Matahari pagi mulai mengusik tidur seorang gadis kecil, gadis itu menggeliat, tanpa sadar dia sudah membangunkan gadis lain yang tidur disampingnya, gadis itu mulai membuka matanya, ia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya, “sayangnya kakak udah bangun ya?” tanya pada gadis kecil yang tidur disampingnya itu, gadis kecil itu hanya terenyum menampilkan giginya yang sudah tumbuh rapi.
Setelah bangun dari ranjangnya dia segera berkemas untuk pergi ke sokolah, dia salah satu siswi yang berprestasi di sekolahnya “abah, ambuk ismi berangkat dulu ya” pamitnya pada orang tuanya “iya sayang, ini bekal kamu jangan lupa dibawa ya” ujar sang ibu
Kini dia sudah berada di dalam kelasnya untuk mengikuti proses belajar mengajar, bel istirahat pertama pun berbunyi, “oke anak anak prnya jangan lupa dikerjakan ya!” peringat sang guru, “iya buk” jawab mereka kompak
“is loe nggak ke kantin?” tanya mila sahabat ismi dari kecil, “nggak aku udah bawa bekal” “oh ya udah gua duluan ya”.
Seperginya mila, ismi baru sadar bahwa ia tak sendirian di kelasnya, disana juga ada izza, laki laki yang sudah lama ia kagumi, laki yang cuek, dan dingin, tak banyak orang berani dengannya, izza memiliki 2 sahabat syaqil dan riko mereka sudah lama bersahabat, mungkin selain mereka hanya ismi yang tahu sikap asli izza, sebenarnya izza memiliki sifat yang baik dan ramah, hanya saja karena suatu hal yang membuatnya berubah sedingin es, hal yang membuatnya tak percaya akan arti cinta.
“hai za kamu nggak ke kantin?” tanya ismi “…” tanpa respon ismi sudah biasa seperti itu “kamu mau cireng?” tanyanya lagi, dan masih tanpa jawaban, ia hanya bisa tersenyum getir.
Tak lama sahabat izza pun masuk, “cie cie yang lagi berduaan, kayaknya kita ganggu ni ko” ucap syaqil, ya mereka berdua tahu bahwa ismi sudah lama memendam rasa pada izza “apaan sih loe berdua, gue lagi nggak mood buat debat ya” ujar izza “apa kabar ismi cantik?” ucap riko “baik ko, kamu gimana?, kalian mau cireng ambuk tadi yang buat” tanya dengan ramah, yang langsung diserbu oleh syaqil dan riko.
“Assalamualaikum ambuk ismi pulang” ujar gadis itu “ambuk di belakang nak” ismi pun datang menemui ibunya yang ternyata sedang memasak, ismi membantu ibu dan makan bersama dengan nikmat.
Keesokan paginya ismi telah datang ke sekolah, pagi ini ia datang lebih awal dari biasanya karena hari ini merupakan hari ulang tahun izza, ia ingin memberikan kado untuk izza, akhirnya orang yang ditunggupun datang bersama temannya.
“izza selamat ulang tahun ya, ni ada kado buat kamu” ucapnya sambil memberikan hadianya, tapi izza hanya menatanya sinis “mi udah berapa kali gue bilang kalau gue nggak suka ama loe, lebih baik loe berenti deh buat deketin gue” ucapnya yang langsung berlalu dari hadapan ismi, ismi hanya tersenyum getir. “za aku tuh ya nggak pernah maksa kamu buat suka sama aku dan kamu juga nggak bisa maksa aku untuk nggak suka sama kamu” “kenapa loe suka sama gue?” tanya izza lagi “jika kamu tanya kenapa aku juga nggak tahu yang jelas rasa itu hadir begitu aja, dari suka berubah jadi cinta” jawab ismi “heh cinta loe bilang, gue nggak percaya akan cinta” ujarnya sinis “aku yang akan membuat kamu percaya lagi akan cinta” “mimpi jangan ketinggian loe mi” ucapnya meremehkan, dua sahabat izza hanya bisa menatap mereka dengan tatapan tak bisa diartikan.
Izzapun kembali melangkah pergi keluar kelas tapi langkahnya terhantikan oleh perkataan ismi “aku pastikan nanti aku orang yang membuat kamu yang percaya lagi akan cinta, camkan itu izza ahmad latif” setelah itu ismi pergi terlebih dahulu dari kelas itu, meninggalkan izza yang tersentak oleh kata kata ismi tadi.
Cerpen Karangan: Minrara Maaf masih amatir