Hii, perkenalkan namaku tania. Seorang atlit pencak silat tanpa nama. Ini kejadian di tahun 2017 yang ga akan aku lupa, kisah tentang kesenangan sederhana dan tantangan yang dilalui gadis berusia 17 tahun kala itu. Akan kuceritakan awalnya..
Jadi aku adalah perwakilan sekolah untuk mengikuti ajang bela diri se-kota saat itu kebetulan hanya aku saja atlit perempuannya. Sebelum pertandingan dimulai kami para atlit terbiasa berlatih di berbagai tempat untuk mengasah kemampuan kami, saat itu aku tinggal dan bersekolah di kota tangerang selatan tentu saja nama kota tangerang menjadi tanggung jawabku juga untuk setidaknya bisa kubanggakan.
Pernah beberapa kali kami berlatih di kota bogor perbatasan, aku ingat betul tempatnya bernama pesantren al-inayah. Waaah, tabu sekali bukan bagi mereka para atlit santri laki-laki berlatih bersamaku yang seorang perempuan. Tapi olahraga tetaplah olahraga, tanpa melihat dan memandang gender kami beberapa kali berlatih bersama. Sangat menarik sekali setiap datang kesana rasanya menyenangkan, tapi ini baru awalnya. Aku sama sekali belum sadar ada laki-laki yang menarik perhatianku disana, kupikir ini hanya rasa kagumku saja. Namanya ludi, sebatas itu yang kutahu. Kami tidak pernah mengobrol bahkan sekedar menyapa pun sepertinya tidak. Ah, dia berbeda dia tidak tertarik untuk tau tentangku seperti temannya yang lain.
Lalu saatnya pun tiba kami mengadakan pertandingan di kota hujan atau yang banyak orang lain tau di bogor. Ternyata atlit di sekolahku dan pesantren yang biasa kukunjungi menjadi sangat dekat bahkan untuk sekedar berbagi tempat untuk kami beristirahat malam itu.
H-1 pertandingan dimulai kami bermalam di ruangan gor padjajaran, pelatih sekolahku dan pelatih disana sangat dekat, hingga akhirnya ada kesempatan antara aku dan ludi untuk duduk bersebelahan, dia menarik sekali sangat acuh pada sekitar. Saat itu aku sedang menggumam kecil karna sangat bosan dan lelah sekali karna pelatihan sejak tadi lalu ludi tiba-tiba pergi dari sebelahku untuk mengambil sesuatu dari dalam tasnya, aku pikir mungkin ia tidak nyaman dekat denganku lalu aku pun pergi sedikit menjauh darinya. Dan ternyata ludi memberikan buku sherlock holmes kepadaku dengan sangat tiba-tiba tanpa sepatah kata aku hanya diam saja sambil menerima buku itu. Keadaan kami menjadi canggung tanpa sepatah kata lalu ia pun pergi meninggalkanku seperti orang kebingungan dan kembali lagi sambil bilang “Katanya bosen kan?” eh ternyata dia dengar gumamanku hehe aku jawab saja sambil kikuk “Terimakasih ludi” tak lama dia kembali duduk di sampingku sambil bilang tentang apa buku itu. Lumayan, lumayan menarik untukku.
“Gue ga ngerti deh, rumit banget pembahasan isi bukunya” ucapku sambil ketawa kecil padanya Ludi langsung memotong pembicaraanku “Mau dengerin lagu ini ga?” sambil menyodorkan earphone yang ia gunakan satu telinga saja. Aku pun menerimanya dengan rasa senang, lagu yang kudengar cukup asing, tapi sangat bagus. Lirik yang kuingat saat itu adalah ‘so as long as I live I love u, will have and hold u, u look so beautiful in white’ “Liriknya sweet banget” ucapku pada ludi, ia hanya tersenyum saja mendengar ucapanku.
Malam ini panjang sekali dalam hati aku berucap, tak lama pelatihku menyuruhku untuk membeli air panas dan menyuruh ludi untuk menemaniku keluar. Aku tidak pakai sendal atau sepatu saat keluar, pun sama dengan ludi. Kami pun keluar di jam 11 malam. Hanya kami saja. Sulit sekali mencari air panas di malam hari pada kota ini, jadi kami hanya berjalan saja sambil sesekali menakuti satu sama lain. Senang sekali malam ini, indah sekali bersamamu pikirku dalam hati. Kami saling mengetahui satu sama lain dari malam yang singkat ini, aku tau nama lengkapnya ‘ludi dwi cahya’ nama pria yang membuatku penasaran, yang acuh tapi ternyata peduli padaku.
Malam itu pun berlalu, kami kembali menjadi masing-masing seperti sebelumnya. Pertandingan pun usai, kami berpisah dan tak ada pertemuan kembali setelah itu. Aku dan ludi sama-sama kelas 12 sma jadi itu adalah pertandingan terakhir kami.
Hai ludi, aku rindu. Kita sama-sama sudah lulus, aku kira kamu pun sudah pulang di ke rumahmu dan tidak mondok lagi di sana bukan? Malam itu aku ingat, suatu saat kamu akan mengunjungiku atau aku yang akan bertemu denganmu setelah pertandingan usai ini. Tak ada saat itu ternyata hahaha aku sangat polos untuk tidak mau mengetahui nomor teleponmu, bahkan kamu tidak punya sosial media sama sekali. Kupikir, saat ini cerita kita usai di malam itu dengan nama lengkapmu yang terakhir aku tau.
Cerpen Karangan: Tania Blog / Facebook: taniaa Tania, pegawai bank bumn yang sudah berusia 22 Th saat ini.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 25 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com