Suara ketokan pintu terus saja terdengar, diikuti pula detak jantungku yang terus berdetuk sangat kencang. Namaku Khalifah Hairunnisa. Panggil aja Nisa.
Malam jumat ini aku dan ketiga temanku akan uji nyali di sekolah SMP 35 Bulukkumba. Aku, Hafidz dan Serli akan membuat vlog di sekolah. Yang mengajak kami adalah Hafidz, maklumlah calon youtuber. Wkwkwkk Dengar-dengar sekolah ini berhantu, setiap malam sering ada yang liat Kunti sama Pocong.
Flashback on. “Kalian mau yah temenin gue nanti malem.” pinta Hafidz dengan bermohon-mohon. “Duh, kalo temenin lo buat vlog mukbang sih gue mau. Tapi, kalo soal ke tempat-tempat horor gini ogah gue!” tolak Serli “Emangnya gue dapet apa, kalo ikut lu buat vlog?” tanya Nisa seraya melipat kedua tangannya di depan dada. “Dapet gue gimana.” Hafidz menaikkan kedua alisnya dengan senyum centilnya. “Gue tampol juga ni anak! Kita sepupuan bego!” kesal Nisa lalu mendengus kesal. “Yaudah kalo gitu kalian ikut yah. Plis… plis… plisssss.” Hafidz kembali bermohon-mohon kepada Nisa dan Serli. Nisa dan Serli kembali menolak.
“Kalian ikut dong, ini demi viwers gue. Apa jangan-jangan kalian takut yah, iya kan kalian takut.” tebak Hafidz. Sontak membuat Nisa mengelak. “Ih, siapa coba yang takut! Lu kali yang takut.” Nisa berbohong, karna malu jika Hafidz tau iya juga penakut dengan hal mistis. “Nyimak.” ucap Serli dengan kesal.
“Lo bareng Serli aja. Kali aja dia mau, asal lo promosiin akun tiktok dia.” kata Nisa mengelak. “Kalo cuman berdua bareng Serli, apa kata orang nanti!” Hafidz hanya protes dengan ide Nisa. “Kalo gitu, yaudah.” Nisa memutarkan bola matanya.
“Atau nggak gini aja, gue bakalan traktir kalian makan di kantin selama sebulan. Gimana?” Hafidz memberikan penawaran kepada mereka. “Oh oke, gue ikut. Yang penting dapet makan gratis. Heheh.” Serli tertawa lirih. “Dengan terpaksa gue ikut.” Nisa berucap dengan enteng. “Oke. Gue tunggu nanti malam!” seru Hafidz kegirangan.
“Pada mau kemana nih? Ikut dong.” ucap Eka. Pertanyaanya dibalas dengan tatapan malas oleh Hafidz. “Enggak! Entar yang ada pocong lu sikat juga lagi!” tolak Hafidz. Dan membuat Eka terlihat kesal. “Tau nih, pengen ikut mulu!” ucap Nisa menolak juga. Eka hanya mencibirkan bibirnya, dan mengamati Nisa, Hafidz dan Serli pergi meninggalkannya. Flashback Off.
Mereka telah ada di sekolah bagian gudang. Hawa dingin mulai menggelitik mereka, diiringi pula nada horor yang diputar oleh Hafidz agar vlognya lebih serem.
“Bisa nggak sih kalian jangan berisik. Gue lagi live nih!” protes Hafidz ditangan kirinya sudah ada kamera. “Siapa yang berisik sih! Orang gue lagi fyp juga.” elak Serli yang sedang sibuk melihat vidio tiktok. Hafidz hanya mendengus kesal.
“Aduhh… tadi sih ada yang bilang nggak takut. Tapi, kok sekarang malah ngumpet dibelakang gue.” ejek Hafidz yang ternyata dibelakangnya sudah ada Nisa dan Serli yang ketakutan. “Siapa yang takut, orang gue lagi ngiket tali sepatu juga!” Nisa kembali mengelak lagi.
Tiba-tiba saja ada yang mengetuk pintu gudang, yang memang sengaja ditutup agar viwers Hafidz tidak curiga kalau sekolah ini masih terpakai dan belum terbengkalai.
Tuk tuk tuk! Ketukan pintu semakin kencang dan membuat Nisa, Serli, dan Hafidz semakin ketakutan.
“Siapa!” teriak Hafidz. “Hiks! Gue mau pulang. Lo sih ngajak kita kesini!” rengek Serli. “Lah… lu sendiri, pengen ikut juga. Giliran ditraktir aja gercep lo pada.” Hafidz kembali emosi dengan tingkah temannya, yang tadinya bilang nggak takut tapi, pas sampe disini malah ngumpet. “Gue itu bukannya takut, tapi nggak berani aja.” ucap Nisa yang sejak tadi ketakutan dan ngumpet dibelakang Hafidz. “Sama aja kali!” sahut Hafidz menipiskan bibirnya.
Kleekk! Suara pintu terbuka, spontan mereka bertiga berteriak kencang. Sesosok perempuan berambut panjang berdiri didepan pintu. Nisa membayangkan hantu yang ada di film horor kemarin. Ia semakin ketakutan, dan suaranya lebih lantang dibanding kedua temannya. Dan ternyata…
“EKA!!!” ucap mereka serentak. “Heheheh.., maaf yah buat kalian kaget. Soalnya kalian nggak ngajakin gue juga sih.” ucap Eka, ia tampak terkekeh melihat mereka yang ketakutan sampe berteriak. “Huh…, gue pikir lu kunti berdiri disitu. Ngagetin gue aja lu.” Hafidz mengusap-usap dadanya karna ketakutan. “Untung gue nggak jantungan!” ucap Nisa pula.
Serli yang dari terdiam dengan tatapan kosongnya.
“Li, diem aja. Ntar kesambet loh.” tegur Nisa sembari menggoyang-goyangkan bahu Serli.
Serli menatap Nisa dengan tatapan tajam.
“Aduhh.. jangan bercanda dong.” kata Hafidz mulai ketakutan. “Apa jangan-jangan dia kemasukan setan lagi!” tebak Eka ikut ketakutan juga.
“Canda kalee..” sahut Serli yang ternyata sedang bercanda. “Canda mulu, kapan seriusnya” ucap Nisa kesal dengan Serli.
“Hihihihii.” Suara kuntilanak.
“Aaaaaaaaaa…!!!” Mereka berteriak melihat. “Hihihihihi”
Tamat
Cerpen Karangan: Nurfadilah Blog / Facebook: faDhyla
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Perkenalkan namaku Nurfadilah. Orang-orang memanggilku Dila. Umurku 15 tahun dan pelajar disekolah SMP 35 Bulukkumba. Aku tinggal di Sulawesi Selatan, kota Bulukkumba desa Benjala. Aku sudah gemar menulis kumpulan Cerpen sejak berusia 10 tahun. Selama pandemik ini waktuku kuhabiskan dengan menulis kumpulan Cerpen. Ayahku bekerja sebagai buruh bangunan dan ibuku menjadi ibu rumah tangga. Aku mempunya 1 kakak perempuan, dan 1 adik perempuan. Semoga penerbit bisa membantuku untuk menjadi penulis cerpen?
Link kumpulan cerpenku Di aplikasi wattpad wattpad.com/story/235005102
Terima kasih ^_^