“Lah kok pedas sih” ucap Devi tak melihat wajah orang yang menghidangkannya bakso. “Hahahah… rasain, emang enak. Makanya jadi cewek itu jangan nyebelin, tadi aja nyumpahin kantin gue nggak laku, tapi nyatanya makan juga disini, DASAR CEGAL!!!” seru Andre mengejeknya dari jauh. “Heh!!! Bener-bener lo yah, nyari gara-gara mulu ama gue. Gue emang galak dari pada lo cuman tukang bakso” balas Devita mengejeknya balik.
“Udah-udah kenapa jadi ribut sih, kamu juga Ndre dia kan pelanggan kita, kamu kok malah ngasih dia bakso pedas” kata ibu Weni yang marah dengan sikap anaknya. “Tapi bu, kan dia duluan yang mulai” jawab Andre menunjuk Devi “Yaudah kalo gitu sekarang kamu minta maaf sama dia” ujar ibu Weni. “Nggak ah bu, kan emang cocok buat dia. Mulutnya pedas jadi dia juga harus makan yang pedes” kata Andre.
“Ayo Tere kita pergi aja, ada cowok nyebelin disini. Buat gue nggak selere makan ajah” ujar Devi kepada temannya. “Maaf yah Andre, bu karna udah buat keributan disini” ucap Tere yang tidak enak dengan Andre dan Ibunya. “Iiiihh… Tere. kok lo malah minta maaf sih sama mereka, bukannya belain temen sendiri juga” protes Devita kesal dengan temannya Tere. “Iya iya, yaudah sekarang kita pergi ajah, lo mau minum kan” ajak Tere kepada Devi yang sudah kepedasan dengan bakso yang ia makan. “Yaudah ayok, bukannya dari tadi juga” ucap Devita Mereka pun meninggalkan kantin Andre dan pergi membeli air mineral.
Devi dan Tere memutuskan untuk makan gado-gado di warung bu Iin, ditimbang harus makan di kantin Andre. Di kantin bu Iin sangat sunyi hanya beberapa siswa yang makan disini. Sedangkan bakso Andre ramai sekali pelanggan yang makan di kantinnya.
“Devi lo kenal sama Andre?” tanya Tere menyendok gado-gadonya lalu memasukkan kemulutnya. “Nggak lah, gue aja baru tau sifat aslinya kang bakso itu” jawab Devi sembari meneguk air minumnya. “Astaga Devi dia itu punya nama, namanya Andre Melva Pratama. Dia itu selain ganteng, pinter tapi juga baik banget tau” ujar Tere memuji Andre didepan Devi “Idih! Baik ganteng apanya coba, orang dia nyebelin gitu dibilang baik. Tunggu-tunggu dari tadi kok lo belain dia mulu, lo suka yah ama tukang bakso itu” sangkal Devi tidak terima temannya menyukai musuhnya sendiri. “Emangnya lo baru tau, kan gue sering curhat sama lo tentang Andre” ujar Tere. “Jadi cowok yang lo maksud itu, Andre!” gumam Devi tidak menyangka. “Yaiyalah siapa lagi coba, teman sekelas kita yang baik, ganteng, rajin terus pinter lagi” ujar Tere memuji Andre dengan senyum tipisnya. Devi hanya cuek dan kesal melihat Tere memuji Andre di depannya. Dia pun pergi ke kelas dan meninggalkan Tere yang masih senyum-senyum nggak jelas di kantin. “Iiiiihhh! Devi kok lo malah ninggalin gue sih, udah kaya orang stres gue disini senyum sama ngomong sendiri” seru Tere berlari menghampiri Devi yang sudah dari tadi meninggalkannya.
Alex Saputra. Dia pria ternakal di sekolah, sampai-sampai tidak ada yang berani dengan Alex dan juga kedua temanya yang bernama Doni dan Bobon. Alex adalah anak kepala sekolah di Sma 66 Jakarta Selatan, sejak kecil dia selalu dimanja oleh orangtuanya sampai-sampai dia menjadi semena-mena kepada siapapun yang menurutnya rendah di matanya.
Pada saat menuju ke kelas Devi melihat Sibu diejek oleh Alex Cs. Alex dan kedua temannya mengagetkan Sibu yang sedang membawa buku, sampai-sampai bukunya terjatuh dan dikatain latah.
“Dasar latah! Eh ayam ayam, hahahahh…” ejek Alex mempragakan ketika Sibu sedang kaget. Sibu yang diejek oleh Alex Cs, dia hanya terdiam sambil mengumpulkan bukunya yang terjatuh di lantai. Dengan rasa empati Devi langsung menolong Sibu yang sedang dibully oleh Alex dan kedua temannya.
“Heh… kalian ngapain sih gangguin Sibu, emangnya dia ada salah sama kalian” ucap Devi membela Sibu. “Yeee… ada sih Cegal belain latah, pacaran nih ceritanya” “Apa… lo ngatain Sibu latah, dari pada lo cowok yang cuman sembunyi di ketek mami doang. Dasar anak mami” “Bener-bener yah nih cewek, nantangin gue lo!” “Kalo iya kenapa, hah…” “Hrghhh… untung lo cewek yah, kalo cowok udah lama gue hajar” kata Alex dengan geram “Bleee…” jawab Devi sambil menjulurkan lidahnya dan pergi meninggalkan Alex Cs bersama Sibu sikutu buku. Wkwkwkk
Pada saat ingin melangkahkan kakinya, tiba-tiba Devi terjatuh karna tak sengaja menginjak tali sepatunya yang terlepas. Untung saja Alex langsung menolong Devi agar tidak terjatuh. Alex yang meminang Devi langsung merasakan detak jantung yang belum pernah ia rasakan.
“Si Devi kalo diliat deket gini, ternyata cantik juga yah” ucap Alex berkata dalam hati
Beberapa detik saling menatap, Devi langsung bangkit dari pelukan Alex. “Iihhh… lo ngapain sih pegang-pegang gue!” “Heh kutu kupret, kalo tadi gue nggak nangkep elo, lo pasti udah nyunsep ke bawah!!!” “Nye…nye…nye… bilang aja lo modus” “Idih pede banget sih lo” “Nyimak…” seru Doni salah satu teman Alex yang dari tadi menyaksikan mereka berdua berantem. “Apalo!!!” jawab Devi dengan ngegas “Ampun mbak jago…” kata Bobon dan Doni “Nggak jelas banget sih kalian bertiga” balas Devi Devi dan Sibu pun langsung pergi dari hadapan Alex Cs. Sedangkan Alex masih terbengong dengan wajah Devi yang baru sadar jika Devi sebenarnya sangat cantik.
“Makasih yah Devita udah nolongin aku tadi” seru Sibu sambil memperbaiki kacamata yang dipakainya. “Iya sama-sama, kalo gitu gue mau kekelas dulu yah. Oh iya nanti kan kita ada ulangan Biologi, lo nyontekin gue yah” “Tttapi… kalo ketauan sama Pak Dayat gimana” “Nggak bakalan ketauan kok, nanti gue duduknya di samping bangku lo aja. Oke” “Owh… okedeh” Devi pun pergi ke kelas dan meninggalkan Sibu sikutu buku. Pelajaran terakhir ada ulangan dan yang akan mengawasi kita adalah Pak Dayat guru Biologi.
Di kelas “Baikalah anak-anak sekarang Bapak minta semua buku yang berhubungan dengan pelajaran Biologi tolong dikumpul di meja, kalo ada yang menyontek atau menyontekkan temannya jangan harap mendapat nilai tinggi dari bapak. Ngerti!!” seru Pak Dayat mengancam kami dengan tegas “Terus kalo ada yang nyontek tetep dikasih nilai Pak?” tanya Kia salah satu teman yang ada dikelas “Iya Bapak akan tetap ngasih nilai” jawab Pak Dayat sambil berjalan kearah Kia di bangku barisan belakang “Berapa Pak, kalo tetep dapet nilai sih aku nggak masalah” ucap Kia dengan enteng “Nilainya Nol!!!” seru Pak Dayat dengan lantang Siswa yang lain hanya tertawa, entah mereka menertawakan Kia atau melihat Pak Dayat yang ternyata pinter ngelawak
“Yaelah Pak kalo cuman Nol mah, mending nggak usah dinilai” sahut Kia dengan sedikit rasa malu “Sudah sekarang kalian kumpul bukunya di meja, lalu kerjakan Ulangannya dengan individu” ujar Pak Dayat lalu kembali ketempat duduknya
Beberapa menit kemudian… Semua murid masih tampak mengerjakan ujiannya dengan serius, sedangkan Devi masih menunggu jawaban dari Sibu si kutu buku yang dari tadi masih fokus dengan lembar jawabannya.
“Ssttt… Sibu… Sibu…” bisik Devi dari samping bangku Sibu “Bentar-bentar lagi nanggung nih” balas Sibu langsung mempercepat menulisnya “Yaudah buruan, entar keburu Pak Dayat selesai nelfon” sahut Devi yang sudah tak sabar untuk menyontek lembaran jawaban milik Sibu “Ini… cepet yah” ujar Sibu sambil memperhatikan Pak Dayat karna takut ketahuan “Iya… iya” balas Devi lalu mulai menulis
Tak menunggu waktu lama semua murid telah menyelesaikan semua ujiannya, sedangkan Andre belum mengerjakan soal nomor 10 dan 14, karna ia terburu-buru ingin menggantikan ibunya jaga kantin.
“Eh… Kabak Kang Bakso nomor 10 sama 14 belum kamu isi jawabannya” ucap Devi yang berpapasan melihat lembaran jawaban Andre “Ahhh yang bener lo, lo pasti boong kan” sahut Andre tidak percaya dengan Devi “Iihhh ngeyel banget sih dikasih tau, entar kalo 2 nomor itu lo nggak isi, siap-siap aja lo diomelin sama Pak Dayat” ujar Devi yang sudah geram dengan Andre yang tidak percaya dengannya
Andre pun melihat kembali lembaran jawabannya dibalik kaca ruang guru dengan diam-diam. Perkataan Devi ternyata benar, Andre belum mengisi 2 nomor tersebut.
“Iya Cegak lo bener, gue belum ngisi 2 nomor itu. Gimana dong” kata Andre dengan khawatir akan nilainya “Udah-udah kalo gitu gue bakal bantuin lo diem-diem masuk ke ruang guru buat ngerjain 2 nomor yang belum itu” sahut Devi dengan senang hati “Tumben seorang Cewek Galak kaya lo mau nolongin gue” ucap Andre yang masih tak percaya dengan Devi “Mau dibantuin nggak, keburu gue berubah pikiran nih” balas Devi “Eh iya iya, gue mau dibantuin sama lo” ujar Andre menyetujuinya
Devi pun membantu Andre masuk ke ruang guru secara diam-diam dan akhirnya mereka berhasil. Dugaan Andre selama ini salah tentang Devi, segalak-galaknya Devi dia juga perempuan yang punya hati lembut dan penolong.
Tamat
Cerpen Karangan: Nurfadilah Blog / Facebook: faDhyla Ig : @nrfadilah02
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Perkenalkan namaku Nurfadilah. Orang-orang memanggilku Dila. Umurku 15 tahun dan pelajar disekolah SMP 35 Bulukkumba. Aku tinggal di Sulawesi Selatan, kota Bulukkumba desa Benjala. Aku sudah gemar menulis kumpulan Cerpen sejak berusia 10 tahun. Selama pandemik ini waktuku kuhabiskan dengan menulis kumpulan Cerpen. Ayahku bekerja sebagai buruh bangunan dan ibuku menjadi ibu rumah tangga. Aku mempunya 1 kakak perempuan, dan 1 adik perempuan. Semoga penerbit bisa membantuku untuk menjadi penulis cerpen?
Link kumpulan cerpenku Di aplikasi wattpad wattpad.com/story/235005102
Terima kasih ^_^