Pagi hari jum’at yang cerah, seperti biasa ada kegiatan senam pagi di sekolah SMA MAJU. Namun tidak seperti biasanya juga, pagi ini sangat panas sekali.
“Aduuuh… Panas banget ya pagi ini, kayak di gurun pasir aja…” kata Andi sambil mengikuti gerakan senam tapi gak semangat. “Iya nih, tapi emangnya kamu pernah ke gurun ya?”. Jawab Bayu di sebelah Andi. “Gak pernah sih, tapi panas banget tau…!”. Dani yang berada di belakang Bayu ingin bicara sesuatu tapi tiba-tiba… “Andi…! Bayu…!” Kata Bapak Kepsek (kepala sekolah) dengan tegas dan lantang. Semua siswa di situ pun terkejut dan berhenti melakukan senam. “Andi dan Bayu cepat ke sini!” Ujar Pak Hadi selaku kepsek SMA itu. Mereka berdua pun menuju Guru yang ditakuti itu. “Apa-apaan kalian berdua ini senam sambil ngobrol, mana gerakannya gak benar lagi”. Ucap Pak kepsek sambil marah. Sedang mereka berdua hanya bisa diam dan wajah menunduk. “Untung aku gak sempat bicara tadi” kata hati Dani bersyukur.
Kemudian Andi dan bayu dihukum Pak Kepsek dengan hukuman jemur di lapangan. Setelah senam selesai, semua siswa masuk ke kelas. Terkecuali Andi dan Bayu. “Ini semua gara-gara lo sih, kan gue kena hukum juga” Ujar Bayu kesal ke Andi”. “Udah diem lo… Jangan berisik, entar gue hajar lo”. Andi marah dan ingin mukul Bayu.
Jam istirahat hampir tiba, semua siswa tak sabar menantikannya. Apalagi pelajarannya MTK (matematika) pasti bikin kepala pusing. “Sepuluh menit lagi istirahat, Bapak ingin keluar duluan karna ada urusan. Kalian tunggu aja di kelas. Nanti kalo udah lonceng bunyi kalian boleh istirahat, udah dulu ya… Assalamu’alaikum”. Terang Pak Budi selaku guru MTK lalu meninggalkan kelas 12 itu. “Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh” jawab semua siswa dengan semangat.
“Yes, akhirnya lega juga bisa istirahat. Kita ke kantin yuk sekarang, gue udah laper nih” Reza mengajak teman-temannya. “Ayooo” jawab beberapa temannya. “Eh eh… Tunggu dulu, apa kata Pak Budi tadi tunggu lonceng dulu kan baru istirahat” kata Agus sebagai ketua kelas. “Kamu tungguin aja tuh lonceng bunyi, kita-kita mau ke kantin duluan…” ledek Putri sambil keluar kelas bareng cewek-cewek lainnya. Cowok-cowoknya juga ke kantin karna ingin “makan” ialah masa ingin “mandi”.
Dani juga ingin ke kantin mengikuti teman-temannya, sebelumnya ia tengok arlojinya dulu. “Tujuh menit lagi istirahat nih” Dani melangkah dari tempat duduknya menuju kantin. Sedang masih ada siswa-siswi yang setia menunggu jam istirahat yang benar. Lima langkah lagi Dani berada di luar kelas. Dan terdengar suara ribut dan langkah kaki berlarian dari luar kelas, apa yang terjadi…
Ternyata banyak siswa-siswi kembali ke kelas itu dengan berlarian seperti dikejar setan atau hewan buas. Dani hampir ditabrak salah satu siswa. “Hey hati-hati kalo jalan itu” ucap Dani kepada Andi yang langsung duduk di kursinya. “A… a..ada kepsek mau ke sini. Balas Andi terbata-bata. Hampir semua siswa sudah di kelas, sisanya mungkin sembunyi atau bahkan kabur karna takut kepada Pak kepsek layaknya seorang jendral yang tegas dan disiplin.
“Siapa yang menyuruh kalian keluar ke kelas tanpa izin…!” Bentak Pak Kepsek, semua siswa tak ada yang berani menjawab. Semuanya membisu dan hanya mendengarkan ceramahan Pak kepsek itu. Bahkan hal itu berlangsung selama 15 menit. Semuanya hanya diam dan banyak yang menunduk karena takut.
“Ah Bapak ini lama banget ngomongnya, gak tau apa perutku keroncongan nih” ujar Reza, tapi cuma dalam hati. “Agus kemari, cepat katakan siapa saja yang keluar tadi?”. Pinta Pak Kepsek kepada ketua kelas itu. Karena takut mengatakan secara langsung, Ketua kelas pun menulis nama-nama pendosa tadi (maksudnya siswa yang keluar duluan tadi). “Ini Pak catatan nama-nama yanga keluar tadi”. Ucap sang ketua yang tampan (kayak penulis tampannya… Hehe)
Bapak Hadi yang tegas itu pun itu menerima catatan itu. Beliau siap mengumumkan nama-nama yang akan dihukum. Beliau menyebutkan: “R…, A…, P…, I…, E…, N…, A…, K…” (Sorry namanya disensor, cuma disebutin inisialnya)… Setelah pembacaan catatan hitam tersebut, beliau berkata lagi. “Ikut Bapak ke kantor sekarang…!”. Pak kepsek lalu keluar diikuti prajuritnya (maksudnya siswa-siswi tadi).
“Untung kamu gak sempat keluar juga, kalo keluar pasti apes deh…” Agus menghampiri Dani. “Iya, syukurlah… Hampir aja”. Ucap Dani lega. “Lain kali kayak kita-kita aja setia nunggu waktu yang pas istirahat, walau setia itu sulit hehe” tambah Jeri kepada Dani. “Iya”. Jawab Dani santai.
Pulang sekolah pun tiba, Dani merasa lelah dan berkeringat walau tidak kena hukuman seperti kawan-kawannya. Ia baru ingat hari ini adalah hari jum’at, jadi ia akan sholat berjamaah di masjid yakni sholat jum’at. Sebelum ke masjid ia mandi dulu, kalo gak mandi entar ada yang pingsan di masjid karna mencium baunya.
Selain itu, ia juga pakai minyak wangi agar lebih harum lagi. “Dek dek, gimana harum gak kakak sekarang…?”. Cakap Dani kepada adiknya. “Iya kak harum… Parfum apa kak?”. Tanya adiknya. “Bilang aja mau, ini parfum islami tanpa alkohol. Walau murah tapi halal”. Dani memberikan parfum itu kepada adiknya.
Akhirnya mereka berdua pergi ke masjid, dengan memakai baju koko warna putih dan celana hitam. Mereka memakai kendaraan ke Masjid, kalo jalan kaki capek bro… Sesampai di parkiran masjid Dani disapa Bayu dan temannya yang lain mengajak ngobrol dulu. Namun tak seperti biasanya ia hanya membalas sapa kemudian masuk ke dalam masjid diikuti adiknya.
“Dek, kalo di dalam masjid kamu jangan banyak bicara ya!”. Dani menasehati adiknya. “Iya kak, tadi Ibu juga ngomong kayak gitu” timpal adiknya ceria.
Mereka berdua mengikuti kegiatan itu seperti sholat sunnah, bersalam-salaman dan tidak asik mengobrol kayak teman-temannya di parkiran.
Setelah usai sholat jum’at, Dani makan bareng keluarganya. Kemudian ia mau tidur karena ngantuk, sebelum tidur ia baca doa dulu. Ia juga mengingat kejadian di sekolah tadi sambil baring. Sebelum terlelap, ia berkata: “Semoga dapet keberuntungan lagi kayak tadi hehe” “aamiin…” Jawab adik laki-lakinya yang lucu (kayak kamu hehe…) “Loh kok kamu bisa ada di kamar tiba-tiba” Dani keheranan melihat brother/akhy/adiknya
_Dan cerita pun selesai_
Ambilkan pelajaran yang bermanfaat di dalam cerpen itu, jangan dibaca doang… Apalagi mengambil hal yang buruk saja… Mohon maaf dan terimakasih.
Cerpen Karangan: Fulan Fulan adalah nama samaran