Kenan Ezra itulah nama lengkapnya. Dia terlahir dari keluarga yang sederhana. Di usianya yang menginjak 15 tahun ia sudah menjadi anak yatim, dia harus menjadi kepala keluarga dan menghidupi adiknya yang masih berada di sekolah dasar dan ibunya yang sudah tua mengindap penyakit jantung. Ditengah-tengah hidup anak seusia Kenan layaknya masih berada dibangku sekolah, Kenan memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah lagi. Ia harus berjuang diri untuk menghidupi keluarganya dengan cara berjalan kaki mencari botol-botol bekas dan petugas pencuci piring di warung bakso. Di tengah-tengah teriknya panas matahari Kenan dengan semangatnya harus bisa mendapatkan 2 karung botol bekas perhari, itupun hanya cukup untuk makan setengah hari dengan keluarganya. Di samping itu Ia juga harus membelikan obat-obatan untuk ibunya.
Kenan sehabis mencari botol bekas masih harus bekerja lagi menjadi Dish washer (petugas pencuci piring) di sebuah warung bakso. Meskipun ia harus bekerja mulai dari pagi sampai tengah malam ia tak lupa untuk tetap menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim. Kenan disetiap sepertiga malam selalu bangun untuk melakukan shalat malam dan tak lupa ia selalu mengadu kepada Tuhan seraya berdo’a “Ya Allah… berikanlah hambamu ini kesehatan, umur yang panjang, dan rizki yang lancar dan barokah dan berikanlah kami iman yang kuat untuk menghadapi semua cobaan ini. Aamiin”. Setelah fajar Kenan bersiap-siap untuk bekerja untuk mencari botol bekas, begitulah kehidupan Kenan sehari-hari.
Kenan memang anak yang rajin, menghormati orangtua, dan selalu taat dan berpegang teguh pada agama. Hari minggu pun Kenan tetap pergi bekerja, tetapi buat anak-anak sekolah hari minggu adalah hari libur, tetapi tidak untuk Kenan. Ibu memanggil Kenan “Nan… mau pergi kemana?” “Ini kan hari libur! Kenan mau pergi mencari botol bekas Bu….!” Ibu “apa ngga sebaiknya kamu libur dan istirahat nak”, “Ngga Bu…” Dengan bergegas Kenan mengambil karung dan menelusuri jalan untuk mencari botol bekas.
Saat perjalanan menuju ke rumah Kenan dihadang oleh beberapa preman kampung, Kenan yang sendirian takut untuk menghadapi preman-preman itu. Dengan gaya yang lugu Kenan mencoba untuk menyapa dan bertanya kepada mereka, “Halo Om… Kenapa ya, kok pada baris di tengah jalan, permisi Om saya mau lewat”, mendengar sapaan Kenan salah satu dari mereka maju selangkah sambil memegang pundak Kenan, “He bocah, serahkan uangmu! Kalau tidak akan aku habisi kau…!” “Jangan Om ini buat beli makanan buat ibu dan adikku Om…!” “udahlah banyak bicara kamu, mana uangnya!!!”
Dengan mudahnya mereka mengambil uang Kenan yang ada di kantong celana Kenan dan memukuli Kenan. Setelah itu Kenan Pingsan dan ditinggal sendirian ditengah-tengah jalan. Kenan terbangun dengan tetesan air hujan di siang hari itu, dengan bingungnya Kenan kesakitan dan mencari karung yang tergolek di pinggir jalan. Hujan yang semulanya gerimis dengan begitu cepatnya menjadi hujan yang sangat deras dan disertai petir yang menyambar-nyambar, kenan dengan kesal dan kecewa mengambil karung dan membawanya pulang.
Sesampai di rumah Kenan langsung melihat ibunya yang tertidur lelap, dan Ia pun juga ikut terlelap. Ditengah-tengah tidurnya ia sempat ngigau sampai membangunkan ibunya “Nan… bangun nak, ada apa? bangun nak” Kenan pun langsung bangun dan sambil bercerita di pelukan ibunya tentang kejadian tadi siang. Mendengar cerita Kenan, Ibu Kenan hanya bisa bicara “udahlah nak… mending kamu sekarang istirahat dulu tenangin dulu hati dan pikirannya, biar Tuhan yang membalas semua itu”.
Keesokan harinya Kenan bekerja seperti biasanya. Setelah selesai berkerja mencari botol bekas, Ia sangat merasa lelah dan akhirnya memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, Kenan mengetuk-ngetuk pintu dan tidak ada respon sama sekali. Setelah seorang tetangga yang memberitahu kepada Kenan kalau Ibunya masuk ke rumah sakit karena tiba-tiba pingsan. Mendengar kabar itu Kenan langsung menuju rumah sakit untuk melihat keadaan ibunya. Ternyata penyakit Ibunya kambuh lagi dan harus dirawat di ruang UGD, setelah itu seorang dokter mendekati Kenan dan menjelaskan semua tentang penyakit dan biaya perawatan Ibunya. Ternyata biayanya cukup mahal bagi Kenan. Tapi, Kenan menjelaskan keadaan yang dialaminya sekarang. Dengan belas kasihan Dokter memberikan keringanan tapi dengan syarat harus membawa surat keterangan dari Desa.
Seusai Kenan mengurus surat-suratnya Ia langsung bergegas kembali ke rumah sakit dan melihat ibunya, ternyata Ibunya sudah dibawa pulang bersama dengan adiknya. Dengan persaan gelisah Kenan pun langsung berlari dan tergesa-gesa untuk pulang ke rumah. Dengan nafas yang ngos-ngosan, Kenan telah disambut dengan bendera putih yang sudah menancap ditiang depan rumah yang bertuliskan lafadz Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Melihat bendera tersebut Kenan bergegas menuju kamar mencari ibu dan adiknya. Ternyata ibunya sudah dipakai pakaian kafan dan ditutupi dengan selembar jarik. Melihat itu Kenan langsung seketika merasa tubunhya lemas dan spontan langsung pingsan. Sesampai acara pemakaman selesai Kenan pun belum sadar. Warga pun berusaha untuk menyadarkan Kenan dan akhirnya Kenan siuman dan langsung mencari ibunya.
Setelah ditinggalkan Ibunya, Kenan sangat berubah drastis. Dia menjadi orang pendiam, murung, suka marah dan sering melamun. Kenan pun bingung dan sedih karena sudah ditinggalkan oleh kedua orangtuanya sekaligus, dan Dia juga harus menghidupi adiknya yang masih di sekolah dasar.
Suatu hari Kenan bermimpi bertemu dengan orangtuanya dan orangtuanya pun memberikan saran kepada Kenan supaya Kenan bangkit, semangat lagi dan mendidik adiknya yang masih kecil. Setelah kejadian tersebut Kenan langsung menjadi anak yang rajin, pandai dan bertanggung jawab atas semua biaya hidup buat adiknya yang masih sekolah.
Kenan pun memulai hari-harinya lagi dengan mencari botol bekas sambil berjualan koran keliling. Kenan pun mulai merasa capek karena setiap harinya ia harus melakukan 3 pekerjaan sekaligus.
Suatu hari Kenan harus berangkat bekerja bersama dengan adik karena tidak mungkin adiknya ditinggalkan sendirian di rumah. Saat bekerja Kenan tanpa menyadari bahwa adiknya sudah tidak mengikutinya. Dengan perasaan gelisah Kenan pun kembali untuk mencari adiknya. Saat Kenan mencari adiknya ia pun kaget melihat kerumunan warga, dan mencari-cari adiknya. Salah seorang warga yang berada di kerumunan tersebut mengenal Kenan dan segera menghampiri dan memberi tahu Kenan kalau adiknya tertabrak sebuah mobil dan sudah tidak bernyawa lagi. Mendengar itu Kenan langsung bergegas melihatnya dan ternyata benar itu adalah adiknya. Dengan perasaan sedih dan isak tangis yang begitu deras Kenan pun langsung memeluk adiknya sambil berkata, “kenapa semua ini harus menimpaku…!”
Cerpen Karangan: Fina Syafiqotul Umami Blog: finasyafiqotul.blogspot.com
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 24 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com