Dulu, aku sering bingung mikirin apa yang aku suka. Saat SD aku sering menjawab pertanyaan; apa hobi kamu? dengan jawaban menggambar. Padahal nyatanya, aku nggak bisa menggambar sama sekali. Bisa sih, paling cuma pemandangan gunung dengan matahari ditengah-tengahnya. Maka dari itu, aku mencoba mencari tau apa yang aku suka. Aku selalu mencoba apa yang orang lain suka.
Contohnya berenang, walaupun sebenarnya aku nggak bisa berenang sama sekali, aku tetap pengen coba. Aku bilang sama diri aku sendiri, aku bisa! You can do it! Kamu pasti bisa! Tapi pas aku coba, telingaku malah kemasukan banyak air, mataku merah, aku hampir tenggelam. Dari situ aku pikir mungkin renang bukan kesukaanku, renang bukan suatu hal yang aku bisa. Lalu aku coba hal baru.
Voli. Saat kelas 4-5 SD aku lihat tetanggaku, dia bisa voli, sedangkan aku… nggak bisa. Saat pelatihnya datang ke rumah– kebetulan pelatih itu teman dekatnya ayah tetanggaku– mengajak aku buat ikut latihan voli. Aku mau, jelaslah mau banget, keliatan seru! Mamah udah izinin aku, bapak juga izinin aku. Setiap hari Selasa dan Jum’at aku berangkat latihan bersama tetanggaku, panggil saja dia Ri, dia beda tahun denganku. Saat itu dia masih kelas 6 SD. Hari pertama aku bingung harus ngapain aja, aku kan nggak bisa.
Lalu sang pelatih bilang, “belajar pantul-pantul bolanya saja dulu ke tembok.” Ya, ini mudah, aku bisa. Tapi pas aku coba, aku nggak bisa… Katanya pantulannya masih kurang, harus mengeluarkan energi lebih banyak agar pantulan menjadi benar. Dan percobaan selanjutnya, aku bisa! Yay!
Dari situ aku belajar voli lebih benar lagi. Setiap pulang sekolah, aku pasti ke rumah Ri untuk berangkat ke tempat latihan bareng. Tapi nggak lama setelah itu, belum juga 1 tahun, aku keluar dari tempat latihan voli. Aku lupa alasannya kenapa, tapi mungkin karena bayaran tempat latihan itu menjadi mahal. Mamah gak sanggup buat bayar kalau harga latihannya mahal. Belum lagi uang jajanku, ongkos ke sana, beli baju olahraga dan lain-lain. Jadi aku memutuskan keluar.
SMP, aku mulai suka sesuatu. Saat aku tau ada film MARIPOSA yang ceritanya diangkat dari novel dari Wattpad akan tayang pada tahun 2020 kemarin, aku mulai download Wattpad, membaca cerita MARIPOSA disana. Awalnya aku kaget, “lah, kok cuma beberapa part, sih?” Dan ternyata katanya cerita itu kan sudah di novel kan, jadi ceritanya harus dihapus untuk kepentingan penerbitan. Ya udah lah, aku nggak apa-apa, akhirnya aku beli novelnya aja.
Lama-lama aku keasikan baca cerita Wattpad, cerita kisah cinta antara gadis culun dengan laki-laki ketua geng motor, friendzone lebih dari 5 tahun, fanfic yang bikin aku jadi ngestan K-Pop, thriller horror yang bikin sekarang aku jadi nggak penakut. Dari situ, aku mulai menyukai baca. Tentunya hanya baca cerita saja, kalau baca buku pelajaran sih, enggak dulu.
Lama-lama aku bosan sama cerita begitu, aku mulai mencari cerita-cerita baru yang lebih bikin aku takut, lebih bikin aku banyak mikir, lebih bikin emosiku naik. Aku nemuin banyak cerita baru yang lebih wah daripada cerita sebelumnya. Aku memutuskan, diriku sepertinya menyukai novel. Aku suka membaca.
Dan kegiatan itu masih tetap aku jalani sampai sekarang. Aku terus baca novel dari banyak aplikasi, kadang juga aku beli bukunya kalau aku ada uang. Aku yakin, aku memang suka membaca.
Untuk kamu yang masih belum tau apa yang kamu suka, coba deketin kepribadian kamu dengan diri kamu sendiri. Kamu harus jadi diri kamu sendiri untuk tau apa yang kamu suka. Kamu nggak perlu jadi orang lain. Jadi orang lain itu susah, selalu ada kegagalan. Temukan hal baru, siapa tau kamu suka, kan?
Cerpen Karangan: Putri Blog / Facebook: Putri Halo! Perkenalkan aku Putri. Iya, orang yang dulunya bingung apa yang dia suka. Aku buat cerpen ini untuk pengembangan diri aja, siapa tau, aku memang hebat dalam membuat cerpen. Hahahahaha. Enggak deh, inimah cuma coba aja. Terimakasih ya sudah membaca, have a nice day!