana keberadaan ibu tolong kamu jangan kasih tau ke mereka yah” lembut sekali apa yang dibicarakan ibu. “Kenapa bu? ada urusan apa ibu dengan polisi?” timpalku. “Ibu yakin setwlah sidang ini selesai kita semua akan kembali seperti dulu lagi nak, kamu harus percaya ibu dan jangan takut, ibu akan baik-baik saja” “Apa sih yang sebenarnya terjadi dan kenapa ada polisi segala di masalah ini?” “Yah pokoknya kamu harus bisa merahasiakan ibu kamu ki” jawab papa tiri saya. “Sebenarnya ibu kamu sedang dalam proses persidangan karena hak atas tanah sengketa warisan dari kakekmu, apakah kamu sudah tahu bahwa kakekmu sudah meninggal?” “kakek meninggal!!” saya sedikit kaget mendengarnya, tapi sikap saya biasa saja dan memasang muka yang begitu datar, karena saya juga gak butuh dia di dunia ini, kikir, pelit dan juga doyan kawin siapa sih dia, orang yang jarang berbicara dengan cucunya dan juga jarang memberi uang jajan sedikit pun untuk kesenangan cucunya. Dia lebih memilih mengeluarkan uang yang begitu banyak sampai bernilai M’an (milyar) kepada janda-janda cantik yang dinikahinya. Oh sh*t kenapa saya memiliki kakek seperti itu!
“trus kenapa harus ada polisi pah?” tanya penasaranku yang tadi belum juga terjawab. “jadi seperti ini nak ceritanya, ibu mempunyai konflik dengan kakak ibu yang di jakarta dan dia menuduh bahwa ibu telah menyewakan sawah warisan yang diberikan kakek. Ibu juga gak nyangka kenapa dia berpikiran seperti itu, katanya ibu sudah berfoya-foya setelah menyewakan tanah sengketa warisan itu”. “Foya-foya bagaimana bu, toh kita gak punya mobil, perhiasan dan juga kuliah juki begitu terlantar karena keadaan ekonomi kita saat ini”, jawab saya begitu kesal dengan kakak ibu saya, f*ck! kenapa masih ada orang macam itu.
“Terus apa yang terjadi jika polisi itu menangkap ibu?” “gak akan terjadi apa-apa, kamu gak usah khawatir yah” jawab ibu saya. “Berarti juki hanya bertugas merahasiakan keberadaan ibu sampai sidang ini selesai ya bu?” “iya nak”, jawab ibu saya. “Kenapa adik-adik ibu tidak membantu ibu disaat seperti ini?”
“Sebenarnya, polisi yang mencari ibu ini sedang memproses kasus lama dari kakak ibu ini nak, sedangkan sidang ini nantinya kita semua mendapatkan hak atas warisan kakekmu dan akan dibagi dua dengan kakak ibu yang di Jakarta dan masalah selesai. Jadi ibu jangan sampai ketangkap dulu oleh polisi yang dibayar oleh kakak ibu’ sampai persidangan ini selesai” “ouwhhh.. jadi itu toh permasalahanya, nah adik-adik ibu gimana, gak ada yang membantu kah?” “hanya om’mu saja yang membantu ibu dalam proses ini nak” ibu selalu menjawab dengan kondisi yang tenang walaupun sikapnya sedikit tergesa-gesa untuk pergi dari rumah.
Sedih rasanya melihat seorang ibu yang harusnya berdiam di rumah mencuci, menjahit, membuatkan kopi untuk suaminya dan tertidur jika ia lelah. Ibu, juki akan berjanji akan membahagiakan ibu kelak, doakan juki untuk menjadi orang yang sukses yah bu seperti apa yang ibu harapkan.
“nak, kamu gak makan?” suara yang terdengar dalam lamunan yang begitu dalam. “iya bu’ nanti aja, kemana tujuan ibu sekarang?” sembari prepare, ibu menjawab “ibu akan pergi ke suatu tempat”. “kamu gak usah khawatir, ibu pergi disuruh sama polisi yang pro kepada pihak kita dan om kamu yang akan membantu selama proses persidangan”. “Yaudah ibu, juki berangkat ke kos dulu yah, ibu hati-hati semoga apa yang sedang kita hadapi ini adalah ujian dan jika kita berhasil melewatinya kita akan mendapatkan kehidupan kita yang seperti dulu lagi”. “iya nak, kamu juga hati-hati di kos, jangan nakal, kerja yang semangat, jangan lupa shalat dan jangan khawatirkan ibu, ibu akan baik-baik saja” “iya ibu juki berangkat yah sampai ketemu di kesenangan yang akan datang yah bu” “iya nak itu pasti” jawab ibu.
Saya bangga dengan perjuangan seorang ibu yang begitu kuat menanggung beban yang begitu berat demi membahagiakan anak-anaknya. Kehidupannya pun menjadi tidak tenang, tidur pun tidak senyenyak seperti dulu. Inilah perjuangan dan kasih sayang seorang ibu yang tidak akan pernah ada habisnya tanpa kita tau bagaimana cara membalasnya.
Juki sayang ibu, Juki ingin membalas kebaikan ibu, Juki bangga kepada ibu, Juki akan bersemangat demi cita-cita ibu untuk menjadikan juki seseorang yang berguna bagi keluarga dan juga orang-orang di sekitarnya.
Malang, 10 Ocktober 2017
Cerpen Karangan: Riki Azhari Blog: wattpad.com/user/wexing