Hari ini adalah hari dimana Agus menerima uang gajian kerja. Agus adalah seorang buruh pabrik plastik yang menerima gaji pada hari sabtu akhir bulan. Kurang 5 menit lagi batin Agus. Mewanti-wanti gaji adalah sebuah hal yang wajar bahkan kelewat wajar bagi semua orang. Siapa sih yang tidak mau diberi uang? apalagi hasil dari keringat sendiri.
“Pak Agus, nanti setelah menerima gaji kita semua mau makan-makan bersama di lesehan biru. Bapak ikut tidak?” Ucap salah satu teman kerja Agus yaitu Rudi “Oalah… tidak usah pak, setelah menerima gaji nanti saya mau langsung pulang” “Loalah… kita jarang sekali loh pak makan-makan bersama, apa iya bapak tidak mau ikut? Nggak asik nih si bapak” “Bukannya tidak mau cak, tapi istri saya bisa ngambek kalau saya pulang uangnya sudah berkurang” “Hahaha, suami takut istri ya pak. Ya sudah kalau begitu pak, saya duluan ya. Itu nama saya sudah dipanggil, udah nggak sabar nih mau nerima duit. Hahaha” “Hahaha, iya pak”
Seperti perkataannya tadi, setelah menerima gaji Agus langsung pulang. Bahkan, amplop gajinya belum dibuka sama sekali.
“Assalamualaikum, buk” “Alhamdulillah, pak mana gaji bapak bulan ini?” tanya Lilik, istri Agus “Kalau ada orang salam itu dijawab dulu to buk, baru masuk kok ya langsung tanya gaji” “Hehehe, waalaikumsalam pak” “Gajinya mana pak?” “Ini, belum bapak buka sama sekali. Buktinya itu amplopnya masih lengket” “Iya pak, ibuk percaya” “Kata bos tidak ada bonus, jadi gajinya tetap 4 juta”
Setelah menerima amplop, Lilik langsung membuka dan menghitung jumlahnya. Sudah kebiasaan sebagai besar istri walaupun sudah dibilang nilai jumlahnya dari awal tetap saja dihitung.
“Jumlahnya 4 juta pak” “Dari awal bapak kan sudah bilang buk” “Hehehe” Agus geleng-geleng kepala melihat kelakuanku istrinya. Heran, apakah semua istri di jagat raya memiliki sifat yang sama seperti istrinya?
“Tadi sudah ibuk siapkan makanan di meja makan lengkap sama kopinya pak” “Buk… buk… kalau pas tanggal gajian aja ibuk sregep” “Namanya juga perempuan pak, pasti ya mata duitan” “Terserah ibuk sajalah”
“1 juta setengah buat bayar listrik, keperluan rumah, sama air satu bulan kedepan. 1 juta lagi buat nyicil rumah. 1 juta lagi buat tabungan jaga-jaga. Sisanya… buat ibuk aja ya pak, ibuk mau beli baju baru” Ucap Lilik dengan semangat 45 nya “Terserah ibuk saja” “Alhamdulillah, terima kasih ya pak. Kalau begini ibuk kan jadi tambah cinta sama bapak” “Sama-sama, oh iya buk bapak boleh minta uangnya sedikit buat beli rokok sama sekalian bapak juga apa nggak dibelikan baju?” “Aduhh nggak bisa pak, kalau bapak juga beli baju baru uangnya nggak cukup” “Kalau rokok?” “ehmmm iya deh, tapi rokok yang di bawah 10 ribu aja ya pak” “Astaghfirullah buk.. buk.. kok ya perhitungan amat sama suami sendiri. Itu uangnya kan sisa banyak, beli baju doang nggak sampai 200 ribu pun dapat buk” “Masalahnya ibuk juga mau beli alat kosmetik sama bedak baru pak” Ucap Lilik sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal “Duh gusti…”
Cerpen Karangan: Aurelya Irna Candida Blog / Facebook: arlxyaa
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 16 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com