Tangis haru menyeruak memenuhi kediaman rumah john. Semua orang sangat sedih atas kepergian john. John adalah sosok laki-laki yang selalu berusaha untuk membuat orang-orang disekitarnya merasa bahagia. Sifatnya yang hangat membuat teman-temannya begitu nyaman berada didekatnya. Semua memang tau john hidup sendiri sehingga tidak ada satupun keluarganya yang datang. Tapi sudah cukup dengan hadirnya teman-teman john yang selalu menemani hari-hari john.
3 tahun yang lalu, john memutuskan untuk pergi dari rumahnya karena ia tidak ingin terjebak oleh kenangan-kenangan pahitnya. Orangtua john adalah orang yang sangat terobsesi memiliki seorang anak perempuan. Tapi pada kenyataannya kedua orangtuanya tidak bisa mendapatkan seorang anak perempuan yang sangat mereka impikan. Mereka malah dikaruniai seorang anak laki-laki yang mereka beri nama john. Ibu john mengalami kehamilan tua, sehingga dokter sudah memberi peringatan kepada orangtuanya bahwa sangat mustahil untuk hamil dan melahirkan kedua kalinya.
Mereka memang sangat menyayangi john. Tapi bukan sebagai seorang anak laki-laki, Melainkan anak perempuan. Mereka menganggap john sebagai anak perempuan mereka. Semua perlengkapan untuk john merupakan perlengkapan untuk anak perempuan. Bahkan semua baju john berwarna pink. Kamarnya pun didesain seperti kamar anak perempuan. Ada beberapa boneka, ada permainan rumah-rumahan barbie, bahkan ada satu frame yang didalamya berisi 5 ekor kupu-kupu yang sudah diawetkan. John dibesarkan seperti itu terus sampai ia memasuki sekolah pertamanya di SMA.
Seketika teman-teman john mulai menertawakannya dengan penampilan john yang menggunakan tas dan sepatu milik anak perempuan. Saat itu john benar-benar geram dan mulai meminta kepada orangtuanya agar memperlakukannya seperti layaknya anak laki-laki, Karena memang dia adalah anak laki-laki. Akhirnya orangtua john menuruti kemauan anaknya tersebut. Tapi hanya diluar rumah saja mereka memperlakukan john seperti anak laki-laki pada umumnya, saat kembali di dalam rumah, mereka tetap bersikap dan menganggap john sebagai anak perempuan mereka.
Saat john sudah beranjak dewasa ia diterima disebuah universitas ternama ditempat ia tinggal. Disana ia sangat senang dengan dunianya yang baru. Termasuk saat ia bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Hana. Hana adalah teman satu jurusan dengan john. Hana adalah seorang gadis yang sangat ceria. Keceriaanya membuat hari-hari john menjadi lebih bahagia dan lebih bersemangat. Sampai suatu ketika dimana Hana tiba-tiba datang ke rumah john tanpa memberi tau kepada john terlebih dahulu karena hana tau orangtua john sedang mengadakan perjalanan keluar kota. John sangat kaget dengan kedatangan hana tersebut. Alasan hana adalah dia melewati depan rumah john lalu ingin mampir sekalian.
Hana melihat-lihat sekeliling rumah john. Dia berkata bahwa dia senang dengan desain rumah john. John sangat khawatir dan ketakutan hana akan memasuki kamar john. Akhirnya john mengajak hana pergi ke halaman belakang rumah john yang dihias dengan kolam renang yang tampak terlihat sederhana. Saat sedang asyik berbincang tiba-tiba rintik hujan datang. Hana tidak ingin pergi dari tempat duduknya. Dia sangat menyukai hujan. John pun menemani disebelah hana.
Sampai pada akhirnya kehangatan itu tiba. Untuk pertama kalinya dihidup john, dia mencium bibir seorang gadis yang amat dia cintai. Hana pun sepertinya sangat merasa nyaman berada bersama john. Namun hujan semakin deras. Bahkan tidak terasa baju mereka sudah basah kuyup. Akhirnya mereka memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Kemudian john pergi untuk mengambilkan baju yang kering dan handuk untuk hana. Saat john pergi untuk mengambilkan baju dan handuk untuk hana, tiba-tiba dia mendengar hana berteriak memanggil namanya. John lagsung panik dan segera pergi menemui hana. Dan ternyata, hal yang sangat ditakutkan oleh john terjadi. Hana membuka pintu kamar john. Bahkan hana sudah melihat-lihat apa yang ada di dalam kamar john.
“katakan kepadaku john apa ini semua? Boneka di kamarmu, berpuluhan koleksi kupu-kupu yang sudah diawetkan, ranjang perempuan, tirai berwarna pink, dinding berwarna pink. Kau ini siapa? Katakan padaku john”. John hanya terdiam dan tangannya gemetar. Badannya terasa lemas. Tenggorokannya kering seketika. Ia bingung apa yang harus ia katakan dan ia perbuat.
Akhirnya hana dengan sangat marah menampar john kemudian pergi meninggalkan john dan keluar dari rumah john. John bersandar pada pintu, air matanya tiba-tiba menetes begitu saja. John berdiri kemudian mengacak-acak kamarnya. Ia marah terhadap takdir hidupnya yang memposisikannya berada di keluarga seperti itu. John berteriak sekencang-kencangnya. Rasanya dia ingin bunuh diri saja. Tapi john berfikir bahwa bunuh diri hanya akan membuatnya terlihat lemah.
Pada detik itu juga, john memutukan untuk pergi meninggalkan rumahnya beserta barang-barang peremuan miliknya. Ia ingin memulai kehidupannya yang baru. Ia pergi membawa beberapa pakaiannya dan ia juga membawa tabungan yang selama ini ia simpan untuk kebutuhan masa depannya. John ingin meninggalkan kenangan-kenangan pahitnya. Ia ingin terbebas dari semua jerat perilaku orangtuanya.
7 tahun kemudian, john berhasil menjadi seorang laki-laki yang sukses dalam karir maupun kehidupannya. John memiliki teman-teman yang selalu setia dengannya. Sampai suatu ketika john mengalami vonis penyakit kanker darah stadium 4. John menyadari bahwa usianya sudah diujung ajal. John memutuskan untuk menjadikan rumahnya menjadi panti asuhan saat ia sudah mati nantinya. John juga berpesan kepada temannya untuk membuatkan batu nisan yang berwarna hitam pekat tanpa memberikan nama atau tulisan apapun pada batu nisan tersebut. Tidak ada yang tau alasan john mengapa menginginkan batu nisan untuk pemakamannya nanti seperti itu.
Tepat 5 bulan setelah vonis dari dokter john menghembuskan nafas terakhirnya dengan damai dan sedikit tarikan senyum di bibirnya.
Cerpen Karangan: Jihan Anggrining Mulya Blog: ngopicay.blogspot.com
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 19 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com