Seiring waktu yang terus berputar. Kini, sedih dan derita yang pernah aku alami telah jauh pergi dari kehidupanku. Meski terkadang aku masih teringat jelas tentang bagaimana kehidupanku di masa lalu.
Dulu itu waktu yang sangat kejam bagiku, bagaimana tidak? Aku yang masih berumur 3 tahun sudah harus menjadi anak asuh dari keluarga bapaku. Aku pernah berpikir tidak adil kepada tuhan, kenapa waktu tidak mengizinkanku bahagia dan kenapa aku dilahirkan di keluarga ini. Keluarga yang rela mengorbankan anaknya demi nafsunya. Tetapi seiring berjalannya waktu, aku menyadari. Itu semua adalah ujian terbaik buat aku untuk menjadi manusia yang kuat dan hebat di waktu yang akan datang.
Kini aku telah tumbuh menjadi remaja yang lebih baik karena waktu yang terus memaksakan untuk belajar dari semuanya. Dan entah sejak kapan aku tidak tahu, kedua orangtuaku memutuskan untuk kembali hidup bersama, saat itu aku sudah tumbuh menjadi seorang remaja dan bersekolah Lanjut tingkat Atas di salah satu sekolah favorit. Tetapi itu membuatku kembali sedih, aku mulai menyalahkan waktu. Kenapa hal sebahagia itu, aku tidak bisa menikmatinya. Padahal itu adalah harapan bagi semua anak untuk mendapatkan kebahagiaan bisa bersama kedua orangtua.
Waktu menuntutku untuk meninggalkan rumah karena aku harus kuliah di luar kota setelah lulus. Kenapa rasanya waktu itu tidak adil bagiku. Kenapa waktu itu membuat semuanya terjadi dan menjadi lebih cepat.
Cerpen Karangan: Teguh prasetio Blog / Facebook: Teguh prasetio