Pagi itu seorang gadis sedang menyalakan. motornya dengan kecepatan tinggi. Dengan memakai seragam putih biru dan juga tas ransel yang dipakainya. Hujan yang turun tadi malam masih menyisakan genangan air di jalanan hingga mengakibatkan becek.
Devita Ayu Shalsabila. Teman sekolahnya memberinya nama julukan “Cegal Cewek Galak”. Dia mahasiswi dari SMA 66 Jakarta Selatan. Devi memiliki sifat pembenci dengan pria terkecuali Ayahnya, dan membuat semua pria yang ada didekatnya tidak betah dengan sifatnya yang galak dan pemarah. Semenjak orangtuanya meninggal karna dibunuh, semua harta milik orangtuanya menjadi miliknya. Karna dia anak tunggal dari pasangan almarhum pak Devan dan ibu Rista.
Orangtuanya meninggal karna dibunuh, Devita yang menyaksikan sendiri kejadian itu di dalam kamarnya kini memiliki rasa trauma. Semenjak pak Devan dan ibu Rista meninggal, ia tinggal bersama tantenya yang bernama Anggi. Sejak Devita berumur 16 tahun, dia memutuskan untuk membeli rumah dan tinggal sendiri dengan satu asisten rumah tangga.
Jika dilihat dari penampilannya dia tampak sederhana, walaupun memiliki warisan yang banyak dari Ayahnya.
Andre Melva Pratama. Dia pria cerdas dan baik. Di sekolah Andre diberi julukan “Kabak Kang Bakso”, karna setiap jam istirahat Andre selalu membantu ibunya untuk menjual bakso di kantin sekolah. Andre terbilang dari keluarga yang sederhana, kalau bukan karena beasiswa dia tidak akan mampu membayar biaya sekolah disini.
“Huft… untung aja Pak Budi nggak ada disini, jadi gue bisa manjat pagar deh karna telat” ucap Devi lalu memanjat pagar sekolah. “Ngapain Dev?” tanya Pak Budi yang berada di belakang Devi. “Lagi nyuci…, pake nanya lagi, nggak liat apa gue mau manjat pagar” sahut Devi langsung terdiam karena merasa suara yang ia dengar tidak asing di telinganya.
Devi pun berbalik badan dan ternyata orang yang menegurnya tadi adalah security di sekolah. “Eh Pak Budi ngapain disini? pasti disuruh sama Pak Anton yah buat beli cemilan diluar” tanya Devi berbasa-basi dan mengharap tidak akan dihukum oleh Pak Budi. “Nggak usah banyak nanya, sekarang kamu akan saya serahkan ke Pak Anton, supaya kamu dikasih hukuman karna terlambat lagi” “Jangan dong Pak, nanti saya disuruh berdiri di lapangan kayak dulu lagi” “Masa bodo, tapi kamu tenang ajah, kali ini Pak Anton pasti nggak nyuruh kamu berdiri di lapangan” “Kok bisa Pak?” balas Devi mengerutkan keningnya. “Iya, palingan nanti kamu dihukumnya cuman bersihin semua toilet yang ada di sekolah” kata Pak Budi yang tak sanggup menahan tawanya “Yaelah Pak itu mah sama aja, sama-sama dihukum” balas Devi lalu memonyongkan mulutnya dengan kesal.
Tiba di ruang guru, Devi langsung menghadap ke Pak Anton. Pak Anton adalah guru bk di sekolahnya, yang terlihat suka bercanda dengan murid-muridnya, namun jika dia sudah marah tidak ada satupun murid yang berani membantahnya.
“Jadi benar yang dikatakan sama Pak Budi, kalo kamu terlambat dan ingin manjat pagar?” tanya Pak Anton dengan mata yang melotot dan suasana diruangan tersebut menjadi tegang. “Iy…iya Pak, maaf yah Pak saya janji nggak bakalan telat lagi” bujuk Devi kepada Pak Anton “Oke saya akan memaafkan kamu, tapi kamu tetap mendapat hukuman yaitu membersihkan semua toilet yang ada di sekolah!!!” lanjut Pak Anton dengan memandang Devi dengan mata tajam. “Tapi Pak…!!!” sangkal Devi dengan muka cemberut “Nggak ada tapi-tapian, sekarang kamu keluar dan kerjakan tugas yang saya suruh” ujar Pak Anton “Iya bawel…” ucap Devi berbisik dan mengalihkan pandangannya dari Pak Anton. “DEVITA!!!” tegas Pak Anton “Eh bercanda doang kok Pak, gitu aja kok marah. Saya keluar yah Pak, heheheh”
Devi pun pergi menyelesaikan tugas dari Pak Anton dan membersihkan toilet seorang diri. Setelah membersihkan satu toilet, tiba-tiba Andre berjalan kearah Devi dengan terburu-buru dan tak sengaja menendang ember berisi air pel milik Devi. Brusshhhh… “Eh maaf-maaf, nggak sengaja” ucap Andre lalu masuk ketoilet karna sudah tak tahan ingin buang air kecil. “Aduhh… jadi kotor lagi kan. Kalo jalan itu liat-liat dong, jadi basah lagi kan jadinya. Punya mata kok nggak dipake. Dasar kang bakso!!!” omel Devi memarahi Andre dari luar toilet.
Dengan rasa kesal, Devi ingin menyiram Andre dengan air pel sisa tadi, ketika Andre membuka pintu toilet. Byushhh… “Devi kok lo malah nyirem gue sih? DASAR CEWEK GALAK!!!” “Heh lo sendiri yang mulai, siapa suruh barusan nendang air pel gue, jadi kotor lagi kan lantainya!” “Pantesan aja temen cowok disini pada takut ama lo, sikap lo aja udah nyebelin gini” “Ihhhh… dasar cowok jadi-jadian, nyebelin. Gue sumpahin dagangan bakso lo di sekolah nggak laku. Huft” Andre pun meninggalkan Devi yang masih ngomel-ngomel depan toilet, dan masuk kembali ke kelas dengan baju yang masih basah dan bau.
“Mmm… bau apa ini?” tanya Bu Asri kepada murid kelas XII MIA 1. “Andre lo bau banget, sumpah!” kata Diki disamping bangkunya “Iya nih bau banget. Dasar kang bakso” ejek Rendo kepada Andre. Andre pun dikeluarkan dari kelas, dan dihukum membantu Devi yang sedang membersihkan toilet, karna sudah membuat rusuh di kelas.
“Ngapain lo kesini, mau buat ulah lagi” ucap Devi yang sedang mengepel lantai toilet “Dengar yah! yang ada itu lo yang udah nyirem gue pake air pel, sampe-sampe gue nggak bisa masuk kelas. Nyesel gue ketemu sama lo, malah kita sekelas lagi” ucap Andre berbicara lantang dihadapan Devi. Seketika Devi menangis tanpa sebab, sampai-sampai Andre bingung.
“Lo kenapa nangis? Eh… jangan nangis dong, gitu aja kok mewek” “Gue nangis itu karna…” gumam Devi sambil nangis “Karna apa???” “Lo nginjek kaki gue, hiks” “Eh sorry-sorry, bilang dong dari tadi” “Gimana mau ngomong coba, lo aja ngomel mulu dari tadi. Btw lo ngapain kesini lagi? kenapa nggak ngeringin baju lo di lapangan” “Gue itu dihukum ama bu Asri buat bantuin lo bersihin toilet, PUAS LO” “Owh gitu… yaudah bersihin gih, tapi lo jangan deket-deket gue lagi yah!!!” “Idih ngarep banget lo!”
Mereka pun membersihkan toilet dengan berjauhan, entah karna Andre takut deket-deket Devi, atau Devi yang nggak mau deket dengan pria seperti Andre.
“Huhh akhirnya udah beres, capek juga yah ternyata” ucap Andre lalu duduk dikursi bersama Devi. “Iya nih capek banget. Ihhh… ngapain lo nyandar-nyandarin gue!!!” sahut Devi dengan ekspresi jijik “Siapa coba yang nyender-nyender, pede amat sih lo!” “Oke-oke, sekarang semuanya udah selesai kan, jadi sekarang anggap aja kita nggak pernah ketemu dan nggak saling kenal. Oke” “Mana bisa gue lupain cewek galak, nyebelin kaya lo. Yang ada omongan pedas lo itu udah gue masukin kekategori cewek paling bar-bar sedunia” “Kategori-kategori… udah kaya mau dapet penghargaan aja, dasar kang bakso nyebelin” “Lo tuh yang nyebelin. Bye…” “Pergi sana!!!”
“Sumpah nyebelin banget sih tuh cewek!!!” kesal Andre yang berjalan menuju kantin ibunya. “Kamu kenapa Ndre? Kok baju kamu bisa basah gini?” tanya ibu Weni, ibunya Andre. “Ini semua gara-gara cewek galak itu bu” sahut Andre kepada ibunya yang baru selesai menyajikan bakso ke pelanggannya. “Cewek galak, dia siapa Ndre” ucap sang ibu yang masih penasaran. “Ituloh bu namanya Devita, yang sering dikatain sama teman sekolah sih Cewek galak” ujar Andre yang masih mencium bajunya yang bau. “Terus kamu kenapa kesal sama Devita. Emangnya dia cari gara-gara sama kamu” tanya ibu Weni. “Gara-gara dia, aku dihukum sama ibu Asri dan nggak ngikutin pelajaran Ipa hari ini” kata Andre dengan muka cemberut “Yasaudah nggak papa, mendingan istirahat nanti kamu pinjem buku teman sekelas kamu, supaya materi yang ketinggalan bisa kamu catat. Yah…” ucap ibu Weni “Iya bu, kalo gitu aku bantuin ibu dulu yah” balas Andre kepada ibunya “Iya nak”
Devita langsung pergi kekelasnya XII MIA 1 dan duduk di bangku dekat temannya. Suasana di kelas tersebut sangat hening, beberapa murid pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.
Tere Saputri Anjani. Dia murid baru di sekolah ini, semenjak 10 bulan ini dia sudah menjadi teman yang paling dekat dengan Devita. Selama 9 bulan pula, Tere sudah menyukai Andre yang hanya tukang bakso di kantin. Setiap ada masalah Tere dan Devita saling curhat dan selalu ada satu sama lain. Sifat Tere jauh berbeda dengan Devi. Tere adalah perempuan yang banyak dikagumi oleh pria di sekolah ini, karna selain cantik dia juga baik dan lemah lembut dengan siapapun itu.
“Dev, gue pikir lo nggak ke sekolah hari ini” ucap Tere teman yang sudah dianggap seperti saudara oleh Devita “Gue datanglah, cuman gara-gara semalem lo curhat lama banget sama gue, jadi gue telat bangun deh. Terus dihukum sama pak Anton bersihin toilet” kata Devi menunjukkan ekspresi kesal kepada Tere yang sedang duduk disampingnya. “Heheheh… iya maaf-maaf. Gimana kalo hari ini gue yang traktir lo makan di kantin” ujar Tere dengan menampilkan senyum manisnya kepada Devita. “Nah kalo itu gue mau, bisa aman deh duit gue. Heheh” kata Devi lalu berdiri ditempat duduknya. Mereka pun pergi ke kantin, dan hari ini Devi ingin makan bakso. Karna Devi belum tau dimana tempat bakso milik Andre, dia tak sengaja memilih makan bakso di tempat Andre.
Saat itu yang melayani mereka berdua adalah ibu Andre dan Andre yang menghidangkan bakso mereka. Tere memesan bakso yang pedas, sedangkan Devi tidak suka makanan yang pedas. Dan Andre mengetahui bahwa yang memesan bakso milinya adalah Devita, Andre pun berencana ingin memberikan bakso yang sangat pedas untuk Devita.
Cerpen Karangan: Nurfadilah Blog / Facebook: faDhyla Ig : @nrfadilah02
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Perkenalkan namaku Nurfadilah. Orang-orang memanggilku Dila. Umurku 15 tahun dan pelajar disekolah SMP 35 Bulukkumba. Aku tinggal di Sulawesi Selatan, kota Bulukkumba desa Benjala. Aku sudah gemar menulis kumpulan Cerpen sejak berusia 10 tahun. Selama pandemik ini waktuku kuhabiskan dengan menulis kumpulan Cerpen. Ayahku bekerja sebagai buruh bangunan dan ibuku menjadi ibu rumah tangga. Aku mempunya 1 kakak perempuan, dan 1 adik perempuan. Semoga penerbit bisa membantuku untuk menjadi penulis cerpen?
Link kumpulan cerpenku Di aplikasi wattpad wattpad.com/story/235005102
Terima kasih ^_^