Pelajar kelas 9 tentu memikirkan mereka akan melanjutkan sekolah selanjutnya dimana, itu adalah hal wajar. Seperti aku saat ini, aku sedang bimbang antara ke SMA atau ke SMK. Sejujurnya aku ingin ke SMA, tetapi ibuku menyuruh pergi ke SMK saja. Bukannya apa, tapi aku lebih menyukai pelajaran biologi dan eksperimen. Aku tidak malu seumpama masuk SMK karena pada umumnya masyarakat masih saja menganggap SMK adalah tempat anak kurang mampu dan tidak pintar. Tapi masalahnya, jurusan yang ada di SMK sama sekali tidak ada yang menarik perhatianku. Ibuku menyuruhku melanjutkan studi SMK di jurusan akuntansi. Tapi percayalah, aku tidak minat sama sekali mengenai jurusan itu. Sedangkan jurusan yang kuinginkan adalah dimana aku bisa melakukan eksperimen dan penelitian terhadap makhluk hidup.
“Ra, nanti kamu mau ke SMA mana?” Tanya temanku, Najwa “Nggak tau Wa, aku masih bingung” “Loh, kenapa?” “Ibuk nyuruh aku pergi ke SMK padahal disana tidak ada jurusan yang membuatku berminat” “Loh, kamu mau ke SMK Ra? Sayang banget, padahal kamu mending ke SMA aja Ra. Kamu pinter banget loh” “Nggak tau lagi Wa, ayah memang mendukung ke SMA, tapi ibuku? Kekeuh pengin aku ke SMK. Melawan ibu juga nggak akan berkah kan wa? kalo seumpama aku belajar tanpa restu ibuku aku yakin juga nggak akan lancar” “Iya juga, tapi sayang banget banget banget loh Ra kalo kamu nggak ngelanjutin pendidikan ke SMA. Semangat deh, rayu ibumu Ra, aku bantuin deh” “Hehe, nggak usah repot-repot Wa, makasih ya” “Sama-sama”
Sepulang sekolah, aku menuju ke toko buku yang dekat dengan sekolah. Aku ingin membeli buku biologi kelas 11 SMA. Mengingat aku sudah memiliki buku biologi kelas 10 SMA. Ya memang aku masih kelas 9. Tapi seperti yang aku katakan, aku sangat suka biologi. Lagian, belajar nggak mengatur usia kan.
“Eh ada mbak Rara, cari buku apa mbak?” “Hehe, assalamualaikummm buk. Rara mau cari buku biologi kelas 11 SMA ada?” “Waalaikumsalam, ada dong. Sebentar ya mbak” “Iya bu”
Setelah membelinya, aku langsung menuju rumah. Ya mau kemana lagi emamg kalau tidak pulang ke rumah? “Assalamualaikum” “Waalaikumsalam, udah pulang Ra?” “Lah ini Rara udah di depan pintu bu, berarti ya Rara udah pulang” “Haha, iya ayo masuk. Jangan lupa cuci kaki dulu, ganti baju, terus makan siang” “Iya bu” Setelah melakukan urutan kegiatan sebelum makan, aku langsung melahap makanan di depanku. Enak sekali, masakan ibu memang tidak ada duanya.
“Bu, Rara mau ngomong” “Ngomong apa Ra? Ngomong aja, ibu lagi nyapu ruang tamu ini” “Ehmm Rara boleh masuk SMA aja nggak?” Seketika ibuku langsung menghentikan aktivitasnya. “Kenapa Ra? Bukannya ibu bilang lebih baik masuk SMK saja?” “Tapi bu… jurusan-jurusan di SMK nggak ada yang Rara minati” “Nggak ada gimana? Kamu kan sudah ibu beritahu ambil akuntansi saja” “Tapi Rara nggak minat akuntansi bu” “Nggak usah membantah Rara!” “Iya” Aku tersenyum kecut. Sudah tidak ada harapan.
Hari ini adalah hari dimana hasil ujian nasional diumumkan. Tentu aku juga sangat menantikan, karena ingin tahu aku ada di peringkat keberapa? “Ra, ayok ke papan pengumuman! Udah ditempel Ra!” Belum sempat menjawab, Najwa langsung menarik pergelangan tanganku. Saat sampai, aku langsung cengo, kenapa kerumunannya banyak sekali? Bagaimana bisa aku melihat hasil ujian kalau banyak sekali murid yang berdesak-desakan? “Astaga, banyak banget ini yang mau lihat Wa, mana sampek desek-desekan gitu. Kita lihat nanti aja yuk” “Kelamaan Ra” Aku menepuk jidatku saat melihat Najwa begitu ganas menerobos kerumuan. Setelah Najwa ditelan lautan manusia, aku mencari duduk di dekat papan pengumuman
“RARA!!!!” “Astaghfirullah” gendang telingaku berasa ingin robek saja mendengar teriakan melengking Najwa “Pelan-pelan kali Wa, telingaku masih sehat juga” “Raraa!! Yaampun! Kamu ada di ututan pertama Ra!! Kamu peringkat satu ujian nasional!!” Aku terkejut. “Beneran?” “Benerannn!!! Selamat ya Rara!!” “Alhamdulillah, makasih ya wa” “Sama-sama hehe”
“Kamu ada di urutan berapa Wa?” “Enggak masuk 3 besar Ra, aku di urutan ke 7 hehe” “Nggak heran sih” “Ihh Rara jahat banget” “Haha, canda” “Waahh Rara dapet peringkat satu nih, pasti gampang buat masuk SMA favorit” “Makasih Andi, tapi aku mau ke SMK” ucapku membalas ucapan Andi teman sekelasku “Loh, beneran Ra? Aku kira kamu mau masuk SMA” “Iya, beneran kok” “Sayang banget…” Aku membalasnya dengan senyum simpul
Hari ini adalah hari perpisahan murid kelas 9, dimana tentu aku menjadi salah satu bagian. Seperti perpisahan pada umumnya, peringkat 3 besar akan dipanggil ke panggung untuk menerima hadiah.
“Peringkat pertama, nilai danem tertinggi SMPN 1 Kusuma diraih oleh Rara wulaniya!” Semua memberi tepuk tangan saat aku maju ke depan dan menerima hadiah serta piala. Saat berada di depan aku melihat ibu tersenyum dan mengacungkan jempolnya untukku lalu kembali berbincang dengan salah satu guruku. Kelihatannya serius sekali. Entahlah, aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Setelah melakukan penutupan perpisahan, aku dan ibuku langsung kembali ke rumah. Sungguh, hari ini sangat melelahkan.
“Ra” “Iya bu? Ada apa?” Tanyaku ketika ibu tiba-tiba memanggilku “Kamu suka pelajaran apa?” “Ipa dong, Rara suka banget Ipa biologi, Rara juga suka ngelakuin eksperimen” jawabku dengan semangat 45 “Maafin ibu ya Ra” Aku melihat mata ibu mulai berkaca-kaca “Loh, ada apa bu?” “Ibu sudah memaksa kamu masuk SMK akuntansi, padahal kamu tidak berminat”
Aku merasa bahwa apakah ibu sadar dan mendaftarkanku ke SMA saja? Aku mulai berhalusinasi kata-kata ibu selanjutnya. “Iya bu, tidak apa-apa. Rara tau kok kalo ibu pengen Rara sukses, pasti tujuan ibu juga itu kan” “Kamu benar Ra, tadi gurumu menemui ibu dan bilang kalau kamu seharusnya berada di SMA” Sungguh, aku sangat berterimakasih kepada bu Ani yang sudah membuat ibuku setuju kalau aku masuk SMA.
“Tapi, ibu mau kamu masuk SMK Ra. Kamu memang pantas dan harus masuk SMA tapi ibu minta maaf karena ibu pengennya kamu masuk SMK” “Maksud ibu gimana?” “Ibu minta maaf sebesar-besarnya karna ibuk kekeuh pengen kamu ke SMK aja Ra” Aku tersenyum kecut, Tuhan apakah memang takdirku benar-benar di SMK? “Iya bu, nggak papa”
Cerpen Karangan: Aurelya Irna Candida Blog / Facebook: arlxyaa
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 22 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com