Pagi yang cerah, matahari telah menampakkan wujudnya dan telah menerangi bumi. Burung-burung berterbangan dengan asik dan mengeluarkan suara emasnya. Bunga-bunga bermekaran dengan indah. Seorang gadis cantik menyibakkan gorden jendela, ia tersenyum melihat kearah rumahnya. “Kemarau telah tiba.. dan hujan telah kembali ke asalnya.” ucapnya dengan lirih.
Gadis itu kemudian keluar dari kamarnya, berjalan menuju meja makan. Di meja makan telah tersedia makan dan minuman yang telah disajikan dengan baik dan ada sepucuk surat yang ada di atas meja “Makanlah dengan lahap.. Kakak berangkat buru-buru dan maaf tidak memberitahumu dulu. Kakak hari ini ke Belgia untuk membereskan perusahaan papah yang ada disana. Kakak sayang kamu dek, Love You emuach”. Itulah isi dari surat yang ditinggalkan Kakaknya untuk dirinya.
“I’m Always Alone.. Perusahaan, perusahaan dan perusahan. I don’t care about this” ucapnya yang kemudian duduk di kursi lalu menyantap makan yang sudah disiapkan untuk dirinya itu. Yah, nama gadis itu adalah Alesyia Melody dan Kakaknya bernama Arsya Kairo.
Hari-hari Alesya memang sendirian, sehari-hari ia hanya berada di dalam rumahnya dan ia jarang untuk keluar rumah dan bercengkrama dengan tetangga-tetangga yang ada di sekitarnya itu. Kedua Orangtua Alesya telah meninggal dunia karena kecelakaan pesawat 10 tahun yang lalu. Alesya hanya mempunyai Kakak Laki-laki yang hidup berdua dengannya. Dan sekarang kakaknya sibuk mengurus Bisnis Orangtuanya yang sedang berkembang dengan sangat pesat itu di kancah Internasional.
6 Bulan telah berlalu, Musim hujan telah datang kembali dan menghapus Musim Kemarau. Alesya berdiri di jendela kamarnya, ia menatap ke luar jendela Air Hujan tengah mengguyur jalanan dan mengingatkan dirinya dengan kenangan-kenangan masa-masa indah dengan Kakaknya itu.
Alesya teringat ketika dia dengan kakaknya sangat suka dengan Hujan. Ketika hujan tiba, mereka berdua langsung bermain hujan-hujanan di halaman rumah dan melepaskan semua beban masalah yang ada di dalam diri mereka masing-masing.
Tak terasa air mata mengalir dari pelupuk matanya dan membasahi pipi cubby Alesya. “I miss you Oppa… when will you come back? .. i’m here alone”. Ucapnya dengan tangis yang telah pecah. “Miss You Soo Much Oppa” ucapnya yang menangis menyentuh embun yang ada di kaca jendela kamarnya itu.
Ia kemudian lari dari kamarnya, menuruni anak tangga dan berhenti di ambang pintu utama. Ia melangkahkan satu kaki, namun ia ragu untuk melakukannya. Karena sebelumnya, kakaknya pernah mengingatkan untuk tidak bermain dengan hujan lagi karena Alesya bisa sakit. Ia berbalik arah lagi untuk masuk ke dalam rumah. “No.. come on.. Oppa enggak ada di rumah.. soo just enjoy it” ucapnya yang berbalik dan kemudian ia lansung berlari ke halaman rumah untuk menikmati Hujan yang turun dari langit itu.
Alesya menikmati hujan yang turun dari lagit yang luas itu, ia menari-nari di bawah derasnya hujan yang tengah mengguyur rumahnya itu. Ia merasakan betapa bebasnya dia bermain hujan tanpa ia mikirkan dampak yang akan dia dapatkan ketika selesai bermain itu.
“Love Rain…” Ucapnya yang melihat ke atas langit dan menadahkan tangannya untuk menggapai air hujan. “Rain.. Convery My Love and Miss Mee to My Brother Far Away” ucap Alesya dengan menutup matanya.
Cerpen Karangan: Lyana