Pintu yang awalnya terbuka lebar kini tertutup dengan keras, diikuti pula bayangan putih kini melintas di hadapan mereka.
Kleekk! Mereka sontak terdiam kaku dan mendadak panas dingin. Nisa hanya terdiam dengan tubuh yang sudah gemetar.
“Aaaaaaa..!” Mereka berteriak lalu berlindung ke belakang Hafidz, yang ternyata dia juga takut. Eka langsung memejamkan matanya lalu membaca doa. “Allahumma baarik lanaa fiimaa-” Nisa lalu memukul bahu Eka. “Itu doa makan PEA!”
Beberapa detik bunyi kuntilanak itu terdengar kembali dari jauh. Banyak orang bilang jika kita mendengar suara kuntilanak dari jauh, artinya dia berada di dekat kita. Dan ketika terdengar dari dekat itu berarti dia sangat jauh.
Hihihihihihi… Suara itu terdengar sangat jauh. Serli dan Eka kembali memejamkan matanya karena ketakutan. Nisa lalu menarik tangan Hafidz dan Eka. Sedangkan Serli dengan cepat mengenggam tangan Eka lalu mengikutinya. Ia lalu menuntun teman-temannya ke luar dari ruangan, dari pada terdiam di gudang entah sampai kapan.
Memasuki jam 01:33, suasana malam itu kini bertambah riuh dengan berbagai macam suara. Suara barang jatuh, pintu yang terbuka dan tertup sendiri, ketukan di jendela, suara aliran air di toilet, dan yang paling seram suara kuntilanak dari kejauhan.
Pada saat kami melangkahkan kaki untuk keluar dari gerbang sekolah, tiba-tiba saja salah satu dari kita mengalami kerasukan. Yah, siapa lagi kalo bukan Serli. Yang tadinya hanya berpura-pura, sekarang dia benar-benar kerasukan sampai-sampai kami tidak bisa mengendalikannya yang terus saja memberontak.
Aarrrgghhhh… “Li, sadar Li. Fidz gimana nih?” tanya Nisa yang sangat khawatir dengan Serli yang tiba-tiba tertawa dan menangis.
Tak menunggu waktu lama Hafidz lalu membaca doa, dan akhirnya Serli pun tersadar kembali.
Gedebug! Suara benda terjatuh dari arah gudang sekolah. “Lo denger?” tanyaku kepada Eka yang tengah memegang kuat lenganku. “Iya gue denger.” sahut Eka. Kami pun pulang ke rumah masing-masing.
Upacara penaikan bendera merah putih telah dilaksanakan. Pelajaran pertama kami belajar bahasa indonesia. Ditengah-tengah penjelasan Pak Yudha, terdengar suara pintu gudang yang tertutup. Gudang dan kelasku bersebelahan jadi, setiap ada barang yang terjatuh kami pasti mendengarnya.
“Suara apa itu?” tanya Serli kepadaku. Kami duduk di meja paling samping. “Gak tau, udahlah cuekin aja.” sahutku cuek. Walaupun sebenarnya gue juga penasaran.
Kegiatan belajar mengajar pun telah usai. Pada saat ingin menghampiri Serli di kantin. Tiba-tiba saja seperti ada yang memperhatikanku dari balik pintu gudang. Sontak gue langsung melihat ke pintu, lalu terdiam sambil terus menatap, ada yang aneh, seperti ada yang memperhatikanku… Pikiranku kala itu sudah bercampur aduk antara: penasaran, cemas, dan takut.
Setelah sudah tepat berada persis di depan pintu, gue langsung menarik gagangnya untuk membuka perlahan. Tanganku mulai gemetar dan jantungku berdetuk kencang tak karuan. Karena ruangannya sangat gelap, gue mulai meraba saklar lampu di dinding.
Gak ada siapa-siapa.. Batinku.
Tiba-tiba saja terdengar ada yang terjatuh dari atas tumpukan kardus itu. Gue berlari dengan napas yang terengah-engah. Melewati pintu keluar dengan selamat, dan menghampiri Serli di kantin. Terlihat dari jauh, Serli sudah melambaikan tangannya kearahku. Gue langsung menghampirinya yang tengah menikmati bakso yang ada di mangkuknya.
“Lama banget sih?” ketus Serli tak lupa mengunyah bakso di mulutnya. Gue langsung duduk di sampingnya lalu meminum teh milik Serli yang dipesannya tadi. Glek!
“Lo udah kayak nggak minum setahun tau nggak? Segitunya banget minumnya?” kesal Serli yang melihat Nisa meminum tehnya tanpa izin, dan meminumnya seperti setahun tak meneguk air di tenggorokannya. “Gue haus banget. Bi pesen teh satu lagi.” sahut Nisa lalu meneriaki pemilik kantin dengan memesan teh. “Emangnya lo abis ngapain, sampe ngos-ngosan gitu?” tanya Serli heran. “Kepo!” ucapan Nisa membuat Serli mendegus kesal.
Terlihat Hafidz yang sedang berjalan kearah Nisa dan Serli. “Nah.. akhirnya lo dateng juga! Sesuai janji lo, lo harus traktir kita!” seru Serli menagih janji Hafidz. “Traktir-traktir.. PE A! Lo nggak liat semalem gue gagal ngevlog, gara-gara hantu yang ada di gudang.” protes Hafidz seraya melipat kedua tangannya di depan dada. Serli hanya memonyongkan bibirnya dengan kesal. “Huft! Kalo tau gini, mending gue tidur di rumah dari pada nemenin lo ke gudang sekolah semalem!”
Tak lama teh pesanan Nisa pun datang. “Makasih Bi.” ucap Nisa.
Ketika pemilik kantin berbalik badan, Hafidz lalu menahan tangan wanita tua itu. Panggil saja dia Bi Inem. Dia sudah berjualan di sekolah sejak umurnya nasih dua puluhan, sedangkan sekarang umurnya sudah empat puluh dua tahun.
“Eh.. bi, bentar-bentar.” Hafidz memanggil Bi Inem. “Ada apa Den?” tanyanya lalu menghentikan langkahnya. “Bi, mau tanya.. kenapa gudang sekolah suka ada neror ya?” tanya Hafidz the to point. “Owh.., tentang itu. Semua tempat pasti ada penunggunya, termasuk gudang sekolah. Tapi, di gudang itu nggak ada yang neror kok Den. Mungkin aja Aden atau teman-teman yang lain pernah ngomong, atau ngelakuin yang intinya nantangin mereka?” jelas Bi Inwm kembali bertanya.
Mereka kembali mengingat-ingat hal apa yang mereka lakuin atau mereka katakan, sampai-sampai penunggunya marah dan merasa ditantang.
“Gue inget, Serli kan pernah pura-pura kerasukan! Mungkin aja itu kali?” Nisa menebak dan dianggukin oleh Hafidz. “Iya, bisa jadi.” jawab Hafidz. Serli hanya memonyonkan bibirnya, dibaluti pula rasa bersalah karena penyebabnya yang berpura-pura kerasukan.
TAMAT SEE YOU
Cerpen Karangan: Nurfadilah Blog / Facebook: faDhyla Bionarasi: Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu Perkenalkan namaku Nurfadilah. Orang-orang memanggilku Dila. Umurku 15 tahun dan pelajar disekolah SMP 35 Bulukkumba. Aku tinggal di Sulawesi Selatan, kota Bulukkumba desa Benjala. Aku sudah gemar menulis kumpulan Cerpen sejak berusia 10 tahun. Selama pandemik ini waktuku kuhabiskan dengan menulis kumpulan Cerpen. Ayahku bekerja sebagai buruh bangunan dan ibuku menjadi ibu rumah tangga. Aku mempunya 1 kakak perempuan, dan 1 adik perempuan. Sekian terima kasih
Semoga kalian suka dengan cerpenku ^_^ Follow instagramku yah @nrfadilah02