Ini tentang aku, dia, dan mimpi alam bawah sadarku. Aku tidak tahu sekarang ada di mana, di sini ada pepohonan rindang, lapangan luas dengan pijakan tanah yang padat, dan tampak di pinggir lapangan berjejer tenda berwarna orange, Apakah aku sedang berada di perkemahan?
Kemudian saat aku masih memperhatikan sekitar, tiba-tiba terdengar sorakan seseorang untuk berkumpul dan mengatur barisan mereka, sontak saja aku mengikuti yang lain berlari menuju tengah lapangan untuk berbaris. Dia, adalah seseorang yang kini tengah berbaris di depanku, Dia memakai almamater hitam.
Waittt!!! Itu almamater atau jas? Berkemah menggunakan jas? Aku rasa almamater lebih masuk akal. Saat memperhatikan dia tiba-tiba saja bahu sebelah kiriku terasa lebih berat, aku menolehkan wajahku kesamping ternyata ada seorang perempuan yang menyenderkan kepalanya kepadaku, matanya tertutup, apa perempuan itu sakit? Atau mengantuk? Yang pastinyanya aku sangat kesusahan menahan berat badannya.
Aku kembali menoleh ke depan seraya menahan badan perempuan itu agar tidak terjatuh, ternyata Dia memperhatikanku, Dia yang berdiri di depanku, Dia yang tidak kuketahui namanya siapa. Demgan sigap dia memutar badannya menghadap ke arahku dan dengan cepat menggantikan posisiku dengannya, kini akulah yang berada di depannya. Kemudian dia mendekat ke arahku
“aku membantumu tidak sepenuhnyanya, aku menahan berat badan perempuan ini dan kau menahan berat badanku, Aku mengantuk” dia memutar badanku untuk menghadap depan kemudian ia menarik badanku kearahnya. Dia pun meletakkan kepalanya di bahuku, ini tidak terlalu berat karena berat badannya masih ditahan olehnya, lebih baik daripada menahan berat badan perempuan itu.
Aku menoleh ke belakang, kini rambutnya tepat ada di depan hidungku, aroma rambutnya yang wangi menusuk ke dalam hidungku dengan lembut
“Aku tahu jika rambutku wangi” “Kau terlalu percaya diri, tapi siapa namamu?” “Aku Reno, dan kau Lina” ucapnya dengan tenang “Kau kenal denganku? Kau memata-mataiku ya? Atau kau suka padaku?”
Dia yang baru perkenalkan namanya pun berdiri tegak. Namun tetap berhati-hati agar perempuan yang ada dibelakangnya tidak terjatuh. “Jika iya memangnya kenapa?” “Hah?? Tidakk” aku yang sifatnya memang terlalu membawa perasaanpun tersenyum dan segera membalikan badanku ke depan. Ayolah, mengapa aku salting? Aku tidak mengenalnya. Aku melirik kearah bahuku saat dia kembali menyandarkan kepalanya di bahuku hingga akhirnya kami pun dibubarkan dan diperbolehkan untuk kembali ke tenda masing-masing.
Ini mimpiku, aku sedang menceritakan mimpiku pada kalian dan aku mulai bermimpi saat mereka semua sedang melakukan aktivitasnya masing-masing, jadi bagaimana aku tahu dimana tendaku? Apa aku mempunyai teman di sini? Aku pun melihat ke arah tenda paling ujung, dan tepat di samping itu Reno sedang duduk beralaskan tanah dengan earphone di telinganya, dan tanpa pikir panjang lagi aku pun menghampirinya.
“Reno!!” “kau mengejarku?” “aku? Tentu saja tidak, Aku tidak tahu harus kemana” “tentu saja ke tendamu, Mengapa kau ke tendaku? Ku yakin kau juga suka padaku seperti aku menyukaimu saat pertama kali aku melihatmu” “memangnya dimana kau melihatku?” “Aku melihatmu sebelum kakak pembina memanggil kita untuk berbaris, saat kau seperti orang bodoh berdiri memperhatikan semua orang yang sedang beraktifitas” “Huft, terserahmu saja” akupun diam dan melihat ke sekeliling, berharap melihat temanku walau hanya seorang
“Sore nanti kita akan pulang ke rumah masing-masing, apa setelah ini kita akan lost contact?” Ucap Reno tiba-tiba “Kau meminta nomorku?” “Tidak” “Ya, kau meminta nomorku secara tidak langsung. Karena aku baik, akan kuberikan nomorku, mana hpmu?” “Ini” aku segera mengambil handphonenya dan menyimpan nomorku disana
“Lina!!!! ternyata kau disana? Aku sudah mencarimu” “Mega? kau disini?” “Kau bertanya aku ada disini? Tentu saja aku ada disini, aku mencarimu, dan siapa dia? apa dia teman barumu? Teman lama? Apa pacarmu? Mengapa kau tidak pernah menceritakannya kepadaku, Kau sungguh jahat” “Temanmu sangat cerewet” kekeh Reno “Ya, dia memang selalu seperti itu” aku beranjak dari duduk itu dan menghampiri sahabat karibku, Mega. “Reno, sampai jumpa” ucapku yang dibalas senyuman oleh Reno. Aku pun mulai melangkah pergi bersama Mega yang ada di sampingku, ada sedikit rasa berat di hati meninggalkan Reno
“Ayo ceritakan semuanya padaku” ucap Mega dengan nada penasarannya “Baiklah akan kuceritakan”
“Linaa!!!” Spontan saja aku membalikkan badanku saat seseorang memanggil dari belakang dan tampak Reno berdiri melambaikan tangannya ke arahku “sampai jumpa!!” Ucapnya lagi Aku membalas lambaian tangannya dan seraya berkata pada Mega “Apa aku akan bertemu kembali dengannya? Atau ini adalah yang pertama dan terakhir kalinya?” “Ayolah, Kau pasti akan bertemu dengannya lagi, Kau terlalu mendramatisir” ucap Mega seraya menggelengkan kepalanya. Aku dan Mega pun kembali melangkah pergi menuju tenda kami
“baiklah, aku akan menjawab pertanyaanmu yang tadi” “Oiyaaa, bagaimana kau bisa bertemu dengan orang tampan itu?”
Akupun menceritakan pertemuanku dengan dia yamg bernama Reno, karena keasikan menceritakan tentang aku dan Reno, aku tidak melihat jalan, ternyata ada kubangan di depanku sehingga aku terpeleset dan terjatuh, mataku terpejam menahan sakit dan malu. Namun saat mataku terbuka, seketika aku tersadar, jika aku masih memakai baju tidur berbaring di atas kasur di dalam kamarku.
“Ini mimpi?” Aku masih mencerna mimpi, Reno? Siapa dia? Akan kuceritakan mimpi ini pada Mega
“Lina!! Bangunlah, Mega datang!!” ucap Ibu dari balik pintu “Suruh dia masuk ibu” kebetulan sekali Mega datang ke rumahku, aku akan segera menceritakan hal ini kepadanya, ini sangat membingungkan bukan?, tidak lama sesudah itu pintu pun terbuka
“Bangunlah putri tidur” “Mega, aku bermimpi bertemu Reno” langsung saja aku menceritakan mimpi itu pada Mega “Reno? Siapa?” “Aku tidak tahu, tapi dia mengatakan jika kami akan bertemu lagi” “Baikah, ayo kita mencari Reno itu bersama-sama” “Tapi itu mimpi” “Bisa jadi kenyataan” “Semoga”
Cerpen Karangan: Dhea Amanda Blog: literasi2fanblog.wordpress.com Haii, namaku Dhea Amanda, kalian bisa memanggilku Dhea, dan ouhh aku mempunyai nama pena, yaitu PDhemand. PDhemand sebenarnya singkatan dari Oena Dhea Amanda, kenapa pena? Karena aku suka menulis dan mengkoleksi pena-pena yang lucu.