Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah bagi Rindu. Ia adalah seorang gadis cantik dan juga pintar
“Duh tali sepatuku copot lagi” ucapnya sambil merapikan sepatunya itu Setelah ia merapikan sepatunya ia pun kembali berjalan, namun tiba-tiba langkah kakinya terhenti.
Gubrakkk! Suara keras itu terdengar begitu jelas ditelinganya dan membuatnya penasaran dengan suara itu, akhirnya ia pun mencari tahu dari manakah suara itu berasal. Ternyata suara itu berasal dari ujung jalan sana, yang kebetulan tak jauh dari rumahnya. Terlihat ada dua laki-laki diujung sana, satu laki-laki terlihat sudah tua dengan memegang gerobaknya dan yang satunya lagi terlihat seorang pemuda mengenakan pakaian putih abu sama sepertinya. Rindu yang penasaran pun langsung menghampiri mereka
“Maaf pak ini ada apa ya tadi saya lihat seperti ada keributan?” tanya Rindu “Ini neng tadi masnya nabrak bapak tapi mau langsung pergi saja” jawab si bapak tua “Hey kamu seharusnya tanggung jawab! Apa kamu tidak punya malu sudah menabrak lalu ingin pergi begitu saja?” tanya Rindu dengan sedikit membentak “Siapa bilang ini saya juga mau tanggung jawab kok” ucap pemuda itu kemudian ia mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya “Segini cukup pak? sambungnya “Wah kalau ini lebih dari cukup” ucap bapak itu “Sudah clear kan?” tanya pemuda itu yang langsung menaiki motor miliknya itu
“Tunggu” ucap Rindu “Apalagi?” ucap pemuda itu “Kamu pikir semua masalah itu bisa dibayar dengan uang?” ucap Rindu dengan penuh keberanian “Saya kan sudah tanggung jawab bapaknya juga tidak protes kenapa jadi kamu yang ribet” ucap pemuda itu dan langsung pergi meninggalkan lokasi itu “Dasar anak muda sombong bisanya hanya mengandalkan kekayaan orangtua saja!” ucap Rindu penuh kekesalan
“Sudah tidak apa-apa neng, sebelumnya terimakasih banyak berkat bantuan neng masnya jadi mau ganti rugi kalau saja tadi neng tidak ada pasti mas itu sudah kabur” ucap bapak tua “Iya sama-sama pak, tapi bapak tidak ada yang luka kan?” tanya Rindu “Alhamdulillah tidak ada yang luka, hanya saja buburnya tumpah sebagian” jawab bapak tua “Syukurlah, kalau begitu saya bantuin beresin barang-barangnga yang jatuh ya pak?” ucap Rindu “Tidak perlu neng bapak bisa beresin sendiri ini kan cuma sedikit bapak juga tidak mau terlalu merepotkan tadi kan neng juga sudah bantu bapa beresin masalah tadi, mendingan neng nya cepat berangkat sekolah nanti telat pasti kena marah sama gurunya” ucap bapak itu panjang lebar “Tidak merepotkan kok pak” ucap Rindu sambil membantu membereskan barang yang berjatuhan dengan penuh suka rela
“Sudah selesai pak kalau begitu saya tinggal ya, mari pak” ucap Rindu dengan ramah tamah “Iya neng terimakasih banyak” ucap bapak itu Rindu pun pergi meninggalkan bapak tua itu, kemudian ia pun menunggu kendaraan umum lewat tak lama setelah itu datanglah kendaraan umum ia pun langsung naik ke dalam kendaraan umum itu
Sesampainya di sekolah Rindu pun masuk ke dalam kelasnya, yang sudah dibagi menjadi beberapa kelas oleh kepala sekolah. Rindu mencari tempat duduk, lalu seorang wanita menyapanya “Hey duduk disini saja” ucap wanita itu Rindu pun duduk disampingnya “Hai namaku Elsa” sapanya “Hai juga aku Rindu” sambungnya Mereka pun berbincang-bincang bersama.
Tiba-tiba mulut Rindu terdiam, matanya tertuju pada satu laki-laki ia seperti mengenali laki-laki itu. Benar saja ternyata laki-laki itu yang sempat bertengkar dengannya tadi “Hello? Rindu kamu kenapa?” tanya Elsa “Itu kan…” ucap Rindu terbata-bata “Dilan maksud kamu?” sambung Elsa “Kamu kenal sama laki-laki itu?” tanya Rindu “Iya kenal lah dia itu kan teman SMP aku dulu, dia itu terkenal banget waktu SMP orangnya ganteng, cool, keren pokonya, terus kalau yang di sebelahnya itu Aldi sama Bagas mereka juga satu sekolah waktu SMP sama aku” jawab Elsa “Oh gitu ya” ucap Rindu singkat
Dilan pun menatap tajam Rindu kemudian duduk dekat bangku yang sedang diduduki oleh Rindu “Rindu kamu kok bisa kenal sam Dilan sih?” tanya Elsa “Jelas kenal lah, tadi kan dia yang ikut campur masalah orang” ucap Dilan menjawab pertanyaan Elsa “Tadi yang ditanya kan aku kenapa kamu yang jawab?” balas Rindu tak mau kalah “Ya terserah saya mulut-mulut saya kok” jawab Dilan
“Kalian kenal dimana, terus kenapa bisa kenal?” sambung Aldi “Di pertigaan gang sana deket toko barang antik itu, tadi gak sengaja nabrak tukang bubur tapi…” ucap Dilan “Tapi apa?” ucap Aldi dan Bagas kompak bersamaan “Tapi… tukang buburnya belum naik haji” canda Dilan “Emang apa bedanya kalau tukang buburnya belum naik haji?” sambung Bagas dengan kepolosannya “Ya kalau tukang buburnya sudah naik haji pasti ada tulisan haji contoh BUBUR HAJI SOMAD kalau yang tadi sih tidak ada tulisan haji nya hanya ada tulisan BUBUR SOMAD” jawab Dilan “Hahaha” Mereka pun tertawa bersama mendengar candaan Dilan, terkecuali Rindu ia hanya diam terlihat masih sangat kesal pada Dilan
Kegiatan belajar pun dimulai pada hari pertama siswa-siswi kelas X masuk sekolah dan merupakan hari pertama para siswa-siswi X belajar disekolah itu. Tidak terasa waktu belajar pun sudah habis dan waktunya para siswa-siswi untuk pulang sekolah
Keesokan harinya seperti biasa Rindu berangkat sekolah, namun kali ini berbeda dari biasanya. Hari ini ia sedikit bangun kesiangan, ketika ia sedang berjalan ia melihat seorang nenek paru baya yang ingin menyeberang jalan, ia pun membantu nenek paru baya itu menyeberang jalan walaupun ia tahu bahwa ia telah terlambat sekolah tapi ia tetap membantu nenek itu
Di seberang jalan sana ada Dilan yang diam-diam memperhatikan Rindu, ia juga sama seperti Rindu hari ini ia terlambat sekolah, namun berhubung sudah terlambat Dilan yang sedang mengendarai motornya itu langsung pergi.
Di sekolah Dilan dan Rindu bertemu di pintu gerbang sekolah “Kamu juga terlambat sekolah?” tanya Rindu “Iya” jawab Dilan singkat “Gerbangnya sudah ditutup, gimana mau masuk?” ucap Rindu “Ya sudah kamu naik saja pada kaki saya, nanti biar saya manjat gerbangnya” ucap Dilan menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang laki-laki ksatria layaknya seperti super hiro
Karena tidak ada pilihan lain, Rindu pun menerima tawaran tersebut “Tapi kamu tidak akan berbuat macam-macam kan?” tanya Rindu “Iya santai aja saya tidak akan berbuat macam-macam kok” jawab Dilan “Janji kan?” ucap Rindu “Janji” sambung Dilan
Akhirnya Rindu naik keatas kaki Dilan, lalu memanjat pintu gerbang dan ternyata ide Dilan itu memang berhasil, disusul Dilan yang menaiki pintu gerbang. Mereka pun berjalan begitu hati-hati karena takut penjaga sekolah melihat mereka berdua. Mereka pun lolos, namun tidak ketika di dalam kelas karena di dalam kelas kegiatan belajar pun sudah dimulai dan di depan kelas terlihat sudah ada guru yang sedang mengajar.
“Kalian berdua ini anak baru tapi sudah berani terlambat sekolah? Kenapa masih diluar sini masuk!” ucap pak guru Mereka berdua pun masuk ke dalam kelas dengan penuh rasa malu
“Beri tahu bapak alasannya kenapa kalian bisa terlambat” tanya pak guru dengan tegas “Maaf pak tadi saya bangun kesiangan” jawab Rindu “Kamu?” tanya pak guru kembali sambil menunjuk kepada Dilan “Saya juga sama pak, tadi saya bangun kesiangan” jawab Dilan “Baliklah kalau begitu bapak akan memberikan hukuman untuk kalian berdua, sekarang kalian berdiri di lapangan sambil hormat bendera sampai istirahat dan jangan pernah kalian mengulanginya lagi!” ucap pak guru
“Pak?” ucap Dilan “Apalagi? Kamu mau bapak tambah lagi hukumannya? Kurang berat hukuman yang bapak berikan?” ucap pak guru dengan sedikit marah “Bukan pak, tapi Rindu tidak pantas dihukum tadi saya melihatnya membantu nenek tua menyebrangi jalan, jadi sebenarnya kalau tadi Rindu tidak membantu nenek itu dia pasti tidak akan terlambat dan masih ada waktu untuk sampai tepat waktu” ucap Dilan panjang lebar “Baik kalau begitu Rindu tidak jadi bapak hukum, kamu bisa langsung duduk” ucap pak guru “Tidak pak, ini tetap saja tidak adil saya tetap salah karena terlambat sekolah dan saya harus mempertanggungjawabkan perbuatan saya” ucap Rindu “Kalian berdua ini bikin bapak pusing! Ya sudah bapak akan tetap hukum kalian berdua, sekarang berdiri di lapangan sambil hormat bendera!” ucap pak guru Mereka berdua pun pergi menuju lapangan
“Anak-anak kalian jangan meniru teman kalian yang tadi, kita harus tetap disiplin mengerti?” tanya pak guru “Mengerti pak” jawab semua murid kompak
Dilapangan Dilan dan Rindu harus menerima hukumannya, panas terik matahari membuat cucuran keringat jatuh dari dahi Dilan “Nih lap dulu keringatmu” ucap Rindu sambil memberikan sapu tangannya kepada Dilan “Makasih” ucap Dilan “Kenapa tadi kamu membelaku di depan pak guru? Memangnya tadi kamu melihat kejadiannya?” tanya Rindu penuh penasaran “Kamu jangan kepedean dulu aku tadi hanya sedang membela kebenaran saja kok, dan tadi memang aku melihat kamu membantu nenek tua menyeberang, dan aku hanya melihat sekilas saja saat aku sedang mengendarai motor” jawab Dilan dengan santai “Ternyata dari sifat kamu yang sombong dan menyebalkan ada sifat baik dan tulus” ucap Rindu “Makanya jangan suka menilai seseorang itu dari satu sisi saja tapi harus melihat dari kedua sisi” sambung Dilan
“Aku minta maaf karena kemarin aku sudah berprasangka buruk dan berkata buruk padamu dan mungkin menyakiti hatimu” ucap Rindu dengan tulus “Sudah jangan terlalu dipikirkan itu hanya kejadian biasa lagipula aku tidak begitu menanggapinya dengan serius” ucap Dilan “Kita sekarang damai kan?” tanya Rindu Dilan hanya menanggukan kepalanya sebagai tanda bahwa ia mengiyakan perkataan Rindu “Apa kamu mau berteman denganku?” ucap Rindu “Tentu saja” sambung Dilan sambil tersenyum kepada Rindu. Rindu pun membalas senyumannya itu
Lonceng pun berbunyi, tanda jam istirahat sudah tiba. Para siswa-siswi pun keluar dari dalam kelasnya masing-masing, sedangkan Rindu pergi ke kelas setelah menyelesaikan hukumnya “Sa aku pinjam bukumu ya, besok aku kembalikan” ucap Rindu “Santai saja kalau besok belum selesai tidak perlu kembaliin besok, nanti saja kalau kamu sudah selesai menulisnya” ucap Elsa “Makasih sa kamu memang temanku yang paling baik” ucap Rindu Mereka pun saling berpelukan, sudah seperti kakak beradik saja
“Ke kantin yu!” ucap Elsa “Yu” sambung Rindu Mereka pun pergi ke kantik bersama
“Eh itu ada Dilan sama teman-temannya kita ikut gabung yu” ucap Elsa “Ah tidak kita cari tempat duduk yang lain saja” ucap Rindu “Ayolah” ucap Elsa sambil menarik tangan Rindu, lalu mereka iokut duduk bersama Dilan dan teman-temannya
“Hai baby sudah dari tadi aku nungguin kamu” ucap Aldi “Ah so sweet makasih baby” sambung Elsa “Baby? Kamu sudah berpacaran sama Aldi? Kenapa tidak bilang sama aku?” tanya Rindu pada Elsa sambil berbisik “Bukan tidak mau bilang hanya saja belum ada waktu yang tepat, lagipula tadinya hari ini mau bilang tapi kamu telat datang sekolah” jawab Elsa “Iya juga sih aku terlambat datang sekolah” ucap Rindu
“Kalian mau pesan apa? Kita bertiga sudah pesan tinggal kalian berdua saja yang belum pesan” ucap Dilan “Aku samain saja sama punya kalian” ucap Rindu “Ya sudah aku juga samain saja” sambung Elsa
“Rindu kamu sudah tidak bertengkar lagi dengan Dilan? Apa kalian sudah baikan?” tanya Elsa “Iya kami sudah berteman baik” jawab Rindu “Kapan” Tanya Elsa kembali “Waktu tadi ketika kami dihukum” jawab Rindu “Kamu beruntung tahu tadi dibelaan Dilan di depan pak Guru, jarang-jarang dia belain wanita apalagi yang baru dia kenal” ucap Elsa “Sudah jangan gosip mulu nanti kedengaran sama Dilan” ucap Rindu Mereka pun bercengkerama bersama, terlihat Dilan dan Rindu saling menatap. Hingga tak terasa lonceng pun berbunyi tanda waktu istirahat telah habis, mereka pun masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pelajaran
Tak terasa waktu pulang pun tiba “Rindu” panggil Dilan Rindu pun menoleh kearah Dilan “Kamu pasti sedang menunggu angkot kan? Mending kamu pulang bareng sama aku, kalau menunggu angkot kelamaan nanti keburu kesorean pulangnya ayo cepat naik!” ucap Dilan menawarkan tumpangan
Rindu pun menerima tawaran tersebut. Mereka terlihat begitu akrab sekali padahal mereka baru saja berteman tapi sudah seperti teman lama bahkan terlihat seperti sepasang kekasih
Cerpen Karangan: Indri Aprilianti Blog / Facebook: indriaprilianti24