Hai, aku Dinda Puspasari anak perempuan pertama untuk ayah bundaku. Anak yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh mereka. Dan aku sangat senang bisa dilahirkan ke dunia ini dengan selamat. Aku juga memiliki adik cantik bernama Amelia Hasna, yang usianya berjarak 3 tahun dariku.
Saat duduk di bangku sekolah dasar aku menyukai olahraga bulutangkis dan meminta ayah untuk mengikuti latihan di gor dekat rumah. “Ayah aku mau latihan bulutangkis ya”, ajakku Ayah yang senang mendengarnya dengan cepat menyetujui keinginanku. “Iya kak, ayah yang antar ya”.
Setiap malam selasa, kamis, dan sabtu aku latihan disana dan diantar oleh ayah. Saat pertama kalinya aku mengikuti pertandingan bulutangkis yang diantar oleh ayah, bunda, dan amel. Di pertandingan ini aku kalah dan rasanya sedih sekali, tapi ayah dan bunda selalu memberikan dukungannya. “Kakak boleh sedih tapi jangan lama-lama, menang atau kalah itu udah bisa, yang penting kakak harus semangat lagi”.
Dukungan yang mereka berikan membuatku cepat bangkit dari rasa sedih, kegagalan demi kegagalan aku lewati dengan sabar. Sampai akhirnya aku memenangkan pertandingan untuk pertama kalinya dan disusul kemenangan lainnya.
Waktu terus berjalan dengan cepat dan usiaku genap 17 tahun, ya sekarang aku sudah kelas 12 SMA dimana tahun terakhir aku duduk di bangku sekolah. Dibingungkan oleh dua pilihan karena aku ingin lanjut ke kuliah tetapi ayah bunda menyarankan untuk daftar tentara dulu.
Aku memutuskan mengikuti saran ayah bunda yaitu mendaftar tentara. Dalam mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan ku melakukannya sendiri, karena ayah yang sibuk dengan pekerjaannya dan bunda sedang mengurus keperluan amel yang akan masuk SMA.
“Bunda, kaka mau bikin SKCK buat persyaratan. Temenin ya bun”, ajakku pada bunda. “Kakak sendiri aja ya, bunda lagi ribet sama adek nih”, jawab bunda. “Iya bun kakak sendiri aja kalau begitu”.
Sejak saat itu aku jadi terbiasa melakukannya sendiri, sampai waktu tes tiba. Aku yang berdomisili di Bogor, menaiki KRL menuju tempat tes di Jakarta. Ternyata bukan aku saja peserta yang menggunakan KRL, banyak peserta lainnya juga menggunakannya.
Terdapat lima tes yang harus dilewati untuk dapat menuju ke pusat. Tes pertama dan kedua aku dinyatakan lulus, tetapi pada tes yang ketiga aku gugur. “Ayah bunda, maaf ya sudah membuat kalian berharap padaku dan membuat kalian kecewa juga”, gumamku saat perjalanan pulang.
Satu tahun sudah aku habiskan untuk mendaftar tentara tetapi belum ada yang lolos sampai pendidikan. Tahun ini aku akan mendaftar kuliah di salah satu politeknik yang memiliki beasiswa. “Ayah, kakak mau daftar kuliah aja ya. Di politeknik ini ada beasiswanya yah”, bujuk ku pada ayah. “Boleh aja kak, terus gimana sama tes tentaranya?”, tanya ayah. “Coba tes yang ini dulu ya”, jawabku. “Ya sudah, semangat ya kak”, jawab ayah.
Akhirnya tes politeknik ini tiba, dengan persiapan yang cukup aku mengerjakannya dengan percaya diri. Pada tes akademik aku dinyatakan lulus, selanjutnya ada tes psikolog. Tes psikologi yang dikerjakan kurang lebih tiga jam. Dan akhirnya hasil menyatakan aku lulus untuk masuk politeknik ini.
Aku memberitahu ayah dan bunda “Ayah bunda, kakak lulus masuk politeknik”. “Alhamdulillah, selamat kakak”, jawab ayah dan bunda.
Aku yakin bahwa setiap kegagalan dalam hidup, pasti ada keberhasilan yang menanti di depan asalkan kita mau sabar untuk terus mencobanya.
Terima kasih ayah telah mengajarkan aku menjadi anak yang kuat dan mandiri. Terima kasih juga bunda telah membuat aku menjadi lebih sabar.
END
Cerpen Karangan: Sekar Mayang Nurhaliza Blog / Facebook: sekarmyng_ Mahasiswa Politeknik Ketenagakerjaan
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com