Tidak lama lagi adalah hari festival pertengahan musim gugur. Seluruh keluarga besarku mulai membicarakan soal kue bulan. Di keluargaku, kami menyebutnya tiong chiu pia atau yang lebih dikenal dengan nama gwee pia.
Festival pertengahan musim gugur dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan China. Dan kue bulan atau gwee pia ini akan menjadi hidangan wajib setiap masyarakat Tionghoa. Biasanya anggota keluarga yang terpisah jauh dengan keluarga, akan kembali berkumpul dengan keluarga besarnya, seperti keluarga kami.
Tradisi lain menyebutkan asal usul kue bulan ini berkaitan dengan Legenda seorang pemanah yang memanah 9 matahari dari 10 matahari yang ada. Pemanah tersebut dianggap berjasa karena telah menyelamatkan bumi dari kekeringan sehingga diangkat menjadi sang raja. Suatu hari sang raja tersebut diberikan obat mujarab yang bisa membuat dirinya naik ke langit dan menjadi seorang dewa. Obat tersebut diberi kepada sang permaisuri untuk disimpan. Salah seorang pegawai istana yang mengetahui hal tersebut kemudian berniat ingin mencurinya dari sang ratu saat raja tidak ada di tempat itu.
Karena sang ratu tidak bisa melawan, ia memilih untuk meminum obat mujarab yang diminta raja untuk disimpan dan kemudian sang ratu mulai terbang ke atas dan mendarat ke bulan. Raja yang mengetahui hal itu pun sangat bersedih dan kemudian ia membangun sebuah altar yang lengkap dengan berbagai persembahan untuk mengenang sang istri yang ia cintai. Dan inilah yang menyebabkan masyarakat kuno China atau Tionghoa mulai memberikan persembahan kepada dewi bulan, persembahan seperti kue bulan, dan beberapa buah seperti anggur.
Terlepas dari berbagai sejarah dan legenda, kue bulan di zaman sekarang memiliki berbagai rasa seperti manis, asin dan pedas. Sedangkan isinya ada kuning telur, tausa atau kacang hijau, isian 5 kernel (bijian) dan yang terakhir isi sayur dan buah. Kebayang gak tuh rasanya gimana?
Di saat itu bulan pun akan bersinar paling terang, sehingga legenda-legenda tentang bulan ini sering dikaitkan dengan perayaan ini. Yaitu kisah dewi bulan tadi. Festival ini sangat disukai anak-anak, mereka memiliki kesempatan untuk menggantung lampion-lampion mereka. Lentera tradisional yang terdiri dari lilin wax terbuat dari kertas dibentuk berbagai macam. Seiringnya waktu berjalan terdapat pula lentera dari plastik yang menggunakan baterai.
Papa dan Mama memiliki rencana untuk pergi ke pasar besok pagi. Mama bilang ia ingin membeli, 2 ekor bebek, buah pir atau li, dan 2 kilo kepiting. Mendengar itu aku dan kakak perempuan mulai kelaparan.
Dari dapur Bibi pertama dan Bibi kedua mulai memanggil semuanya untuk segera menikmati makan malam. “Wah, makan malam ini akan sangat bermakna dan kelihatannya sangat lezat” ucap kakak sepupu laki-laki memberikan pujian. Keluarga besar kami menikmati makanan malam ini.
Disaat jarum jam menunjukkan pukul 23.50 semua orang masih belum tidur. Mereka saling menceritakan kehidupan mereka yang sudah lama tidak berjumpa, kehangatan sangat terasa. Aku dan sepupuku membuat lentera dari kertas, kami membuat banyak sekali lentera kertas.
Tiba-tiba Kakek menghampiri cucu-cucunya, “kalian cepatlah tidur, jika tidak besok kalian akan mengantuk seharian!” pinta kakek sambil mengelus kepala cucu-cucunya.
Keesokan harinya pukul 07.00 semuanya makan-makan. Ada bebek panggang buatan nenek, mama dan papa. Ada kepiting tumis pedas buatan bibi, paman dan kakak sepupu. Ada kerang-kerangan, udang dan beberapa seafood yang dibuat oleh masing-masing.
Sore hari, jalan dipenuhi dengan pedagang kecil yang menjual kue bulan, manisan, topeng, pakaian, lentera dan pernak-pernik. Kami yaitu aku dan sepupuku membeli manisan, salah satunya adalah tanghulu.
Perjalanan kami cukup menyenangkan, ada beberapa opera. Para wanita menari menyerupai dewi bulan. Baik, sepertinya cukup sampai sini.
Cerpen Karangan: Angel Laurent
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 9 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com