Alisa gadis 20 tahun yang bekerja sebagai penjaga toko buku. Setiap jam delapan pagi Alisa membuka toko bukunya bersama Ayu dan Ali. Sudah dua tahun ia bekerja di “Book Store”. Ia sangat rajin dan telaten Merapikan buku-buku. Ia sangat suka membaca, itu alasan Ia bisa bertahan lama bekerja di Book Store.
Kringgg suara lonceng diatas pintu masuk berbunyi, tanda bahwa seseorang telah membuka pintu. Yahra pemilik Bookstore, membawa sekantong roti untuk karyawan-karyawannya. “ini roti untuk kalian, silahkan dimakan, kakak harus pergi mengantar Zahra sekolah” “Iya kak terimakasih” ucap para karyawan kecuali Alisa. Alisa mengejar Yahra yang baru saja keluar dari toko. Alisa menggenggam tangan, dan menunjuk-nunjuk kearah rumah Yahra. “Baiklah, ayo” ucap Yahra.
Tibalah Alisa di rumah yang sederhana namun terasa sangat nyaman. Alisa bertemu aliandra yang sedang duduk di teras sambil bermain ponsel. “Assalamu’alaikum” ucap Yahra “Waalaikumsalam” sahut Aliandra sambil melihat kearah sumber suara matanya langsung tertuju pada Alisa. Alisa tersenyum kearah Aliandra. “Ada apa ni pagi-pagi udah main ke rumah” tanya Aliandra yang langsung berdiri sambil tersenyum. “Yang pasti bukan untuk ketemu kamu iya kan ca” ucap Yahra sambil menarik tangan Alisa masuk kedalam rumahnya. Alisa mengangguk sambil tersenyum.
Caca adalah nama panggilan dari Alisa. Hari ini Alisa mengatarkan Zahra ke sekolah ditemani Aliandra. Aliandra adalah adik kandungnya Yahra. Aliandra selalu ikut mengantar Zahra ke sekolah bersama Alisa. Jarak dari rumah Zahra ke sekolah tidak jauh hanya ditempuh dengan jalan kaki.
“Kamu udah makan ca?” tanya Aliandra. Alisa menoleh kearah Aliandra sambil menggelengkan kepalanya. “Nanti setelah mengantar Zahra kita sarapan lontong sayur di depan situ ya” “Zahra enggak diajak om?” tanya zahra. “Zahra tadi kan udah sarapan, kalau banyak sarapan bisa sakit perut loh” sahut Aliandra. Zahra hanya memanyunkan bibirnya sambil menggenggam erat tangan Alisa.
“Nah sudah sampai belajar yang rajin ya” ucap Aliandra Zahra mencium punggung tangan Aliandra dan Alisa. Alisa memberikan jempol kepada Zahra sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
“Ehhh itu bukannya Alisa ya” “Eh mana-mana, yang sama Aliandra itu” “Iya yang bisu itu loh, kok mau ya Alindra dekat sama Alisa” “Benar juga ya bukannya si Alisa ada kembarannya ya” “Iya si Anisa, kok malah sama Alisa padahal kan Anisa enggak bisu terus dia juga kuliah kedokteran, kalau aku mending sama Anisa” “Iya deh ngerepotin aja sama yang tunawicara gitu” “Cantik dan manis sih cuma merepotkan saja nantinya.” “Lihat tu si Aliandra gantengnya enggak main-main, sayang banget kalau sama si Alisa”.
Alisa membeku di tempat mendengar ucapan ibu-ibu yang lewat mengantar anaknya sekolah. Alisa memang bisu namun ia tidak tuli. “Jangan didengar gak penting” ucap Aliandra sambil menutup telinganya. “Alisa tersenyum dan menutup telinganya. Aliandra tertawa dan mengajak Alisa untuk pulang.
“Kita singgah dulu di situ ya, sarapan biar kerjanya semangat” Alisa mengangguk sambil mengulas senyum di wajah kecilnya. Aliandra memesan dua porsi lontong sayur.
Setelah beberapa menit Lontong sayur nya datang. “Ini silahkan dimakan” ucap mang Koko penjual lontong sayur. Alisa tersenyum sambil mengangguk. Alisa senang bisa makan bersama Aliandra. Jujur saja di lubuk hati Alisa Aliandra adalah seorang pria yang ia kagumi, tapi Alisa sadar diri ia merasa tidak pantas untuk Aliandra yang sempurna ini. “Terimakasih mang”. ucap Aliandra.
Usai makan mereka jalan menuju toko yang kakaknya miliki dan juga sebagai tempat Alisa bekerja. Aliandra mengucap salam untuk pamit pulang. Dan dibalas Anggukan sambil tersenyum dari Alisa.
“Wihhh diantar mas Aliandra ya” goda Ayu. “Habis dari mana” tanya Ali Alisa tersenyum, ia menunjuk ke arah mamang Lontong sayur yang lewat. “Wihhhh asik asik asik” ucap Ali “Oleh-olehnya mana?” Tanya Ayu Alisa menggelengkan kepalanya dan menyatukan kedua telapak tangannya di bawah dagunya tanda meminta maaf. “Canda aja ca” ucap Ayu sambil tertawa.
Kringgg lonceng pintu masuk berbunyi, seorang pria tampan berseragam PNS masuk kedalam toko. “Assalamu’alaikum, cacanya ad?” tanya Ilham. Alisa langsung menoleh kearah sumber suara. Dilihatnya Ilham sedang menenteng sebuah tas yang berisikan rantang. Ilham menatap Alisa yang ekspresinya menandakan bahwa dia sedang bertanya. “Ca, ini untuk kamu, aku yang masak jangan lupa dimakan ya.” ucap ilham. Alisa tersenyum dan mengacungkan jari jempolnya. Ilham pamit pergi, Ilham adalah seorang PNS. Hampir setiap pagi ia mengunjungi toko buku untuk mengantarkan makanan Alisa.
“Ganteng banget, terus bisa masak lagi aduh ca, dia itu beneran suka sama kamu loh ca” ucap Ayu. “Wihhhh cake ca, enak banget” ucap Ayu “Bagi dong” Ali Alisa mengangguk sambil tersenyum. “Hayo ca, lontong sayur apa cake, ni” goda Ayu. Alisa menggelengkan kepalanya langsung mencomot cake dari tangan Ayu. Ayu hanya bisa mendengus kesal dengan kelakuan sahabatnya itu.
Sore tiba tepat pukul lima sore Alisa Ayu dan Ali bersiap-siap menutup toko. Usai menutup toko Ali pamit terlebih dahulu untuk mengantarkan uang hasil jualan buku hari ini. Alisa dan Ayu rumahnya searah jadi mereka pulang bersama. Alisa mengajak Ayu untuk mampir sebentar di rumah Ilham untuk mengantarkan rantang yang diberikan Ilham tadi pagi.
Sesampai di rumah Ilham Alisa mengetuk-ngetuk pintu rumah Ilham dan ucapan salam dari Ayu. Ceklekk, pintu rumah Ilham terbuka muncul wanita paruh baya yang tidak lain adalah ibunya Ilham. “Waalaikumsalam, ada apa ya” “Ini bu sari kita mau kembalikan rantang dari mas Ilham”. Ucap sari Alisa menyerahkan rantangnya sambil tersenyum. “Ooo, sekarang Ilhamnya belum pulang saya juga masih sibuk maaf tidak bisa melayani kalian jika ingin berkunjung” ucap bu sari dingin sambil menyambut rantang dari tangan Alisa. Alisa menunjukkan ekspresi bingung kepada Ayu. Ayu yang mengerti maksud Alisa langsung menjelaskan maksud kedatangan mereka berdua kepada bu sari. “Maap bu sudah mengganggu waktunya tapi kami hanya ingin mengantarkan rantang ini dan tidak ada maksud lain, kami permisi dulu bu, Assalamu’alaikum”. Ucap Ayu sambil menggandeng tangan Alisa untuk meninggalkan rumah Ilham. Alisa mengangguk-anggukan kepalanya tanda meminta maaf. Namun Bu Sari yang tidak mengerti maksud Alisa hanya menatapnya sinis. Ayu yang kesal mendapatkan perlakuan tidak enak dari Bu sari mengomel-ngomel sambil memegang tangan Alisa. Alisa hanya bisa diam mendengarkan omelan Ayu. Alisa sudah sampai didepan gerbang rumahnya sedangkan rumah Ayu di seberang rumah Alisa.
Alisa masuk ke dalam rumah, bersiap-siap untuk melaksanakan shalat magrib. Anisa mengintip kamar Alisa dilihatnya Alisa sedang menengadahkan kedua tangannya sambil menangis tanpa suara. Anisa menunggu Alisa di luar kamar sampai Alisa selesai dengan doa dan tangisnya.
Tok-tok, Anisa mengetuk kamar Alisa. Alisa yang baru saja melepaskan mukenanya melihat ke sumber suara, mengangguk sambil mengelap kasar wajahnya. Anisa melihat mata yang sembab habis menangis. Anisa hampir setiap malam mendatangi kamar Alisa untuk menceritakan hari-hari yang ia lalui. Sedangkan Alisa hanya bisa mendengar cerita dari kembarannya. Kadang muncul keinginannya untuk menceritakan hari-hari yang ia lalui tapi itu tidak bisa ia lakukan kepada Anisa. Tapi ia selalu ingat bahwa Allah selalu mendengar keluh kesah di dalam hatinya. Ia selalu menceritakan hari-harinya kepada Allah SWT seusai shalat.
Bu Aisyah memanggil kedua anaknya untuk makan malam bersama. Pak Arif sudah dari tadi menunggu. “Ayo-ayo kita makan bapak udah lapar ini nunggu kalian” ucap pak Arif. “Kalian ngapain sih ngurung berdua di kamar enggak bantuin ibunya masak” ucap Bu Aisyah. “Heheheh maaf bu kita lagi diskusi” ucap Anisa sambil tertawa. Alisa hanya tersenyum dan menyuapkan sesendok nasi kedalam mulutnya.
Usai makan Alisa mencuci piring bekas makannya, dan kembali ke kamarnya. Anisa langsung masuk ke dalam kamar Alisa sebelum Alisa menutup pintu kamarnya. Alisa menunjukan ekspresi bingung seolah bertanya ada apa. Anisa yang langsung mengerti maksud ekspresi Alisa. Ia menutup pintu dan menggandeng tangan Alisa. Anisa masih ingin berbincang dengan kembarannya itu.
“Kak si Aliandra itu ada pacar gak atau ada dekat dengan cewek gitu?” Tanya Anisa. “Aliandra kayanya enggak punya pacar, terus sekarang dia lagi dekat dengan aku, emang kenapa?” tulis Alisa di selembar kertas. “Wihhh kakak dekat dengan Aliandra, aku mau dong dikenalin” ucap Anisa “Boleh, kapan, kamunya aja yang selalu sibuk jarang di rumah.” tulis Alisa “Yah kan Anisa kuliah sibuk banget kuliah dokter, besok aja gimana” ucap Anisa sambil menunjukan ekspresi sedih. Alisa yang melihat ekspresi sedih Anisa mengiyakan permintaan Anisa dengan menganggukkan kepalanya. Alisa mendorong pelan tubuh Anisa keluar kamar karna ia sangat lelah hari ini. Anisa yang paham maksud kakaknya langsung masuk ke kamarnya.
Cerpen Karangan: Dvilia
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 17 Januari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com