“Permisi paket…” terdengar suara seorang kurir sedang mengirim pesanan online ke alamat yang dituju “Oh iya mas paket yah..?” jawab pembeli paket sambil keluar dari rumahnya “Iya bu ini paketnya apa betul nama pengirimnya?” Tanya kembali sang kurir “Oh iya betul mas” jawab sang pembeli sambil menerima paketnya “Silahkan ditanda tangan dulu bu” “okeh sudah saya tanda tangan, terima kasih ya mas…” “Okeh sama sama bu”
Seorang pemuda yang sedang mengantarkan pesanan ke alamat yang dituju itu, Dialah Udin, kerap dikenal sebagai kurir dan seorang siswa yang tekun dan rajin.
Udin adalah seorang pemuda yang gigih dan penuh ambisi. Untuk mewujudkan impiannya, Ia selalu berjuang dan bekerja keras tanpa menyerah. Dia adalah anak tertua di keluarga kecilnya, Ayahnya hanya seorang pedagang gorengan dan ibunya membantu ayahnya berdagang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Begitu juga Udin yang harus terjun ke dunia kerja disaat masa sekolahnya karena keadaan keluarganya. Ia harus bisa mencukupi kebutuhan hidupnya dan juga kedua adik adiknya untuk membantu mengurangi beban yang ditanggung keluarga kecilnya.
Suatu saat ketika Udin sudah pulang dari pekerjaannya, ibunya bertanya kepadanya bagaimana mengenai pembelajaran di sekolahnya. “Din, bagaimana sekolahmu, apakah terhambat oleh pekerjaanmu?” Tanya ibu. “Engga kok bu tenang saja, aku selalu belajar setiap pulang sekolah, aku juga sudah mengatur waktu di jam belajar maupun jam kerja. Jadi ibu ga usah kepikiran yaa” jawab Udin sambil menatap ibunya yang terlihat agak sedih. “Bukan begitu Din…, ibu tidak mau kamu terbebani dengan tanggung jawab keluarga, kamu kan juga masih sekolah dan seharusnya kamu juga harus lebih banyak belajar agar bisa menjadi orang yang sukses” ujar sang ibu lagi ke Udin. “Aku juga tidak mau melihat ibu dan ayah kesusahan, juga dengan kedua adik adikku. Ibu jangan terlalu mikirin ya…, cukup untuk selalu doakan saja yang terbaik untuk Udin ya bu”. “Udin pasti sukses bu, Udin ingin membuat ibu dan ayah bahagia”. Udin berkata untuk menenangkan hati ibunya.
Setiap hari Udin bekerja setelah sepulang sekolah, ia mengumpulkan uang untuk biaya hidupnya dan sisanya ia tabung untuk biaya kuliah nantinya setelah ia lulus dari SMA. Ia selalu mempelajari materi sekolah setelah sepulang dari kerjaannya sekitar jam 8 malam. Setiap hari aktvitas tersebut Ia lakukan dengan penuh semangat.
Diluar kegiatan sekolah, ia juga mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan termasuk pengetahuan di bidang teknologi. Ia sangat ingin menggeluti pengetahuan di bidang teknologi, karena ia berfikir bahwa perkembangan teknologi tidak akan ada habisnya.
Saat di sekolah ia membantu menjual dagangan orangtuanya kepada teman temannya. Udin juga anak yang begitu sosial, tidak heran ia disegani oleh teman teman di sekolahnya. Ia memiliki banyak teman yang selalu membantu dirinya disaat ia sedang mengalami kesulitan.
LULUS SEKOLAH Setelah sekian lama akhirnya Udin pun lulus dari sekolahnya. Ia melanjutkan sekolahnya ke Perguruan Tinggi. Orangtuanya pun turut senang mendengarnya. Sekarang ia membuka usaha kecil dengan membuka toko baju dari hasil tabungannya selama ia bekerja menjadi kurir. Banyak pelanggan yang mampir ke toko bajunya untuk membeli baju. Ia juga banyak mendapat pesanan online dari para pelanggan pelanggannya. Udin pun jadi semakin sibuk dengan pekerjaan dan kuliahnya. Namun ia tetap semangat dan mengatur semuanya dengan baik karena ia memiliki ambisi untuk sukses dan membahagiakan kedua orangtuanya.
Suatu saat toko Udin berjalan dengan lancar dan pesat, ia pun mendapatkan penghasilan yang lebih. Ia juga membuka beberapa cabang dari tokonya tersebut dan juga bekerja sama dengan beberapa teman temannya. Semakin hari usaha Udin semakin naik daun dan selalu berkembang dari toko ke toko. Dengan teman temannya, ia mendapati keuntungan yang besar.
KARIR UDIN Ia lulus kuliah dengan meraih predikat Cum Laude. Setelah itu ia melanjutkan karirnya dengan mendirikan sebuah perusahaan yang mencakup keuntungan yang lebih besar. Ia berbisnis dengan orang orang yang juga pandai dalam bidang kewirausahaan. Ia juga dipercaya oleh rekan rekan kerjanya karena sikap keteguhan dan kejujurannya. Tidak hanya itu, Udin juga pandai membuat kebijakan kebijakan strategi usaha untuk memasuki persaingan pasar.
Ia juga menciptakan Software dalam bidang teknologi bersama rekan kerjanya yang berfungsi memudahkan masyarakat untuk berbelanja atau bertransaksi online. Dan sudah bersaing di kancah internasional. Mengikuti perkembangannya, Ia selalu menciptakan hal hal baru yang akan meraih keuntungan.
Udin mendapat banyak lirikan dalam dunia bisnis internasional. Ia banyak bekerja sama dengan perusahaan perusahaan lain yang memiliki tujuan yang sama dengan perusahaannya.
Udin sekarang sudah menjadi orang yang sukses dan berguna bagi orang banyak. Udin berkata kepada orangtuanya untuk tidak berjualan gorengan lagi karena sudah waktunya mereka istirahat di usia yang sudah renta.
“Ayah, Ibu, sudah waktunya kalian tidak berjualan gorengan lagi karena Udin sudah punya penghasilan yang lebih untuk menghidupi keluarga kita” ujar Udin. “Ayah tahu kamu sudah punya penghasilan lebih, namun Ayah dan Ibu tidak ingin membebani kamu sekarang nak, kamu sudah berjuang sekuat tenaga sedari dulu. Maka nikmatilah hasil perjuanganmu yang sekarang” Jawab Ayah. Ibu melanjutkan perkataan Ayah “Betul apa kata ayahmu Nak, kami berdua selalu mendoakan yang terbaik untukmu”. “Aku sudah berjanji akan membahagiakan Ayah dan Ibu. Aku tidak akan sejauh ini tanpa doa kalian berdua” jawab Udin ke orang tuanya sambil tersenyum. Ayah dan Ibunya pun menangis haru mendengar perkataan Udin dan sambil memeluknya.
KELUARGA UDIN Setelah kehidupan pahit yang sudah dialami Udin beserta keluarganya sekarang ia bisa menikmati hidup yang lebih nyaman dari sebelumnya. Udin sudah tinggal bahagia bersama orang tua dan juga adik adiknya.
Setelah semua perjalanan yang Udin lalui untuk menuju sukses akhirnya Udin menikahi seorang wanita yang ia cintai. Yang dimana wanita itu adalah teman dekatnya sewaktu Udin duduk di bangku SMA. Wanita itu yang selalu menemani Udin untuk meraih suksesnya. Mulai dari berdagang dan membuka toko bersamanya ia selalu menemaninya. Udin pun mengadakan acara pernikahannya dengan meriah dengan datangnya banyak para tamu entah itu rekan kerja, rekan bisnis, teman teman sekolahnya, dan juga keluarga keluarganya.
“Selamat ya Udin atas pernikahanmu” ucap semua para tamu ke Udin dan istri “Iya terima kasih juga semuanya karena sudah datang ke acara pernikahanku” ucap kembali dari Udin
Usai pernikahannya, ayah Udin jatuh sakit dan dirawat dirumah sakit. Udin dan ibunya pun menjadi sedih karena sakitnya sang ayah. Ia dan ibunya menjaga ayahnya setiap hari di rumah sakit. Istrinya juga ikut merawatnya dengan membawakan makanan maupun buah buahan untuk ayahnya Udin
Suatu ketika saat nafas ayahnya Udin sudah mulai terengah engah. Udin dan keluarga pun menjadi panik. Lalu ibunya memanggil perawat perawat yang ada disana namun tak kunjung datang juga. Setelah itu Udin yang tengah duduk disamping ayahnya, ayahnya mulai berkata kepadanya untuk memberikan wasiat.
“Din, terima kasih ya atas semuanya, terima kasih untuk ketekunan dan kerja kerasmu. Sebetulnya kita (Ayah dan Ibunya) enggak minta apa apa kok dari kamu. Ayah cuma ingin kamu sukses dan bahagia yang berguna bagi orang banyak. Dan sekarang kamu sudah menggapainya” ucap sang ayah sambil terbatuk batuk. “Ayah ngomong apa sih, jangan banyak bicara yah sebentar lagi susternya kesini untuk menangani ayah” jawab Udin memotong ucapan ayahnya Lalu Ayahnya berkata lagi “Tapi ingat ya Din, kalau kamu sudah di atas janganlah sesekali kamu sombong. Tetaplah jadi Udin anak ayah yang ayah kenal. Dimata ayah kamu tetaplah Udin kecil yang ayah gendong gendong”. Terlintas di pikiran Udin mengingat memori memori yang sudah ia lalui bersama Ayahnya. “Sebentar lagi ayah, sebentar lagi mereka (para dokter/suster) kesini untuk menangani ayah” ucap Udin sambil menangis untuk menekankan ayahnya agar tidak berbicara yang aneh aneh. “Terima kasih Udin, Ayah bangga sama kamu, jaga dan sayangi ibumu ya din”. Kata kata terakhir dari sang ayah yang juga merupakan hembusan nafas terakhir dari ayahnya.
“Ayahhh” “Ayahh…” “Ayahhh…” Teriak Udin sambil menangis panik ayahnya sudah tidak bernafas.
Tak lama suster pun datang untuk menangani ayahnya Udin dan membawa Ayahnya Udin ke ruang ICU. Udin dan keluarga pun cemas dengan keadaan ayahnya, ia menunggu keputusan dari dokter di ruang tunggu ICU. Selang beberapa lama dokter keluar dari ruang ICU dan memberikan kabar mengenai ayahnya bahwa ayahnya sudah tiada. Semuanya menangis mendengarnya terutama untuk Udin dan Ibunya.
Setelah kepergian sang ayah Udin mengingat semua wasiat dari ayahnya untuk tidak sombong dan selalu menjaga, juga menyayangi ibunya. Ia selalu menjadi orang yang dermawan. Yang berguna bagi orang banyak.
5 TAHUN KEMUDIAN Di sebuah pantai yang dimana Udin pernah kesana bersama dengan ayah dan ibunya. Lalu terdengar keasikkan sebuah keluarga yang sedang bermain. “Ayah… Ayo kita buat istana pasir yang bagus” ucap seorang anak kecil “Ayah… Ayo kita main bola” ucap anak yang satunya lagi “LETS GO…!!!” seru ayahnya
Ternyata Udin sudah memiliki 2 anak kembar. Dia pergi ke pantai bersama ibu dan istrinya juga anak anaknya untuk mengingat masa masa kecilnya bersama ayahnya dulu di pantai tersebut. Mereka menikmati liburan dan berfoto bersama. Kemudian Udin mencetak foto tersebut lalu mengabadikannya.
TAMAT
Itulah akhir dari kisah Udin yang meraih suksesnya. Seorang anak penjual gorengan yang memiliki impian untuk sukses dan membahagiakan orang tuanya. Dari menjadi siswa anak sekolah dan juga kurir lalu membuka usahanya sendiri sampai mempunyai perusahaan perusahaan besar yang sudah bersaing dalam tingkat internasional.
Semua ia lalui dengan gigih dan penuh semangat. Ia tak pernah menyerah untuk menggapai suksesnya.
Cerpen Karangan: Muhammad Akmal Blog / Facebook: Akmal Baron
TUGAS CERPEN BAHASA INDONESIA Nama: Muhammad Akmal Kelas: XI MIPA 1 No. Absen: 24 Guru Pembimbing: Drs. Prasito, MM
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com