Aku tidak pernah menyangka ia akan hadir dalam hidpku, ia hadir tiba tiba, di waktu yang tak terduga, ahh aku tidak tau, ini hadiah dari tuhan atau malah musibah, namun aku tau tuhan mempunyai maksud tersendiri dari semua ini, tuhan pasti mempunyai alasan mengapa ia membiarkanmu jatuh di pelukanku, dari ribuan orang, akulah yang ia pilih untuk bisa menjagamu, merawatmu dan menyayangimu.
Kamu membawa kebahagiaan dan warna baru di hidupku, hidupku jauh lebih bahagia semenjak kau hadir, jika aku bisa, aku akan menjagamu seumur hidupku, menyayangimu dengan sepenuh hati dan memberimu kasih ibu yang tak terhinggga, aku juga bisa merasakan kasih sayangmu padaku, aku beruntung, untung saja malam itu aku memilih untk membawa dan menyelamatkanmu, anak kecil bernyawa namun terlihat sudah tidak berdaya.
Kamu duduk di pangkuanku saat ini, sambal bersenandung dan membelai rambutmu, aku ingat kejadian tahun lalu saat aku pertama kali menemukanmu.
“ilmaa, tolong ke pasar nak, bahan masakan untuk besok ada yang kurang” ucap ibuku yang sedang repot memasak untuk catering besok pagi. Ibu menyuruhku ke pasar untuk membeli bahan bahan yang masih kurang di dapur, padahal jam sudah menunjukan pukul 8 malam, memang sih ibuku bilang semakin larut malah semakin banyak bahan bahan di pasar yang baru datang, namun jarak antara pasar dan rumahku cukup jauh, apalagi haraus melewati gang yang sudah sepi dan dikelilingi pepohonan, tapi ibuku sangat butuh bahan itu untuk memasak, karna aku hawatir ibuku tidak keburu untuk mengejar target catering besok pagi aku segera bergegas mengeluarkan sepeda motorku untuk pergi ke pasar.
Hawa malam ini terasa sangat dingin karna habis hujan, aku lupa memakai jaket, hawa dingin ditambah jalan sendirian di gang yang sepi dan dikelilingi pepohonan yang rimbun membuat bulu kuduk ku berdiri dan terasa sangat merinding, aku tidak mau menaruh sugesti apapun dan tetap berfikir positif, aku tetap fokus mengendarai sepeda motor dengan pandangan lurus kedepan.
Sesampainya aku di pasar aku langsung membeli bahan yang ibuku butuhkan, sudah malam begini pasar masih saja ramai, banyak sayuran segar yang baru datang, jadi banyak orang berdesakan untuk memdapatkan sayuran sayuran segar itu. Setelah semua bahan terkumpul, aku langsung bergegas pergi meninggalkan kerumunan itu, aku memarkir motor di belakang para pedagang pasar, cukup jauh, harus melewati becekan genangan air hujan yang bercampur dengan tanah merah.
Baru saja aku mau pergi meninggalkan pasar, tiba tiba terdengar suara tanggisan bayi, dari semak semak rumput di belakang pasar, keadaannya sangat gelap, aku mengikuti sumber suara itu, dan menggunakan senter hpku, karena aku takut tergelincir jadi aku menyorot lampu senter ke arah bawah kakiku.
“brukkkk” tiba tiba kakiku menabrak sesuatu, kukira itu keresek yang berisi sampah pasar, namun setelah kulihat lebih jelas lagi itu ternyata keranjang bayi yang ditinggalkan oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab, masih berisikan bayi kecil, imut yang tiak berdaya, badannya sangat kurus dan lemah, aku tidak tega melihatnya tapi aku bingung dengan apa yang harus aku lakukan dengan bayi itu.
Aku melihat sekelilingku dan tidak ada satu pun orang yang bisa aku percaya untuk dititipkan bayi kecil yang malang ini, lalu aku segera mengambil keranjang bayi itu dan menaikannya ke motorku aku memegang keranjang itu dengan tangan kiriku, belanjaanku aku taruh di sangkutan motor bagian depan, memang agak sulit mengendarai motor dengan satu tangan namun aku mengemudi dengan sangat pelan sekali, memastikan keranjang bayi itu tetap aman.
Sesampainya di rumah, tidak ada satupun orang yang tidak kaget melihatku membawa seorang bayi, kebetulan saat itu rumahku sedang dipenuhi ibu ibu yang membantu ibuku memasak, mereka semua heran dan bertanya tanya. “itu bayi siapa?” “itu bayi siapa?”
Akupun menjelaskan kejadiannnya kepada mereka, sebagian orang menyuruhku menitipkannya ke panti asuhan atau yaysan. Namun hati kecilku menolak, aku sudah sangat menyayanginya sejak pertama kali menemukan bayi kecil ini. Namun usiaku masih sangat muda untuk merawat seorang bayi, aku harus fokus mengerjakan skripsi kuliahku, bagaimana bisa aku merawat seorang bayi?, tapi aku benar benar tidak rela jika bayi ini dititipkan di panti asuhan, aku ingin ia tinggal bersamaku dan menjadi bagian dari keluarga kecilku.
Aku anak satu satunya, aku sering merasa kesepian dan ingin sekali merasakan bagaimana rasanya jika mempunyai seorang adik, lalu ia datang, adik kecil itu di gendonganku sekarang, dan aku tidak akan mau melepaskannya jatuh ke gendongan orang lain.
Ibu dan bapakku mempunyai hati yang sangat baik sekali, ia mau merawat bayi kecil tidak berdaya itu dan menggangapnya seperti anak sendiri, ini benar benar keajaiban, aku tidak pernah menyangkanya, akhirnya sekarang aku memiliki seorang adik, walaupun bukan adik kadnungku, namun aku sangat menyayanginya.
Seiring berjalannya waktu aku pun sudah semakin dewasa dan ia pun semakin besar, selama ini aku selalu menemani perkembanggannya, aku yang merawat dia tumbuh menjadi anak yang sangat baik dan berparas cantik, bahkan aku selalu memprioritaskannya, ia memanggilku ibu, dan aku menerima panggilan itu dengan senang hati, karna sekarang aku sudah dewasa, sudah lulus kuliah dan aku sudah merasa pantas untuk dipanggil ibu.
Setiap sore ia selalu duduk di pangkuanku, aku memberinya cemilan sembari menyisir rambutnya yang panjang dan tebal, bersamanya aku merasa sangat bahagia, aku seperti terjebak di dunia yang tidak pernah ada sebelumnya saat aku menghabiskan waktu bersamanya, aku benar benar seperti memiliki dunia baru, sangat banyak hari hari menyenangkan yang sering kita lewati berdua
Cerpen Karangan: Novaliana Syawalika
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 21 November 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com