Sore itu Lita bernyanyi sambil menyirami bunga-bunga di depan halaman rumahnya. Ia terlihat begitu senang sore itu ya karena hari itu adalah hari Ulang tahunnya. Malamnya ia akan mendapat kejutan dari teman-temannya di sekolah, saat azan akan berkumandang gadis berusia 13 tahun, berambut hitam sebahu dengan wajahnya yang begitu manis dan cantik dari remaja lainnya dan dia juga dianggap teman-teman sekolahnya sebagai anak yang paling baik sekelas dan menjadi idaman para laki-laki sebayanya, ia adalah anak yang paling berani dan Lita sangat disayangi oleh teman-temannya, termasuk putra sangat sayang degan Lita dan ia selalu melindunginya dan ternyata Lita pun suka dengan Putra tapi ia masih menunggu Putra menembaknya jika Putra juga menyukai Lita.
Setelah ia mandi ia melaksanakan Shalat Magrib setelahnya ia pun berdandan dengan memakai Gaun merah dengan tataan rambut yang rapih dia memakai pita berwarna merah meron, dengan lipstik yang merah pekat berdandan layaknya seorang yang mau bertemu dengan gebetan, dia menggunakan sepatu tinggi berwarna merah meron, dengan mengecat kukunya dengan warna yang sama.
Setelah itu dia menelepon temannya yang bernama Arum Sahabatnya juga. ia mengobrol sekejap dan menanyakan perihal kejutan yang akan dilakukan temannya untuk dirinya “Rum gua mau nanya soal suprise yang mau dibikinin sama Aji, Ekal, Putra, Santi sama Tia buat gua” kataku pelan “hah? suprise buat apa Lit?” tanya Arum bingung “iiih kok lu lupa siih? gua kan hari ini ulang tahun, masa lo gak inget sih tega bangettt!!” kataku menjawab dengan nada kesal “yaaa… bukannya lupa sihhh gua sih Cuma bisa do’ain lo supaya panjang umur selalu dan Ngucapin Happy Birthday buat sahabat gua yang baik hati dan receh ini” kata Arum senang “iya, iya terus kenapa lo bingung gua nanya soal suprise mereka?” tanyaku lagi “nahh yaitu gua bingungnya mereka gak ngasih tau gua kalo mereka mau ngerayain ultah lo malam ini, maaf ya kalo misalkan iya gua gak bisa dateng soalnya gua lagi di rumah Oma gua“ ucap Arum sambil mematikan ponselnya. Entah apa yang membuat Arum mematikan teleponnya dengan Lita namun Lita tidak menghiraukannya dan ia langsung pergi ke Sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya.
Sesampainya ia disekolah ia tidak melihat siapapun disana ia hanya melihat gedung sekolah yang sepi dan gelap malam itu bahkan kini satpam yang biasa berjaga di sekolah pun sudah tidak ada di Posnya, namun Lita tidak menghiraukannya dan langsung masuk ke sekolah, saat ia sampai di kelasnya Lita pun membuka pintunya pelan-pelan tapi saat terbuka di kelasnya gelap sekali dan ia tidak melihat siapapun disana.
“iih kok gelap sihh Heyyy guyss jangan nakut-nakutin gini dong” ucap Lita “Burrrrr!!!!!” suara pernak-pernik yang keluar dari atap ternyata itu adalah Aji, ekal, Tia Santi dan Putra dan aku tidak melihat Arum lampu menyala namun ekspresi wajah teman-temannya sangat dingin tidak ada yang tersenyum dan berbicara sedikitpun Aji yang memegang kue nya hanya menyodorkan Kuenya kepada Lita untuk ditiup lalu santi yang memakaikan topi Ulang Tahunnya ke kepala Lita, ia hanya tersenyum dan lagi-lagi Lita tidak menghiraukan keanehan tersebut lalu Lita memakan kue nya dan berpesta malam itu walaupun teman-temannya hanya terdiam dan tidak melontarkan kata apapun dengan tatapan yang kosong.
Sampai jam 1 pun berlalu Lita hanya mengantuk dan tertidur di pangakuan Putra yang sedari tadi hanya menatap kosong Lita dan Lita hanya merasakan tubuh Putra yang amat dingin, lalu putra memberikan jeketnya kepaada Lita “aku menyukaimu Lita” ucap putra dengan pelan “aku juga suka denganmu, tapi malam ini aku mengantuk huahhh” jawab Lita sambil menguap.
Karna saking ngantuknya ia pun tertidur pulas. 3 jam ia telah tidur di sekolah namun saat ia bangun jam menunjukan pukul 03:30 dan ia tidak mendapati Teman-temannya di kelas, ia terbangun dengan kaget sekali karena sampah bekas pesta tadi sudah tidak ada dan bersih lampu juga terlihat sangat gelap namun Jaket yang diberikan Putra tadi masih ia kenakan, dan ternyata Lita berfikir teman-temannya meninggalkannya di sekolah yang amat gelap ini Lita pun membawa perasaan marah bercampur takut karena ruangan sekolahnya sangat gelap dan ia pun mengambil tasnya dan ponselnya untuk menerangi jalannya menuju gerbang sekolah dan ia melihat ada Pak Satpam sedang berjaga di luar, namun lagi lagi Lita mengabaikannya.
Sesampainya di rumah, Lita muntah-muntah dan mukanya pucat sekali, ia hendak memanggil ibunya namun karena orangtuanya masih belum pulang ia pun terpaksa untuk tetap diam di rumah walaupun kini dia sangat mual dan tidak enak badan.
Paginya tepat jam 10:00 kedua orangtuanya datang bersama Arum dan Arum mendatangi kamarku dan langsung memelukku erat sekali sambil menangis “hik hik huhuhu Litaaa.. hmmm hik hik” ucap Arum menangis “iiih lo apaan sih dateng-dateng nangis meluk gua ngapa lo mau menyesali yang telah terjadi, gakpapa gua gak masalah kok lo tadi malem gak dateng” ucap Lita menenangakan “apa? menyesali tadi malem gak dateng apa maksud lo gua tadi malem dateng kok ngelayat elo tuh yang gak dateng huahahhhaha hikk hik” jawab Arum semakin kencang saja ia menangis “iih maksud lo apa nya yang ngelayat apa maksud lo “ ucap Lita semakin bingung dan panik “sebenernya lo udah tau apa belom sih? Temen-temen kita meninggal di sekolah Jam 7 malem waktu dia mau ngerayain Ulang tahun lo di sekolah, mereka dibunuh Lit sama Teroris sekaligus Satpam penjaga sekolah Shift Malam, makanya tadi malem gua matiin telepon soalnya gua dikasih tau sama mamah gua Lit lo liat aja di Grup Sekolah” Ucap Arum menjelaskan
“enggak gak mungakin, gak mungakiiiin gakkk mungkin, lo pasti becanda kan mau takut-takutin gua? lo bohonga kan orang tadi malem gua ngerayaiin ulang tahun gua kok sama mereka” ucap Lita “apaan sih lo Halu ya? Mereka dibunuh jam 7 pas kita teleponan dan lo dateng jam 9 lo dateng sendiri ngebuka gerbang sendiri terus lu dateng ke kelas lo kaya orang gila ngomong sendiri lo joget-joget gak jelas di kelas sendirian lo ngerusak garis polisi terus lo kaya makan sesuatu dan gua gak tau lo makan apaan terus lo tidur di tempat meninggalnya Putra terus lo ngambil jaket putra yang disangakutin di paku sama Polisi Lit terus lo jadiin jaket Putra selimut dan lo ngambil topinya Santi dan lo malah tidur, dan sekarang buka Hp lo cekk” ucap Arum emosi ditambah tetesan air mata.
Lita pun kaget dan tak percaya melihat Handphonenya yang dipenuhi dengan kabar, ia melihat Grup yang dipenuhi dengan berita meninggalnya Putra dan teman-temannya yang lain meledek Lita yang sudah Gila, dan belasan kali telepon dari Arum dan kedua orangtuanya yang tak terjawab ditambah chat gurunya yang tak juga dia baca dan itu semua bertepatan pada pukul dimana ia sedang berada di kelasnya lalu ia melihat sendiri video rekaman Cctv yang ada di sekolahnya tentang tragedi pembunuhan teman-temannya yang hendak merayakan ulang tahunnya.
Ia melihat Santi yang berusaha keluar dan menolong Ekal yang hendak dibunuh oleh teroris itu dan usaha itu semua sia-sia akhirnya mereka semua mati dengan Pak Satpam yang juga dibunuh ditempat lalu polisi datang dan memebawa mayat teman-temannya ke keluarganya masing-masing.
Lalu ia melihat dirinya yang datang pada jam 9 dengan sendirian dan ia melihat dirinya seperti orang gila yang sedang berpesta dan ternyata ia memakan tikus bukanlah kue yang ia makan, dia melihat ia yang mengambil sendiri jaket Putra dan Topi milik santi di kelas, lalu ia tidur di tempat dimana posisi Putra meninggal, dan saat ia tidur tubuhnya melayang-layang seperti ada yang mengangakat tubuhnya.
Melihat semua rekaman Cctv yang ia lihat dari grup itu ia pun pingsan dan tak sadarkan diri selama 2 hari, ibunya sangat cemas dengan keadaan Lita, lalu Lita sadarkan diri dan langsung memeluk ibu dan ayahnya dan ia pun pergi ke kuburan teman-temannya.
Setelah ia pulang ia hanya termenung merindukan teman-temannya, “Lita aku mengerti perasaanmu aku tahu kamu itu merayakan ulang tahunmu bersama Putra, Aji, Ekal, Santi dan Tia di kelas. mereka memang teman kita Lita itu arwah mereka yang ingin melihatmu tersenyum di hari Ulang tahunmu meskipun mereka dan kita sudah berbeda alam” ucap Arum “apa maksudmu?” tanya Lita tidak mengerti “maksudku sebenarnya aku dan kau itu satu buyut Lita kita bersaudara kita keturunan Embah Asri yang memiliki kemampuan bisa melihat makhluk Ghaib Lita, dengan kemampuan itu teman-teman kita merayakan ulang tahunmu meskipun kamu memakan daging tikus dan kamu seperti orang gila dengan kasat mata kamu merayakannya sendirian menurut orang tapi aku bisa melihatnya kok” ucap Arum “jadii, gitu? lalu apa Putra benar-benar menembakku?” tanya Lita “yah dia menembakmu dia juga sempat curhat padaku bahwa di menyukaimu Lita,” ucap Arum
Lita hanya tersenyum mendengarnya lalu ia berpelukan dengan Lita dan ia pun mengambil jaket Milik putra lalu semenjak kejadian itu ia pindah rumah karena menghindari hinaan dan caci maki dari tetangganya dengan rumor bahwa Lita pembawa malapetaka karena teman-temanya menjadi korban hanya untuk merayakan ulang tahunnya Lita saja, ya memang itu semua benar, 2 minggu sebelum kejadian meninggalnya teman-teman Lita, Lita berjalan pulang dan saat di jalan ia tidak sengaja bertemu dengan seorang bapak yang meminta makan, Lita pun memberinya makanan kepada bapak itu dan bapak itu juga meminta air minum namun Lita tidak mempunyai air minum karena sudah habis tetapi bapak itu melihat bahwa Lita membawa Botol minum dan dikira bapak itu Lita membohonginya dan bapak itupun sakit hati lalu hendak balas dendam kepada Lita, dan benar saja ia melihat di koran bahwa Pembunuh Siswa di sekolahnya adalah Bapa-bapak yang ia lihat di jalan dan meminta makan.
Cerpen Karangan: Hanifah Nk Blog / Facebook: Kamila Nur Hanifah Nama: hanifah Nur Kamila Usia: 13 Tahun Sekolah: Smpi Nusantara Jenis Kelamin: perempuan Instagram: hanifahnur_kamiela